WhatsApp Siapkan Metode Pembayaran Digital

7 April 2017 11:45 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Aplikasi chat Whatsapp. (Foto: Pixabay)
WhatsApp saat ini menjadi aplikasi kirim pesan terpopuler di India, dengan lebih dari 200 juta pengguna. Untuk memanfaatkan hal ini, perusahaan milik Jan Koum itu dikabarkan memiliki rencana untuk meluncurkan sebuah layanan pembayaran digital di India dalam beberapa bulan ke depan. Kabar ini pertama kali dilaporkan oleh media lokal di sana. Kemudian, seorang juru bicara WhatsApp berkata kepada Bloomberg, tentang keinginan WhatsApp untuk "berkontribusi lebih untuk visi India dalam perdagangan digital." Hingga kini, belum jelas apa yang akan ditawarkan WhatsApp lewat layanan pembayaran digital tersebut. Sejak Facebook membeli WhatsApp pada 2014 lalu dengan nilai 22 miliar dolar AS, aplikasi tersebut terus berkembang jadi semakin populer dan sekarang memiliki 1,2 miliar pengguna. Tapi, WhatsApp belum menemukan cara untuk menghasilkan uang dari basis penggunanya. Baca juga: Fitur Tiruan Snapchat di Facebook, WhatsApp, dan Path, Tidak Laku WhatsApp di masa awal pernah mengeluarkan biaya berlangganan tahunan sebesar 1 dolar AS, tapi dicabut pada 2016 karena menghambat perkembangan pengguna. Hebatnya, WhatsApp bahkan disebut lebih populer ketimbang Facebook di India, dan aplikasi pesan tersebut mampu memainkan peran penting dalam ekonomi negara. Seorang analis, Neil Shah, berkata kepada Financial Times jika aplikasi tersebut banyak digunakan untuk menjual barang-barang.
ADVERTISEMENT
Pada Januari 2016, layanan pembayaran digital di India melonjak dengan lebih dari 262 juta transaksi yang bernilai 1,3 miliar dolar AS. Hal ini membuat langkah WhatsApp bisa dibilang menjanjikan untuk memanfaatkan jumlah penggunanya yang banyak dan tren layanan pembayaran digital sekarang ini. Jika fitur semacam ini sukses bagi WhatsApp di India, tidak menutup kemungkinan dia akan diperluas ke negara berkembang lain, termasuk Indonesia.