Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Satu Langkah Lebih Dekat Mengenal PLTS Atap
20 Februari 2022 14:33 WIB
Tulisan dari Adrian Adam Indrabayu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Matahari merupakan objek paling masif yang ada di tata surya. Eksistensinya membuat seluruh ekosistem beserta kehidupan di bumi menjadi tumbuh dan berkembang. Melalui reaksi fusi nuklir di intinya, terbentuklah suatu energi dan panas yang dahsyat. Energi dan panas ini memberikan kehangatan bagi bumi, menciptakan cuaca dan iklim, serta kelangsungan hidup hewan dan tumbuhan.
ADVERTISEMENT
Kehidupan manusia tentu juga tak lepas dari kehadiran peran matahari. Sejak 200 tahun terakhir, manusia modern terus berusaha untuk memanfaatkan energi surya guna menjadi salah satu penopang kehidupan manusia, salah satunya adalah dimanfaatkan menjadi energi listrik. Fotovoltaik menjadi terobosan besar dalam dunia energi sebagai teknologi yang dapat mengubah energi surya menjadi listrik melalui sel berbahan semikonduktor.
Prinsip Kerja PLTS
Sebuah sel fotovoltaik terbuat dari bahan semikonduktor, umumnya silikon, yang dapat mengubah energi foton dari matahari menjadi energi listrik. Lapisan sel surya terdiri atas sisi positif dan negatif. Ketika cahaya matahari mengenai permukaan sel, maka elektron akan terlepas dari kedudukannya semula. Apabila antara kedua sisi pada sel surya terhubung oleh konduktor, maka terbentuk rangkaian listrik. Hal ini membuat elektron bergerak mengalir pada rangkaian tersebut.
ADVERTISEMENT
Sekumpulan sel fotovoltaik disebut sebagai modul fotovoltaik yang mampu menghasilkan tegangan pada tingkat tertentu. Listrik yang dihasilkan tergantung dari intensitas penyinaran matahari.
Kelebihan dan Kekurangan PLTS
Sebagai salah satu pembangkit listrik yang mudah dipasang, panel surya dapat menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah sulit terjangkau. Proses perawatan relatif mudah dan pembiayaan cenderung murah. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) juga ramah lingkungan karena tidak bersumber dari fosil dan tidak mengeluarkan emisi.
Namun, PLTS sangat tergantung dari keadaan cuaca sekitar. Tentunya, dalam keadaan intensitas penyinaran rendah menyebabkan energi yang dihasilkan juga sedikit. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem storage berkapasitas besar sebagai penyimpan energi ketika intensitas penyinaran tinggi. Tetapi, storage besar juga memerlukan biaya yang besar. Tidak hanya itu, biaya investasi PLTS juga dinilai cenderung mahal.
ADVERTISEMENT
PLTS Atap sebagai Solusi
Optimisme akselerasi energi di Indonesia sebagai upaya mencapai target bauran EBT 23% pada 2025 terus dijalankan. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan kapasitas PLTS atap yang dinilai menjanjikan. Sebagai negara kepulauan tropis yang dilalui khatulistiwa, Indonesia menyimpan potensi energi surya yang besar. Maka tak heran, apabila pada 2022 ditargetkan sebanyak 335 MW PLTS atap dapat terpasang. Target pemasangan PLTS atap ini dilakukan di berbagai sektor, mulai dari pemerintahan, industri, hingga rumah tangga.
Secara umum prinsip kerja PLTS atap sama seperti PLTS pada umumnya. PLTS atap bekerja dengan mengubah energi matahari menjadi listrik dengan bantuan inverter. Dengan sistem on-grid, PLTS atap dapat beroperasi secara paralel dengan jaringan listrik lainnya (PLN) untuk memastikan keandalan sistem terjamin. Modul panel surya yang biasa digunakan terbuat dari bahan silikon dengan efisiensi berkisar antara 13-19%. Kelebihan lain dari penggunaan modul jenis ini adalah dimensi yang relatif lebih kecil (7-8 meter persegi) sehingga lebih menghemat ruang.
ADVERTISEMENT
Menariknya, jika energi listrik yang dihasilkan berlebih, maka listrik dapat diekspor ke jaringan PLN hingga 100%. Aturan ini dibahas lebih lanjut dalam Peraturan Menteri ESDM No. 26/2021 tentang pengaturan baru dan insentif bagi masyarakat yang ingin memasang PLTS atap.
Teknologi PLTS atap disambut baik oleh banyak pihak. Dalam kurun waktu dua tahun, tercatat pada Desember 2021 jumlah kapasitas PLTS atap terpasang secara nasional mencapai 48,79 MWp. Angka ini setara dengan 6 kali lebih tinggi daripada dua tahun sebelumnya. Harapan ke depan, melalui semangat pengembangan PLTS atap akan mampu menciptakan lingkungan bersih bebas emisi, menghemat pembiayaan listrik, dan menerapkan sistem monitoring energi yang lebih baik. Melalui kerja sama yang baik antar semua pihak, bersama akan terwujud net zero emission pada 2060 di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Paus Fransiskus wafat di usia 88 tahun pada Senin pagi (21/4) akibat stroke dan gagal jantung. Vatikan menetapkan Sabtu (26/4) sebagai hari pemakaman, yang akan berlangsung di alun-alun Basilika Santo Petrus pukul 10.00 pagi waktu setempat.