Konten dari Pengguna

Analisis Semiotika Kampanye Pemilu 2024

Agus Budiman
Mahasiswa pascasarjana Universitas Airlangga
1 Februari 2024 10:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agus Budiman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kampanye (Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kampanye (Shutterstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008, tentang Pemilihan Umum Presidan dan Wakil Presiden, Bahwan pemilihan umum diselenggarakan secara demokratis dan beradab melalui partisipasi rakyat seluas-luanya berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Selain itu, Pemilihan Umum (Pemilu) secara esensi merupakan proses pembelajaran dalam rangka pendewasaan bangsa.
ADVERTISEMENT
Tentu sikap atau pemikiran masyarakat ada yang negatif atau ada yang positif atau masa bodoh ada juga sangat peduli dengan Pemilu 2024. Tentunya tujuan Pemilu dan pemilihan secara umum adalah untuk memberikan kesempatan bagi setiap warga negara yang telah memenuhi syarat untuk berpartisipasi menggunakan hak politikn
Era digital tentu masyarakat selalu memanfaatkan hari besar nasional sebagai momentum untuk menciptakan kreativitas dalam menyampaikan pesan sekaligus memengaruhi daya Tarik masyarakat, termasuk memasukan balutan humor dianggap viral atau tidak wajar dalam kampanye pemilu 2024. Humor merupakan salah satu cara yang dapat dipakai seseorang untuk menyampaikan gagasan dan pikirannya. Humor yang telah menyebar di masyarakat mempunyai berbagai bentuk dan fungsi. Fungsi humor antara lain sebagai sarana hiburan, pendidikan, dan branding.
ADVERTISEMENT
Branding merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mempertahankan serta memperkuat merek atau brand sehingga mampu memberikan perspektif ke orang lain. Ada juga penjelasan lain yaitu praktik pemasaran dari perusahaan dengan cara menciptakan nama, desain, maupun simbol.
Membongkar Desain Visual Kampanye Pemilu 2024 Menggunakan Semiotika Roland Barthes.
Kalau kita lihat pada akhir-akhir ini beberapa baliho yang dibuat oleh calon pemilu maupun partai politik cukup menarik perhatian masyarakat dalam menikmati karyanya. Banyak pesan yang disampaikan dalam bentuk desain visual dengan balutan humor tersebut. Seperti halnya baliho yang didesain jungkir balik dengan tulisan siap jungkir balik demi rakyat dan masih banyak baliho yang dikonsep humor lainnya.
Selain karya baliho calon pemilu maupun partai politik, ada juga desain visual yang dikemas lebih kekian, salah satunya video animasi 3D yang dibuat oleh pasangan calon presiden nomor urut 2, Prabowo-Gibran. Dalam video tersebut, terlihat Prabowo Subianto melompat keluar dari baliho menunjukkan simbol dua jari sembari mengajak masyarakat untuk pemilu damai.
ADVERTISEMENT
Dalam membongkar sebuah pesan yang ada pada desain visual kampanye pemilu 2024 tentu perlu pisau analisis khusus. Pada tulisan ini penulis menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Terdapat dua proses signifikasi dalam peta analisis Bathes. Tahap pertama adalah tataran denotatif. Tanda denotatif juga merupakan penanda konotatif, yang sudah masuk pada tahap atau signifikasi kedua atau signifikasi pertama adalah aspek bahasa, sedangkan tahap kedua adalah aspek mitos. Aspek mitos inilah yang merupakan goals dari memilih aliran Barthes untuk menganalisis tanda.