Konten dari Pengguna

Menyingkap Potensi: Kreativitas dan Kecerdasan Anak Autisme di SLB

Afriyani Hartatik
mahasiswi dari Universitas Islam Negri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda
4 November 2024 16:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Afriyani Hartatik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai mahasiswi yang telah menjalani kuliah lapangan di Sekolah Luar Biasa (SLB), saya memiliki kesempatan berharga untuk mengenali dan memahami lebih dalam tentang kreativitas dan kecerdasan anak-anak yang berkebutuhan khusus. Pengalaman ini membuka mata saya terhadap potensi luar biasa yang dimiliki oleh anak-anak ini, serta tantangan yang mereka hadapi dalam proses belajar dan berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka.
ADVERTISEMENT
Salah satu hal yang paling mencolok selama kunjungan saya ke SLB adalah bagaimana anak-anak autisme dapat menunjukkan kreativitas yang luar biasa dalam berbagai bentuk. Saya melihat beberapa siswa-siswi yang sangat berbakat dalam seni, terutama dalam menggambar dan melukis. Karya-karya mereka tidak hanya indah secara visual, tetapi juga penuh dengan emosi dan cerita. Ini menunjukkan bahwa meskipun mereka mungkin mengalami kesulitan dalam komunikasi verbal, mereka memiliki cara unik untuk mengekspresikan diri melalui seni.
photo salah satu siswi yang memiliki keterampilan masak di salah satu instansi (dokumen Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
photo salah satu siswi yang memiliki keterampilan masak di salah satu instansi (dokumen Pribadi)
Kegiatan seni di SLB tidak hanya berfungsi sebagai sarana ekspresi, tetapi juga sebagai alat untuk meningkatkan keterampilan motorik halus dan kepercayaan diri siswa. Melalui proses menciptakan karya seni, anak-anak belajar untuk menghargai hasil kerja mereka sendiri dan merasakan kepuasan dari pencapaian tersebut. Saya menyaksikan bagaimana guru-guru di SLB memberikan pujian dan dukungan yang sangat penting bagi perkembangan emosional siswa. https://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/ijobs/article/download/9260/3976
ADVERTISEMENT
Selama kunjungan saya, saya juga memperhatikan bahwa metode pembelajaran yang digunakan di SLB sangat bervariasi dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa. Guru-guru mengimplementasikan pendekatan yang berbeda, mulai dari pembelajaran berbasis proyek hingga kegiatan praktis yang melibatkan eksplorasi langsung. Ini membantu siswa untuk tidak hanya memahami materi pelajaran tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.
Saya melihat bagaimana anak-anak diajak untuk terlibat aktif dalam proses belajar, misalnya melalui pembelajaran pramuka sederhana dengan berkelompok. Metode ini tidak hanya membuat pembelajaran lebih menarik tetapi juga mendorong interaksi sosial di antara siswa. Dalam konteks ini, guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa menemukan minat dan bakat mereka.
Lingkungan di SLB sangat mendukung perkembangan anak-anak autisme. Saya merasakan suasana hangat dan inklusif di mana setiap siswa merasa dihargai. Dukungan emosional dari guru dan teman sebaya sangat penting dalam membangun rasa percaya diri anak-anak ini. Saya menyaksikan interaksi positif antara siswa, di mana mereka saling membantu dan mendukung satu sama lain dalam berbagai kegiatan.
ADVERTISEMENT
Dukungan emosional ini tidak hanya berasal dari guru tetapi juga dari teman-teman sekelas. Kegiatan kelompok memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar berkolaborasi, berbagi ide, dan saling mendukung. Hal ini sangat penting bagi perkembangan sosial mereka, karena anak-anak autisme sering kali menghadapi kesulitan dalam memahami norma sosial.
Salah satu hal menarik yang saya temukan adalah pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Di era digital saat ini, teknologi dapat menjadi alat bantu yang efektif untuk menggali kreativitas anak autisme. Di SLB, penggunaan aplikasi edukatif dan perangkat lunak desain grafis memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkreasi dengan cara yang baru. Saya melihat beberapa siswa sangan antusias menggunakan leptop pada saat pembelajaran TIK, yang menunjukkan bahwa teknologi dapat menjadi jembatan bagi mereka untuk mengekspresikan diri.
ADVERTISEMENT
Pengalaman kuliah lapangan di SLB telah memberikan saya pandangan yang lebih luas tentang bagaimana mengenali kreativitas dan kecerdasan anak autisme. Saya menyadari bahwa setiap anak memiliki potensi unik yang perlu dihargai dan dikembangkan. Dengan pendekatan yang tepat, dukungan emosional yang kuat, serta pemanfaatan teknologi, kita dapat membantu anak-anak ini menemukan bakat mereka dan berkontribusi pada masyarakat.