Konten dari Pengguna

Circular Youth for Circular Economy (CYCLE): Pemuda untuk Ekonomi Berkelanjutan

Agnesya Maharani
Mahasiswa Politeknik Keuangan Negara STAN
19 Januari 2025 14:25 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agnesya Maharani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

Pendahuluan

Dalam dua dekade terakhir, konsumsi material global telah meningkat hingga 66%. Namun, dari total sumber daya yang digunakan, hanya 7,2% yang berhasil dimanfaatkan kembali dalam aktivitas ekonomi, sementara sisanya berakhir sebagai limbah. Pola produksi dan konsumsi yang tidak berkelanjutan ini dikenal sebagai ekonomi linear, yang berprinsip pada praktik “ambil-pakai-buang”. Dalam sistem ekonomi ini, aktivitas ekonomi difokuskan pada peningkatan nilai tambah selama proses produksi yang kemudian digunakan dalam tahap konsumsi. Ketika suatu produk dianggap tidak lagi bernilai, produk tersebut langsung dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) (Bappenas, 2024).
Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menjaga keberlanjutan ekonominya di tengah permasalahan lingkungan yang semakin kompleks. Sebagai negara berkembang, Indonesia mencatat peningkatan Domestic Material Consumption (DMC) sebesar 36% pada tahun 2023 dibandingkan dengan satu dekade sebelumnya. Timbulan sampah di Indonesia diperkirakan akan mencapai 82 juta ton per tahun pada 2045 dengan rata-rata timbulan sampah per kapita mencapai 0,89 kg per orang per hari. Dalam skenario Business as Usual, TPA di Indonesia diproyeksikan akan melampaui kapasitasnya pada tahun 2028 atau bahkan lebih cepat (Bappenas, 2023).
Proyeksi Kapasitas Tampungan Sampah (Sumber: Bappenas, 2023)

Mengapa Beralih ke Ekonomi Sirkular?

Model ekonomi linier yang selama ini mendominasi telah menciptakan krisis limbah yang masif dan mempercepat eksploitasi sumber daya alam secara tidak terkendali. Masalah ini bukan hanya soal lingkungan, tetapi juga menyentuh aspek ekonomi dan sosial. Kerugian ekonomi akibat kerusakan lingkungan, tekanan terhadap sumber daya alam yang terbatas, serta tantangan dalam menciptakan lapangan kerja hijau adalah beberapa masalah utama yang dihadapi. Hal ini mendorong kebutuhan akan transisi menuju model ekonomi yang lebih berkelanjutan, seperti ekonomi sirkular.
ADVERTISEMENT
Ekonomi sirkular merupakan pendekatan yang menekankan efisiensi penggunaan sumber daya melalui prinsip daur ulang, penggunaan ulang, dan optimalisasi siklus hidup produk. Dengan mengadopsi model ini, potensi manfaat yang dapat diraih sangat besar, termasuk pengurangan limbah, efisiensi energi, penciptaan lapangan kerja baru, dan peningkatan daya saing produk lokal di pasar global. Di Indonesia, implementasi ekonomi sirkular masih menghadapi tantangan besar. Kendala seperti kurangnya kesadaran masyarakat, terbatasnya infrastruktur daur ulang, dan minimnya dukungan kebijakan fiskal yang memadai menjadi hambatan utama.
Namun, di balik tantangan tersebut, generasi muda Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam transformasi menuju ekonomi sirkular. Dengan 68 juta penduduk berusia 16-30 tahun (BPS, 2024), pemuda Indonesia memiliki peran strategis dalam mendorong adopsi ekonomi sirkular. Dengan melibatkan generasi muda secara aktif, baik melalui edukasi, inovasi teknologi, maupun reformasi kebijakan, ekonomi sirkular dapat menjadi solusi yang tidak hanya relevan tetapi juga realistis untuk diterapkan. Program CYCLE (Circular Youth for Circular Economy) lahir dari keyakinan ini—bahwa pemuda adalah motor penggerak utama dalam menciptakan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Namun, upaya ini tidak bisa berdiri sendiri. Dukungan dari kebijakan fiskal yang berpihak pada keberlanjutan menjadi salah satu elemen kunci. Kebijakan seperti insentif pajak untuk sektor sirkular, subsidi untuk teknologi daur ulang, dan penerapan pajak karbon dapat mendorong ekosistem yang mendukung transformasi ini. Dengan kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, industri, akademisi, dan generasi muda, ekonomi sirkular tidak hanya menjadi mimpi, tetapi juga menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.

Circular Youth for Circular Economy (CYCLE)

CYCLE adalah gerakan kolektif yang melibatkan generasi muda sebagai penggerak utama dalam mengadvokasi dan mengimplementasikan ekonomi sirkular. Konsep ini bertujuan menciptakan sinergi antara pemuda, pemerintah, dan sektor swasta melalui kebijakan fiskal yang mendukung keberlanjutan. Dengan mendasarkan diri pada prinsip keberlanjutan, gerakan ini bertujuan untuk mengedukasi generasi muda tentang ekonomi sirkular, meningkatkan partisipasi mereka dalam inovasi teknologi berbasis sirkular, dan mendorong reformasi kebijakan fiskal yang mendukung ekonomi berkelanjutan. Program ini juga semakin didukung dengan adanya potensi bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada periode 2020—2035 (BPS, 2023). Oleh karena itu, momentum bonus demografi ini harus dimaksimalkan dengan penerapan kebijakan yang kolaboratif dengan generasi muda yang memiliki usia produktif.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data dari World Population Review, Waste Recovery Rate Indonesia berada diangka yang sangat rendah yaitu hanya 3,1 dari 100. Dengan melibatkan pemuda melalui program CYCLE, tantangan ini dapat diubah menjadi peluang, seperti melalui inovasi teknologi daur ulang dan pengembangan produk ramah lingkungan yang memiliki nilai tambah. Selain itu, BPS mencatat bahwa tingkat pengangguran terbuka di kalangan pemuda mencapai 4,91% pada tahun 2024. Program CYCLE berpotensi memberikan lapangan kerja baru bagi generasi muda melalui sektor ekonomi hijau.
Untuk merealisasikan tujuan tersebut, CYCLE mengedepankan strategi implementasi yang meliputi pembentukan komunitas pemuda berbasis ekonomi sirkular di tingkat nasional dan regional. Salah satu wadah implementasi yang potensial untuk program CYCLE ini adalah melalui Komunitas #UangKita atau Komunita. Komunita merupakan bentuk sinergi antara Kemenkeu dan generasi muda, sebagai motor penggerak menuju visi Indonesia Maju 2045. Hadirnya Komunita dapat memperkuat partisipasi generasi muda dengan memberikan ruang bagi inovasi teknologi ramah lingkungan, advokasi kebijakan publik melalui media digital, serta penciptaan start-up berbasis keberlanjutan.
ADVERTISEMENT
Namun, kebijakan fiskal yang ada saat ini belum sepenuhnya mendukung penerapan ekonomi sirkular secara komprehensif. Beberapa inisiatif seperti cukai plastik dan insentif energi terbarukan sudah diterapkan, tetapi upaya ini perlu diperluas agar generasi muda dapat lebih terlibat. Untuk itu, reformasi kebijakan fiskal yang diusulkan meliputi penerapan pajak karbon pada perusahaan dengan limbah berlebih, pemberian insentif pajak untuk UMKM berbasis sirkular, serta subsidi bagi proyek daur ulang yang melibatkan pemuda.
Reformasi ini tidak hanya membuka peluang bagi pemuda untuk berinovasi tetapi juga meningkatkan partisipasi mereka dalam pengelolaan keuangan negara dan lingkungan melalui platform seperti Komunita. Partisipasi generasi muda dapat difasilitasi lebih lanjut dengan mendorong keterlibatan mereka dalam perencanaan anggaran berbasis keberlanjutan serta menggunakan platform digital untuk transparansi alokasi dana proyek ekonomi sirkular. Sebagai contoh, Komunita dapat menjadi wadah penggalangan dana untuk proyek daur ulang yang melibatkan komunitas pemuda.
ADVERTISEMENT
Untuk memastikan keberhasilan program, CYCLE menetapkan rencana aksi yang mencakup kampanye edukasi tentang ekonomi sirkular, pemberian insentif awal kepada komunitas pemuda yang terlibat, dan pembentukan ekosistem ekonomi sirkular yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat. Indikator keberhasilan meliputi peningkatan jumlah start-up pemuda berbasis sirkular, penurunan volume limbah domestik dan industri, serta peningkatan penerimaan pajak dari sektor ekonomi hijau. Sinergi lintas sektor dari penerapan program CYCLE ini dapat dilihat pada visualisasi berikut.
Sinergi Pentahelix Penerapan Program CYCLE (Sumber: Penulis, 2024)
Selanjutnya, mekanisme monitoring dan evaluasi dilakukan melalui tim evaluasi independen, laporan berbasis data, dan pelibatan masyarakat dalam proses pengawasan jalannya program CYCLE ini. Laporan tahunan yang transparan dan berbasis data akan memberikan gambaran tentang efektivitas program, termasuk dampaknya terhadap pengurangan limbah dan peningkatan pendapatan negara.
ADVERTISEMENT

Kesimpulan dan Rekomendasi

CYCLE Indonesia menjadi simbol transformasi yang memberdayakan generasi muda untuk berkontribusi dalam ekonomi sirkular. Dengan memanfaatkan kebijakan fiskal yang inklusif dan optimalisasi #UangKita, gerakan ini dapat mendorong Indonesia menuju ekonomi berkelanjutan yang inklusif dan ramah lingkungan. Dampaknya tidak hanya terasa pada lingkungan, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan negara, dan memperkuat daya saing produk lokal.
Untuk itu, pemerintah perlu memperkuat kebijakan fiskal yang mendukung ekonomi sirkular, sektor industri harus mendukung inovasi pemuda melalui kemitraan strategis, dan platform digital seperti Komunita perlu diperluas untuk meng-influence generasi muda untuk berkontribusi dalam penerapan ekonomi sirkular. Dengan gerakan ini, pemuda Indonesia berpotensi menjadi katalis utama dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berdaya saing tinggi, menjadikan ekonomi sirkular sebagai pilar utama dalam pembangunan ekonomi nasional yang berkelanjutan dan optimalisasi #UangKita untuk Masa Depan Indonesia.
ADVERTISEMENT