Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Falcon, Penantang Baru ChatGPT: Revolusi Open Source dalam Dunia AI
6 Agustus 2023 5:54 WIB
Diperbarui 17 Agustus 2023 10:33 WIB
Tulisan dari Afgiansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di dunia teknologi, pertarungan antara open source dan sistem eksklusif tidak asing lagi. Ini terjadi pada dua raksasa sistem operasi smartphone Android vs Apple dan operasi komputer berbasis Linux versus Windows.
ADVERTISEMENT
Persaingan ini telah melahirkan inovasi dan pertumbuhan teknologi yang luar biasa. Sekarang, pertarungan baru telah dimulai: Falcon, artificial intelligence (AI) model bahasa besar berbasis open source melawan dominasi ChatGPT. Pertarungan ini bukan hanya pertarungan teknologi; ini jadi pertarungan antara filosofi keterbukaan versus eksklusivitas.
Apa sebenarnya open source itu? Bayangkan memasak makanan favorit kita. Dalam dunia open source, kita memiliki resep lengkap dengan kebebasan untuk menambahkan bumbu favorit kita, mengganti bahan, dan menyesuaikannya sesuai selera.
Kita dapat berbagi hasil masakan kita dengan teman dan keluarga, dan mereka pun dapat menambahkan sentuhan mereka. Sebaliknya, dalam model eksklusif, kita menerima hidangan jadi tanpa tahu bagaimana cara membuatnya.
Kita makan apa yang disajikan tanpa ruang untuk kreativitas atau modifikasi. Falcon adalah resep terbuka yang mengundang semua orang untuk berpartisipasi, mengubah, dan menikmati. Ini jadi ajakan untuk kolaborasi, inovasi, dan komunitas yang lebih terbuka dan dinamis.
ADVERTISEMENT
Kecerdasan buatan (AI) saat ini jadi satu bidang teknologi yang sedang berkembang pesat. Pada dasarnya AI merupakan kemampuan mesin untuk melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia, seperti berkomunikasi, belajar, menyelesaikan masalah, dan lain-lain.
Salah satu teknik AI yang populer adalah large language model (LLM), yaitu model yang dapat menghasilkan teks berdasarkan data teks besar yang telah dipelajari sebelumnya. Beberapa contoh LLM yang terkenal antara lain ChatGPT dari OpenAI, Google Bard dari Google, Bing Chat dari Microsoft.
Ketiganya didukung oleh raksasa-raksasa teknologi dari Amerika Serikat. Kemudian, muncul satu AI dengan teknik LLM dari Timur Tengah bernama Falcon. Falcon dikembangkan oleh Falcon Foundation, sebuah organisasi penelitian AI nirlaba yang berbasis di Dubai, Uni Emirat Arab. Falcon jadi penantang baru ChatGPT yang memiliki beberapa keunggulan.
ADVERTISEMENT
Pertama, Falcon merupakan LLM open source pertama di dunia. Artinya, siapa saja dapat mengunduh, memodifikasi, dan mendistribusikan kode sumber Falcon secara gratis tanpa batasan token.
Kedua, Falcon jadi LLM multilingual pertama di dunia. Artinya, Falcon dapat menghasilkan teks dalam lebih dari 100 bahasa dengan kualitas tinggi. Ketiga, dengan basis open source, Falcon bisa disebut sebagai LLM netral pertama di dunia. Artinya, Falcon dapat dikatakan tidak memiliki bias atau prasangka terhadap suatu kelompok atau pandangan tertentu.
Bias atau prasangka jadi salah satu masalah besar dalam dunia AI. Hal ini bisa terjadi karena data yang digunakan untuk melatih model AI tidak mencerminkan keragaman dan kenyataan dunia. Bias atau prasangka juga dapat terjadi karena pengembang model AI memiliki agenda atau motif tertentu yang mempengaruhi hasil model AI.
ADVERTISEMENT
Misalnya, ChatGPT dan Google Bard dikembangkan di Amerika Serikat, sebuah negara yang memiliki sejarah dan budaya tertentu yang berbeda dengan negara lain. Kecenderungan ini dapat mempengaruhi cara model AI memahami dan menghasilkan teks dalam konteks sosial, politik, ekonomi, dan budaya tertentu.
Falcon menawarkan solusi untuk mengatasi masalah bias atau prasangka dengan menjadi LLM open source. Dengan demikian, siapa saja dapat melihat dan mengevaluasi kode sumber Falcon untuk memastikan bahwa tidak ada manipulasi atau kesalahan dalam proses pembuatan model AI.
Selain itu, siapa saja dapat memberikan masukan atau saran untuk meningkatkan kualitas dan keragaman data yang digunakan untuk melatih Falcon. Dengan begitu, Falcon dapat menjadi LLM yang lebih adil dan representatif bagi seluruh umat manusia. Secara teknis, Falcon memiliki kekurangan dan kelebihan dibandingkan LLM lain, khususnya ChatGPT dan Google Bard.
ADVERTISEMENT
Falcon AI unggul dalam kecepatan inferensi, yang dalam konteks ini berarti kemampuan untuk membuat "kesimpulan" atau "jawaban" dari data yang diberikan. Ada dua versi Falcon AI yang bisa diibaratkan sebagai dua jenis mobil balap di sebuah arena kompetisi.
Versi 40 miliar fitur adalah mobil sport mewah yang kuat namun sedikit lebih lambat, sedangkan versi 7 miliar fitur adalah mobil ringkas yang lebih cepat namun tidak sekuat versi mewahnya. Falcon dilatih selama 2800 hari komputasi dengan 384 GPU, seperti atlet yang menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam pelatihan intensif.
Falcon berhasil mengalahkan pesaing-pesaingnya dalam berbagai kategori di arena balap OpenLLM Leaderboard, tempat berbagai model bahasa dan chatbot bersaing. ChatGPT punya keunggulan sebagai penerjemah dunia dengan kemampuan untuk berkomunikasi dalam 26 bahasa dan tersedia di 162 negara.
ADVERTISEMENT
Bayangkan memiliki 175 miliar buku dalam 26 bahasa berbeda dalam perpustakaan global. Waktu pelatihan ChatGPT, yang bisa mencapai 355 tahun dengan GPU tunggal atau dipercepat menjadi 34 hari dengan 1024 GPU.
Agar mudah dimengerti, bayangkan kita ingin membangun sebuah perpustakaan yang berisi semua buku yang pernah ditulis di dunia. Jika Anda hanya memiliki satu pekerja, Anda mungkin membutuhkan waktu 355 tahun untuk menyelesaikan proyek tersebut.
Namun, jika Anda memiliki 1024 pekerja, Anda mungkin bisa menyelesaikannya dalam 34 hari. Google Bard adalah spesialis dalam Bahasa Inggris, dengan 137 miliar parameter yang seolah-olah merupakan kumpulan 137 miliar alat khusus. Dibutuhkan hanya 67 menit dengan 1024 GPU untuk melatihnya.
Ini bisa diibaratkan dengan pembangunan robot canggih yang dirancang untuk menjadi ahli dalam Bahasa Inggris. Bayangkan 137 miliar parameter sebagai 137 miliar komponen atau alat yang spesifik, semuanya dipasang bersama dalam waktu hanya 67 menit oleh tim 1024 insinyur (GPU). Hasilnya adalah spesialis Bahasa Inggris yang sangat efisien, cepat dibangun, dan dilengkapi dengan semua alat yang diperlukan untuk menguasai tugasnya.
Dalam komparasi ini, Falcon bisa dikatakan sebagai atlet serba bisa. Sementara ChatGPT bisa disebut sebagai pemandu wisata dunia yang berpengetahuan luas, lalu Google Bard adalah spesialis terlatih berbahasa Inggris.
ADVERTISEMENT
Setiap model memiliki keunggulan dan keterbatasannya, dengan Falcon unggul dalam kecepatan inferensi, ChatGPT dalam cakupan dan keberagaman, dan Google Bard dalam spesialisasi dan efisiensi.
Untuk pengguna awam, perbedaan antara ChatGPT dan Falcon dapat dirasakan dari hasil yang diberikan. Misalnya jika kita ingin menulis naskah film, kita dapat melakukannya menggunakan ChatGPT atau chatbot berbasis Falcon, tetapi ada beberapa perbedaan dalam kualitas dan gaya hasilnya.
ChatGPT, yang dilatih pada data web dan dialog termasuk naskah film, mungkin dapat menghasilkan naskah film yang mirip dengan yang sudah ada. Namun, hasilnya mungkin tidak akurat, usang, atau terjiplak, tergantung pada sumber datanya.
Di sisi lain, chatbot berbasis Falcon, yang dilatih pada data web berkualitas tinggi, mungkin dapat menghasilkan naskah film yang orisinal dan kreatif, meski mungkin tidak selalu sesuai dengan format penulisan film standar.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, jika kita ingin menulis naskah film, kita perlu mempertimbangkan pilihan dan tujuan kita. Apakah kita ingin menulis naskah yang mirip dengan film atau genre yang ada, atau ingin sesuatu yang orisinal dan kreatif? Apakah kita peduli tentang akurasi, kekinian, atau orisinalitas, atau hanya ingin bersenang-senang dan bereksperimen?
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan menentukan apakah kita memilih ChatGPT atau chatbot berbasis Falcon untuk tugas kita. Untuk pihak pengembang software dengan teknologi AI LLM, kehadiran Falcon juga memberikan dampak yang signifikan.
Jika sebelumnya pengembang software harus membayar biaya berlangganan untuk mengintegrasikan API ChatGPT ke dalam software mereka, maka dengan adanya Falcon, pengembang software dapat menghemat biaya tersebut dan menggunakan kode sumber Falcon secara gratis.
ADVERTISEMENT
Hal ini tentu saja akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas pengembang software. Dampak ini juga akan dirasakan oleh pengguna software yang berbasis AI LLM. Jika sebelumnya pengguna software harus membayar biaya berlangganan atau pembelian untuk menggunakan software yang berbasis ChatGPT, maka dengan adanya Falcon, pengguna software dapat menikmati software tersebut secara gratis atau lebih murah.