Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Sandi: Banyak Peluang dan Lapangan Kerja dari E-commerce
9 Mei 2017 21:23 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Wakil Gubernur Terpilih, Sandiaga Uno, menjadi salah satu pembicara di Indonesian E-commerce Summit and Expo (IESE) 2017 yang berlangsung di Indonesian Convention Exhibition, BSD, Tangerang, Rabu (9/5). Sandi mengaku saat ini dan di masa depan banyak peluang dan lapangan kerja yang bisa dihasilkan melalui e-commerce.
Pasar e-commerce menurut Sandi seharusnya bisa dikuasai oleh perusahaan lokal, bukan hanya menjadi ranah permainan perusahaan mancanegara. Ia berharap ke depannya, Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri untuk pasar e-commerce.
"PR-nya adalah bagaimana Jakarta dan indonesia bisa menghasilkan pasar (untuk e-commerce)," ujar Sandi. "Saya memiliki data bahwa UMKM yang mengadopsi (teknologi) digital itu memiliki kemampuan untuk menyerap lapangan kerja, bisa satu setengah kali lipat. Dan kemampuannya berinovasi bisa 17 kali lipat. Jadi ini sangat luar biasa."
Baca juga: Go-Jek Buka Tabungan Haji dan Umrah untuk Mitra
Meski menyampaikan apresiasinya, Sandi mengaku masih banyak yang perlu diperbaiki. Termasuk soal distribusi, jaringan dan infrastruktur yang harus mulai diperbaiki jika ingin bersaing dengan perusahaan e-commerce asing.
"Kita perlu investasi yang world class baik dari segi banwidth maupun dari segi kemampuan digital enterpreneur. Untuk bisa berkembang, perlu infrastruktur, perlu kemampuan kita untuk menghadirkan infrastruktur kelas dunia yang ada di sini," tambah Sandi yang mengaku selain membangun teknologi, kualitas SDM-nya juga harus dibangun.
Ia mengaku Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dengan 250 juta penduduk yang akan menjadi pasar bagi e-commerce.
Baca juga: Blanja Kejar Posisi 5 Besar Situs E-commerce
Berdasarkan riset yang Credit Lyonnais Securities Asia (CLSA), di tahun 2014 lalu, transaksi belanja online porsinya mencapai 2,4 persen dari total transaksi ritel di Indonesia. Di tahun 2019 nanti, CLSA memproyeksi porsinya meningkat jadi 10,7 persen dari total transaksi ritel.
E-commerce di Indonesia juga telah menyebar ke sektor transportasi di mana banyak warga kemudian bergabung untuk menjadi mitra pengemudi ojek online atau mobil panggilan. Badan Pusat Statistik mencatat layanan semacam Go-Jek, Grab, dan Uber, telah membantu membuka lapangan kerja bagi angkatan kerja yang belum terserap.
ADVERTISEMENT