Konten dari Pengguna

Resiliensi Akademik: Menghadapi Stress Akademik pada Mahasiswa dengan Mindful

Adinda Srikandhi Pujasaputra
Mahasiswa S1 Psikologi Universitas Brawijaya tahun 2022
5 Desember 2024 12:38 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adinda Srikandhi Pujasaputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.pexels.com/
zoom-in-whitePerbesar
https://www.pexels.com/
ADVERTISEMENT
Setiap jenjang pendidikan, khususnya di Indonesia memiliki beban dan tuntutan akademik masing-masing yang seringkali menimbulkan stress dan berujung menjadi sebuah masalah. Bagi mahasiswa, stress akademik merupakan hal yang seringkali terjadi dan telah menjadi masalah harian akibat beragam tuntutan tugas akademik. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa prevalensi mahasiswa yang mengalami stress di Indonesia adalah sebesar 36.7-71.6% (Ambrawati et al, 2019). Stress akademik merupakan sebuah respons terhadap tuntutan universitas yang menimbulkan tekanan dan ketidaknyamanan, rasa tegang serta tingkah laku yang mengalami perubahan dari mahasiswa dan/atau peserta didik (Filtri, 2017; H. Lubis et al., 2021). Stres akademik juga dapat dipahami sebagai kondisi ketika persepsi subjektif mahasiswa terhadap situasi serta tuntutan akademik yang mengakibatkan adanya tekanan dan menimbulkan respons negatif. Respons terhadap tuntutan akademik ini dapat dirasakan pada mahasiswa secara fisik, perilaku, pikiran, maupun emosi. Kondisi ini berdampak terhadap hasil pencapaian akademik mahasiswa (H. Lubis et al., 2021; Shaunessy-Dedrick et al., 2015).
ADVERTISEMENT
Stress akademik tentu sangat mengganggu produktivitas mahasiswa, mulai dari munculnya demotivasi, kecemasan akademik, rasa tertekan, sulit fokus, prokrastinasi, hingga depresi. Salah satu cara mengatasi kondisi tersebut adalah dengan meningkatkan resiliensi akademik melalui praktik mindfulness. Mindfulness merupakan sebuah tindakan memusatkan atensi secara disengaja dan spesifik tanpa melakukan pemaknaan, penilaian, dan/atau penghakiman tertentu atas kesadaran akan momen saat ini. Berbagai penelitian telah dilakukan guna membuktikan efektivitas praktik mindfulness terhadap resiliensi, stress akademik, dan performa akademik.
Mindfulness tidak berkorelasi langsung dengan kesuksesan performa akademik, namun berkorelasi positif dengan resiliensi akademik. Mindfulness juga berkorelasi positif dengan wilayah neural yang berasosiasi dengan peningkatan atensi dan mengurangi aktivitas mode jaringan default otak yang berkaitan dengan pikiran mengembara (mind wandering) sehingga individu terbiasa menciptakan atensi hanya pada stimulus yang relevan (eksekusi stimulus). Mindfulness mampu mengurangi stress yang mana merupakan salah satu penyebab kendala performa akademik. Hal tersebut telah dibuktikan secara neurosains bahwa bagian otak yang berkaitan dengan proses emosional, yaitu amigdala menjadi lebih tidak reaktif dan mengecil sehingga mindfulness membantu individu menyadari emosi dan stimulus yang ada tanpa melakukan penghakiman. Dalam suatu studi yang membandingkan antara meditator dan non-meditator terhadap paparan stimulus gambar emosional menunjukkan bahwa non-meditator memunculkan proses regulasi emosi yang lebih aktif, sementara meditator lebih mengalami reduksi emosional (emotional attenuation) dengan melalui pengalaman proses emosional yang mindful, tanpa adanya paparan dari pikiran internal atau penilaian, pemaknaan, dan/atau penghakiman terhadap emosi yang dirasakan tersebut.
ADVERTISEMENT
Secara formal, praktik mindfulness telah ada dan populer sejak tahun 1990-an. Awalnya praktik ini bergerak di bidang kesehatan. Jon Kabat-Zinn pada saat itu mengembangkan salah satu pendekatan dalam praktik mindfulness di University of Massachusetts Medical Center, berupa program relaksasi dan reduksi stres yang kemudian terstandardisasi dan diketahui sebagai Mindfulness Based Stress Reduction (MBSR). Pendekatan ini terbukti efektif dalam mengurangi stress dan kecemasan akademik, serta meningkatkan resiliensi akademik pada mahasiswa di luar variabel demografi, seperti sosial-ekonomi. MBSR merupakan Mindfulness Based Program (MBP) yang berguna untuk mereduksi stress dan meningkatkan atensi terhadap stimulus relevan dalam bentuk kegiatan meditasi.
Praktik MBSR dilakukan dalam jangka waktu delapan minggu dengan setiap sesi latihan meditasi per harinya berlangsung selama 45 menit. Program meditasi mindfulness formal terdiri dari beberapa sesi berisi latihan pernapasan, meditasi body scan, hatha yoga, meditasi duduk dan berjalan. Dalam sesi latihan, program biasanya dilakukan dalam cakupan kelompok dengan program meditasi formal dan informal. Namun, meditasi ini juga dapat dilakukan secara mandiri dengan panduan dan media tape dari Stress Clinic sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1. Lakukan latihan memerhatikan napas selama tiga menit.
2. Minggu pertama dan kedua: meditasi body scanning dan kesadaran per momen dalam keseharian
Meditasi ini dilakukan dalam posisi berbaring dan terlentang, dengan mata tertutup dan menggunakan pernapasan sebagai panduan dalam merasakan serta menyadari sensasi tubuh secara perlahan dari pangkal kepala hingga ujung kaki. Fokus utamanya adalah menjaga agar tidak tertidur karena dalam sesi ini, badan akan menjadi sangat rileks.
3. Minggu ketiga dan keempat: hatha yoga dan menyadari satu momen yang menenangkan per hari
Melakukan latihan reguler yang mencakup peregangan dan penguatan tubuh. Alternatif lain dari yoga adalah berjalan, berenang, dan lainnya.
4. Minggu kelima dan keenam: meditasi duduk
Duduk dalam waktu lebih lama seiring dengan memfokuskan pada pernapasan atau perlahan memperluas kesadaran dengan melibatkan objek lain, seperti sensasi tubuh, suara sekitar, pikiran dan perasaan, atau tidak melibatkan objek apapun sama sekali.
ADVERTISEMENT
5. Minggu ketujuh dan kedelapan: kombinasi teknik
Melakukan kombinasi seluruh sesi sebelumnya. Pada sesi terakhir, individu akan merasa familiar dengan ketiga teknik sebelumnya sehingga mampu memutuskan penggunaan teknik dan menyadari keuntungan dari program
Praktik mindfulness membutuhkan pendampingan oleh profesional, seperti ahli bidang konseling klinis dan terapis. Praktik meditasi mindfulness mengajarkan untuk membangun kesadaran penuh terhadap tubuh, pikiran, dan stimulus sekitar tanpa melakukan penghakiman. Manusia terlalu terbiasa merasa bahwa tidak melakukan apa-apa adalah sebuah masalah, juga mengedepankan seluruh tuntutan yang ada tanpa ‘mendengarkan’ tubuh. Mindfulness memberikan ruang bagi kita dan pikiran kita, serta mengistirahatkan tubuh yang dipaksa untuk terus melakukan aktivitas, yang secara sejalan hal ini juga meningkatkan kemampuan kita dalam menyadari emosi, membangun atensi yang relevan, dan berfokus pada momen saat ini. Hal tersebut menunjang adanya resiliensi akademik guna mengatasi stress akademik.
ADVERTISEMENT
REFERENSI
Alomari, H. (2023). Mindfulness and its relationship to academic achievement among university students. Frontiers in Education, 8. https://doi.org/10.3389/feduc.2023.1179584
Bayantari, N. M., Indonesiani, S. H., & Apsari, P. I. (2022). Regulasi Diri Dalam Belajar Dan Hubungannya Dengan stres Akademik Pada Mahasiswa tingkat pertama Fakultas Kedokteran. Jurnal Imiah Pendidikan Dan Pembelajaran, 6(3), 609–618. https://doi.org/10.23887/jipp.v6i3.51175
Deshmukh, K., Dighe, A., & Raje, H. (2023). Impact of mindfulness-based programs on reducing stress and enhancing academic performance in college students. The Scientific Temper, 14(04), 1456–1464. https://doi.org/10.58414/scientifictemper.2023.14.4.59
Falk, E. B. (2014). Mindfulness and the Neuroscience of Influence. In The Wiley Blackwell Handbook of mindfulness: Volume I (Vol. I, Ser. ISBN 978-1-118-29487-1 (cloth), pp. 387–399). essay, John Wiley & Sons, Ltd.
ADVERTISEMENT
Gallego, J., Aguilar-Parra, J. M., Cangas, A. J., Langer, Á. I., & Mañas, I. (2014). Effect of a mindfulness program on stress, anxiety and depression in university students. The Spanish Journal of Psychology, 17. https://doi.org/10.1017/sjp.2014.102
Kabat-Zinn, J. (1990). Getting Started in the Practice. In FULL CATASTROPHE LIVING: Using the Wisdom of Your Body and Mind to Face Stress, Pain, and Illness (FIFTEENTH ANNIVERSARY EDITION, Ser. ISBN 0-385-30312-2, pp. 140–146). essay, Bantam Dell.
Khadijah, S., Dhanty, K. F., Sambas, R. A., & Salianto, S. (n.d.). Gambaran Tingkat stress Akademik Mahasiswa Yang Bekerja Paruh Waktu di Universitas X. Jurnal Kesehatan Tambusai. https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jkt/article/view/27834
Kim, B.-S., Shah, B., He, T., & Kim, K.-I. (2022). A survey on analytical models for Dynamic Resource Management in wireless body area networks. Ad Hoc Networks, 135, 102936. https://doi.org/10.1016/j.adhoc.2022.102936
ADVERTISEMENT
McBride, E. E., & Greeson, J. M. (2021). Mindfulness, cognitive functioning, and academic achievement in college students:the mediating role of stress. Current Psychology, 42(13), 10924–10934. https://doi.org/10.1007/s12144-021-02340-z
Parsons, D., Gardner, P., Parry, S., & Smart, S. (2021). Mindfulness-based approaches for managing stress, anxiety and depression for health students in tertiary education: A scoping review. Mindfulness, 13(1), 1–16. https://doi.org/10.1007/s12671-021-01740-3
Sarah, S., Sari, K., Iskandar, & Amna, Z. (2024). The relationship between mindfulness and academic resilience in students of Syiah Kuala University, Indonesia: Cross-sectional study. Journal of Community Mental Health and Public Policy, 6(2), 134–145. https://doi.org/10.51602/cmhp.v6i2.151