Radikal-radikul!

Agaton Kenshanahan
Jurnalis Liputan Khusus kumparan
Konten dari Pengguna
10 April 2021 7:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agaton Kenshanahan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Radikal versi KBBI.
zoom-in-whitePerbesar
Radikal versi KBBI.
ADVERTISEMENT
Pihak yang menuding radikal acap kali tidak bisa menunjukkan definisi dan bagian mana anasir radikal yang dimiliki pihak yang dituding. Istilah ini bisa jadi label berbahaya untuk melegitimasi penyingkiran kelompok yang tak disukai.
ADVERTISEMENT
Seperti yang sudah-sudah. Penggerudukan, pembubaran, hingga pembatalan kajian acap kali terjadi dengan alasan bahwa pembicara, penceramah, atau pemateri dianggap, dituding, dan diduga memiliki paham radikal.
Banyak preseden dari hal tersebut, yang terbaru tentu saja pembatalan kajian di PT Pelni. Tak main-main, direksi badan usaha pelat merah di bidang perkapalan itu sampai turun tangan.
Acara yang dibatalkan ialah kajian Ramadhan. Pihak direksi beralasan kalau panitia lembaga dakwah Pelni belum berizin mengenai pembicara-pembicara yang akan mengisi kajian tersebut.
Pembicara disoal setelah flyer disebar. Di sana sudah terpampang nama-nama seperti Ust. Firanda Andirja, KH Cholil Nafis yang juga pengurus MUI Pusat, Ust. Rizal Yuliar Putrananda, Ust. Syafiq Riza Basalamah, dan Ust. Subhan Bawazier.
ADVERTISEMENT
Pejabat yang mengundang para penceramah itu langsung dicopot dan dimutasi. Komisaris Independen PT Pelni Kang Dede menyebut hal itu sebagai "warning kepada seluruh BUMN, jangan segan-segan mencopot ataupun memecat pegawainya yang terlibat radikalisme."
Baik. Bicara akal sehat. Mendeteksi -isme seseorang adalah upaya mendeteksi alam pikirannya. Cara melihatnya, dengan menerawang dari apa yang diucapkan dan berbuah pada sikap orang tersebut.
Begitu pula dengan radikalisme. Ini adalah bagian dari salah satu -isme yang kerap jadi alasan orang berada dalam daftar hitam. Meskipun apa yang disampaikannya sebenarnya tidak ketahuan unsur radikalnya ada di mana.
Misalnya, dalam flyer yang tersebar di kajian PT Pelni terlampir materi berikut:
- Bekal Fikih Puasa
- Ada Apa dengan Ramadhan
ADVERTISEMENT
- Agar Ramadhan Tahun Ini Lebih Berarti
- Ramadhan Bukan untuk Bersantai
- Cerdas Beramal di Bulan Ramadhan
Dari segi topik ceramah tersebut, sulit untuk mendeteksi bagian mana anasir radikal yang dimaksud. Ada kekhawatiran label-label dengan konotasi negatif di masyarakat justru digunakan untuk menyingkirkan pihak/individu tertentu yang disukai.
Padahal tidak jelas, bagian mana dari sikap pihak tersebut yang menunjukkan bahwa dia radikal (1). Selain itu, definisi radikal yang dimaksud kerap kali tidak dijelaskan (2).
Maka, jika kedua unsur yang jadi raison d'etre tudingan radikal tersebut tidak dapat ditunjukkan, tak heranlah jika sebagian pihak justru jengah. Mereka menganggapnya sebagai tudingan tanpa dasar.
'Ah, ini radikal-radikul.'
***