Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Prasasti Congapan: Wujud Peninggalan Era Klasik Pra-Majapahit di Jember
29 Maret 2022 21:01 WIB
Tulisan dari Aditya Fernanda Eliyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jember merupakan sebuah kabupaten di bagian timur dari Provinsi Jawa Timur, kabupaten ini memiliki luas kurang lebih sekitar 3.293 km2. Kabupaten Jember mempunyai 31 kecamatan di dalam wilayahnya. Batas wilayah di sebelah utara terdapat Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Probolinggo, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lumajang, di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, dan di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Banyuwangi.
ADVERTISEMENT
Di Kabupaten Jember telah banyak diketemukan peninggalan-peninggalan dari masa lampau, mulai dari zaman prasejarah sampai dengan masa klasik. Peninggalan dari masa prasejarah di Jember ini berasal dari zaman Paleolitikum, Mesolitikum, dan Neolitikum. Sedangkan peninggalan-peninggalan dari masa klasik sendiri yang paling tua ditemukan adalah Prasasti Batu Gong yang berada di kecamatan Rambipuji yang berasal dari abad ke-7 sampai 8 Masehi, lalu yang tertua kedua adalah Prasasti Congapan yang berada di kecamatan Sumberbaru. Dalam penelitian ini sendiri, peneliti akan mendalami mengenai Prasasti Congapan yang ada di kecamatan Sumberbaru.
Prasasti Congapan terletak di Dusun Congapan, Desa Karangbayat, Kecamatan Sumberbaru, Kabupaten Jember. Jaraknya sekitar 50 Kilometer ke arah barat dari pusat Kota Jember. Memiliki tinggi 128 cm, panjang 280 cm, dan lebar sekitar 268 cm. Prasasti ini berlokasi di tengah-tengah area persawahan warga setempat dan bersebelahan dengan kali Sampean. Untuk mencapai lokasi prasasti ini lebih mudah dengan berjalan kaki sejauh 300 meter dari rumah warga terdekat karena jalanannya yang terjal sangat sulit apabila dilalui dengan menggunakan kendaraan.
Prasasti ini merupakan peninggalan dari era klasik atau tepatnya era Hindu-Buddha, diketahui dari adanya pahatan tulisan huruf pallawa di sisi prasasti. Di bagian atas prasasti Congapan berbentuk dua buah tonjolan, di sisi selatan terdapat pahatan dua wadah, di sebelah timur terdapat pahatan lubang pancuran.
ADVERTISEMENT
Prasasti Congapan ini sebelumnya pernah diteliti oleh seorang arkeolog Belanda bernama Dr. W. F. Stutterheim yang terdapat dalam karyanya yang berjudul “Oudheidkundige Aanteekeningen”, yang merupakan sebuah jurnal dari hasil penelitian beliau yang terdiri dari kurang lebih 50 sub bahasan yang ada di dalamnya. Dalam penelitiannya ini, Stutterheim melakukan penelitian terhadap peninggalan-peninggalan sejarah yang ada di Indonesia, khususnya di Jawa. Pembahasan khusus mengenai Prasasti Congapan ini terdapat dalam sub bahasan nomor 47 dalam jurnal penelitian tersebut.
Di sisi utara prasasti ini terdapat pahatan bertuliskan huruf Pallawa. Tulisan pertama yang berposisi cenderung vertikal terdapat 4 buah aksara bergaya kuadrant Kediri dibaca "Sarwwa Hana" atau dapat diartikan sebagai "Serba ada" yang juga mengindikasikan Dewa Siwa. Tulisan kedua yang berposisi horizontal dibaca "Tlah Sanak Pangilanganku" yang dapat diartikan sebagai "Habis saudara pangilanganku". Tulisan kedua juga dapat diartikan sebagai kronogram atau Candrasengakala yang mengisyaratkan tahun pembuatan prasasti ini. "Tlah" artinya "Habis" melambangkan angka 0, "Sanak" artinya "Saudara" melambangkan angka 1, "Ilang" atau "Hilang" melambangkan angka 0, dan "Aku" melambangkan angka 1. Sehingga keseluruhannya menghasilkan angka 0101.
ADVERTISEMENT
Dalam kronogram atau Candrasengkala, susunan angka tersebut harus dibaca terbalik sehingga didapatkan tahun 1010 Saka atau tahun 1088 Masehi.
Dengan angka tahun pembuatan yang sudah diketahui tersebut, dapat diketahui bahwa Prasasti Congapan dibuat sebelum berdirinya Kerajaan Singasari dan Kerajaan Majapahit, sekaligus juga membuatnya sebagai bukti tertulis tertua kedua di Kabupaten Jember. Sedangkan yang pertama adalah prasasti Batu Gong yang terletak di Kecamatan Rambipuji.