Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Asap Rokok dalam Paru-paru Kabupaten Kuningan
8 September 2023 20:32 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Adit Kholiq tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Rokok sudah merupakan bagian dari kehidupan masyarakat kuningan. Benarkah begitu? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita berbicara dimulai dari apa itu rokok? Menurut PP. RI. No. 109 (2012), rokok adalah produk tembakau yang penggunaannya dengan cara dibakar dan dihisap asapnya dan atau dihirup asapnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotinia rustica, dan spesies lainnya atau sintesisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.
ADVERTISEMENT
Dalam penghitungan Badan Pusat Statistik (BPS), rokok termasuk ke dalam komoditas non-makanan, bersama komoditas lainnya seperti padi-padian, daging ikan telur, dan lain sebagainya.
Namun, terdapat sesuatu yang menarik dari pola konsumsi masyarakat kabupaten Kuningan. Jika dilihat dari data BPS tahun 2022, di mana, pengeluaran untuk rokok merupakan penyumbang kedua terbesar rata-rata pengeluaran masyarakat pada kelompok makanan, yaitu sebesar 92.224 rupiah perbulan.
Angka tersebut bahkan lebih tinggi daripada pengeluaran perkapira untuk kelompok padi-padian yaitu sebesar 62.773 rupiah, yang notabene nya padi merupakan tanaman dari sumber makanan pokok masyarakat kabupaten Kuningan yaitu nasi.
Grafik Rata-rata Pengeluaran Perkapita Kelompok Makanan
Hal tersebut menunjukan bahwa masyarakat kabupaten Kuningan secara rata-rata perbulannya lebih banyak membeli rokok dibandingkan untuk membeli bahan makanan pokok seperti beras, sayur-sayuran, daging, telur, susu, ikan dan bahan makanan pokok lainnya. Dan mirisnya lagi, pengeluaran kelompok makanan didominasi oleh pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi.
ADVERTISEMENT
Jika dilihat dari sudut pandang kesehatan, perilaku merokok memiliki banyak dampak negatif bagi tubuh. Penyakit yang diakibatkan oleh rokok, seperti: kanker faring, mulut, paru-paru, prostat, pneumonia, gangguan kehamilan dan janin, penyakit jantung koroner, dan lainnya (Maya, 2012).
Namun, jika dilihat dari sudut pandang ekonomi, rokok dapat memberikan kontribusi tersendiri terhadap pendapatan negara jika ditinjau ulang, yaitu dari sifat konsumtif para pecandu rokok sehingga berkembang menjadi lebih akut seiring dengan tingkat konsumsi perokok (Aula, 2010).
Walaupun begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa perilaku merokok sudah melekat dengan masyarakat kabupaten Kuningan. Terlepas dari usia, jenis kelamin, pekerjaan, maupun status sosial yang dimiliki seseorang. Rokok sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan, seperti halnya sayur tanpa garam, membeli rokok sudah menjadi bagian dari belanja harian masyarakat Kuningan.
Dari ulasan singkat di atas, terdengar tidak mungkin untuk mengubah kebiasaan merokok masyarakat. Namun begitu, berikut ini merupakan saran kebijakan untuk Pemerintah Daerah (Pemda) terkait pola konsumsi masyarakat yang cukup tinggi dalam hal pengeluaran untuk rokok, agar nantinya masyarakat bisa lebih peduli terhadap pengeluaran konsumsi lainnya yang lebih dibutuhkan tubuh.
ADVERTISEMENT
1. Pendidikan Kesehatan di Sekolah
Pendidikan kesehatan di sekolah merupakan langkah proaktif untuk mengubah perilaku masyarakat dalam jangka panjang. Pemda dapat:
2. Pembatasan Akses Terhadap Produk Tembakau
Pembatasan akses terhadap produk tembakau bertujuan untuk mengurangi ketersediaan dan aksesibilitas rokok kepada populasi yang rentan, terutama remaja. Ini dapat mencakup:
ADVERTISEMENT
3. Dukungan untuk Berhenti Merokok
Dukungan untuk berhenti merokok adalah langkah yang penting dalam upaya mengurangi pola konsumsi masyarakat terkait rokok. Tujuannya adalah membantu individu yang ingin berhenti merokok dengan menyediakan sumber daya dan dukungan yang diperlukan. Langkah-langkah konkret yang dapat diambil termasuk:
ADVERTISEMENT
Pemerintah mungkin saja tidak dapat sepenuhnya membuat masyarakat menjadi berhenti untuk merokok. Tapi setidaknya pemerintah daerah mampu mengarahkan masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatannya dengan cara mengurangi pengeluaran kelompok makanan untuk rokok.
ADVERTISEMENT