Konten dari Pengguna

Gerakan Zero Waste: Peran Pekerja Nonformal dalam Daur Ulang yang Berkelanjutan

Agil Septiyan Habib
Production Planner di Perusahaan Consumer Goods di Kab. Tangerang, Pernah Kuliah di Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
3 September 2024 11:43 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agil Septiyan Habib tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setiap pagi, saya seringkali melihat sosok bapak-bapak pemulung yang dengan cekatan memilah sampah di bak-bak sampah warga perumahan. Ia bekerja dengan sigap, memisahkan plastik dari kertas, botol dan kardus, hingga kaca dan besi dari satu rumah ke rumah yang lainnya. Mungkin tak sedikit dari kita yang menganggap pekerjaan tersebut sebagai sesuatu hal yang remeh, padahal, para pemulung adalah garda terdepan dalam gerakan zero waste yang semakin penting dalam era modern ini.
Pemulung atau tukang rongsok memiliki peran besar dalam menunjang gerakan zero waste | Ilustrasi gambar: freepik.com / DC Studio
Ironisnya, pekerja nonformal ini sering kali diabaikan dalam diskusi tentang keberlanjutan. Mereka bukan hanya penyelamat lingkungan, tetapi juga menjadi bagian vital dalam ekosistem daur ulang yang kian penting di tengah meningkatnya krisis iklim.
ADVERTISEMENT
Zero waste atau nol limbah adalah konsep yang sedang naik daun, namun sering kali kita lupa bahwa di baliknya ada manusia-manusia yang bekerja keras untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Pekerja nonformal seperti pemulung, tukang rongsokan, dan pedagang barang bekas berperan besar dalam mengurangi limbah yang berakhir di TPA.
Mereka adalah pahlawan tak dikenal yang bekerja tanpa penghargaan, sering kali di bawah kondisi kerja yang kurang layak. Namun, kontribusi mereka sangat besar dalam mengurangi beban lingkungan yang disebabkan oleh limbah yang tidak dikelola dengan baik.
Kita hidup di era di mana kepedulian terhadap lingkungan seharusnya menjadi prioritas semua orang. Namun, peran pekerja nonformal sering kali terlupakan atau bahkan diremehkan. Padahal, jika kita berbicara tentang daur ulang dan pengurangan limbah, kontribusi mereka tidak bisa dipandang sebelah mata.
ADVERTISEMENT
Sebuah gerakan zero waste yang berkelanjutan tidak akan mungkin terwujud tanpa adanya kerja keras mereka. Melalui tangan-tangan mereka, sampah yang awalnya hanya dipandang sebelah mata menjadi bahan berharga yang bisa diolah kembali, serta memberikan manfaat ekonomi sekaligus lingkungan.
Namun, apakah kita benar-benar sudah memberikan apresiasi yang cukup kepada mereka? Atau kita justru abai dan terus menikmati manfaat dari kerja keras mereka tanpa pernah memikirkan bagaimana nasib mereka?

Peran Vital Pekerja Nonformal dalam Daur Ulang

Berbicara tentang daur ulang, kebanyakan dari kita mungkin akan membayangkan fasilitas daur ulang canggih atau perusahaan besar yang mengolah sampah menjadi produk baru. Namun, sesungguhnya, proses daur ulang dimulai jauh sebelum sampah mencapai fasilitas tersebut.
ADVERTISEMENT
Proses ini dimulai dari tangan-tangan pekerja nonformal yang dengan teliti memilah sampah dari sumbernya. Tanpa mereka, sampah yang bisa didaur ulang akan bercampur dan menjadi limbah yang merusak lingkungan.
Ketika seorang pemulung mengumpulkan botol plastik dari tempat sampah atau ketika tukang rongsokan membeli barang bekas dari rumah-rumah, mereka sebenarnya sedang mengurangi beban lingkungan. Mereka adalah bagian dari rantai daur ulang yang sering kali dilupakan dalam diskusi tentang keberlanjutan. Padahal, mereka memiliki peran yang sangat penting. Tanpa pekerja nonformal, gerakan zero waste akan kehilangan pijakan di dunia nyata.
Banyak dari mereka yang bekerja tanpa perlindungan memadai, menghadapi risiko kesehatan cukup tinggi karena bersentuhan langsung dengan limbah berbahaya. Namun, dedikasi mereka dalam menjaga lingkungan tidak pernah surut. Inilah yang membuat mereka menjadi pahlawan lingkungan sesungguhnya, meskipun tidak pernah mendapat pengakuan dengan selayaknya.
ADVERTISEMENT
Sebagai masyarakat yang peduli pada keberlanjutan, kita perlu mulai memikirkan cara untuk mendukung mereka. Salah satunya adalah dengan mendorong kebijakan yang lebih baik untuk pekerja nonformal ini, memberikan akses kepada alat pelindung diri yang layak, dan memastikan bahwa mereka mendapatkan kompensasi yang adil atas pekerjaan mereka. Sebab, gerakan zero waste tidak akan pernah berhasil tanpa sumbangsih mereka.

Inovasi dan Tantangan dalam Daur Ulang Nonformal

Saat ini, inovasi dalam daur ulang sedang berkembang pesat, dan ini menjadi peluang besar bagi pekerja nonformal. Beberapa inisiatif telah muncul untuk melibatkan mereka dalam skala yang lebih besar, seperti program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dalam memilah dan mengolah limbah. Selain itu, teknologi baru juga mulai diperkenalkan untuk membantu mereka bekerja dengan lebih efisien.
ADVERTISEMENT
Namun, tantangan tetap ada. Salah satunya adalah stigma negatif yang masih melekat pada pekerjaan ini. Banyak orang yang memandang rendah pekerjaan pemulung atau tukang rongsokan, tanpa menyadari betapa pentingnya pekerjaan mereka bagi keberlanjutan lingkungan.
Padahal, di tangan merekalah nasib bumi ini bergantung. Jika kita ingin gerakan zero waste berkembang, kita harus mulai menghargai pekerjaan mereka dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan untuk berkembang.
Ilustrasi pekerja nonformal yang memilah sampah daur ulang, menyoroti peran penting mereka dalam menjaga keberlanjutan lingkungan | Ilustrasi gambar: freepik.com / rawpixel.com
Kita juga perlu mendorong lebih banyak kolaborasi antara sektor formal dan nonformal dalam daur ulang. Sektor formal, seperti perusahaan daur ulang besar, dapat memberikan dukungan teknologi dan pelatihan kepada pekerja nonformal untuk meningkatkan efisiensi kerja mereka.
Sementara itu, pekerja nonformal dapat membantu sektor formal dalam mengumpulkan dan memilah sampah dari sumbernya. Kolaborasi ini tidak hanya akan meningkatkan efektivitas daur ulang, tetapi juga akan memberikan manfaat ekonomi bagi para pekerja nonformal.
ADVERTISEMENT
Dengan dukungan yang tepat, pekerja nonformal dapat menjadi bagian integral dari gerakan zero waste yang berkelanjutan. Mereka adalah ujung tombak dalam perang melawan limbah, dan peran mereka tidak boleh diremehkan.
Sebaliknya, kita harus mulai memandang mereka sebagai mitra yang setara dalam perjuangan untuk menjaga lingkungan kita bersama.
Dalam perjalanan menuju keberlanjutan, pekerja nonformal adalah pahlawan yang sering terabaikan. Namun, tanpa mereka, gerakan zero waste tidak akan mungkin terwujud. Sudah saatnya kita memberikan apresiasi yang layak dan dukungan yang mereka butuhkan untuk terus menjaga bumi ini dari kehancuran.
ADVERTISEMENT
Maturnuwun,
Growthmedia