news-card-video
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Digitalisasi Ibadah dan Tren Religiusitas di Era Ramadhan

Agus Budiman
Mahasiswa pascasarjana Universitas Airlangga
12 Maret 2025 14:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agus Budiman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Digital (Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Digital (Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Di era digital, Ramadhan bukan hanya menjadi bulan penuh ibadah, tetapi juga mengalami perubahan signifikan dengan hadirnya media sosial. Transformasi ini terlihat dari semakin populernya kajian agama daring, ceramah virtual, serta berbagai aplikasi keislaman yang membantu umat Muslim menjalankan ibadah, seperti pengingat waktu salat, Al-Qur’an digital, dan platform donasi online. Media sosial kini menjadi sarana utama bagi umat Islam untuk berbagi inspirasi keagamaan, mulai dari doa harian hingga kutipan ayat suci, menciptakan ruang dakwah yang lebih luas dan mudah diakses oleh berbagai kalangan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, tren religiusitas dalam media sosial semakin berkembang, terlihat dari meningkatnya konten Islami yang viral, seperti tantangan membaca Al-Qur’an One Day One Juz, kampanye sedekah daring, serta siaran langsung ibadah dari masjid-masjid besar. Para ulama dan influencer memanfaatkan platform digital untuk menyebarkan pesan keagamaan, menjadikan Ramadhan lebih interaktif dan inklusif.
Fenomena ini menunjukkan bahwa media sosial tidak lagi sekadar sarana hiburan, tetapi telah bertransformasi menjadi alat yang memperkuat spiritualitas dan solidaritas sosial. Digitalisasi ibadah memungkinkan semua orang untuk lebih mudah mengakses nilai-nilai keagamaan, menjadikan teknologi sebagai jembatan yang menghubungkan umat dengan semangat religiusitas di era modern.
Fenomena Tantangan One Day One Juz dan Digitalisasi Ibadah
Seiring dengan perkembangan era digital, tren religiusitas selama Ramadhan mengalami perubahan, salah satunya melalui berbagai tantangan ibadah yang ramai diikuti warganet. Tantangan seperti One Day One Juz dan 30 Hari Kebaikan Ramadhan menjadi fenomena menarik, di mana masyarakat tidak hanya menjalankan ibadah secara personal, tetapi juga membagikan pencapaian mereka melalui media sosial.
ADVERTISEMENT
Tantangan One Day One Juz mengajak umat Islam untuk membaca satu juz Al-Qur’an setiap hari, sehingga dalam satu bulan mereka dapat menyelesaikan 30 juz. Banyak peserta membagikan perjalanan spiritual mereka melalui unggahan di Instagram, Twitter, atau TikTok, dengan harapan dapat menginspirasi orang lain untuk turut serta. Beberapa komunitas bahkan membentuk kelompok kajian daring untuk saling mendukung dan menjaga konsistensi dalam menjalankan tantangan ini.
Sementara itu, tantangan 30 Hari Kebaikan Ramadhan mengajak warganet untuk melakukan satu kebaikan setiap hari, baik dalam bentuk ibadah, sedekah, maupun tindakan sosial lainnya. Misalnya, berbagi makanan dengan tetangga, membantu orang tua, berdonasi kepada fakir miskin, hingga menyebarkan pesan positif di media sosial. Tantangan ini tidak hanya mengajarkan pentingnya berbuat baik, tetapi juga menumbuhkan kebiasaan berbagi yang diharapkan dapat terus berlanjut setelah Ramadhan.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini menunjukkan bahwa media sosial telah menjadi ruang baru bagi umat Islam untuk memperkuat nilai-nilai spiritual. Melalui berbagai tantangan ini, ibadah tidak lagi bersifat individual, tetapi berkembang menjadi gerakan kolektif yang mampu memotivasi lebih banyak orang untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. Digitalisasi religiusitas ini membuktikan bahwa teknologi dapat menjadi sarana efektif dalam menyebarkan inspirasi dan memperkuat kebersamaan selama bulan suci.
Kapital Sosial dalam Digitalisasi Ibadah: Perspektif Pierre Bourdieu
Pierre Bourdieu menjelaskan bahwa kapital sosial adalah sumber daya yang muncul dari hubungan antarindividu dalam suatu komunitas. Dalam konteks digitalisasi ibadah selama Ramadhan, kapital sosial terwujud dalam bentuk jaringan solidaritas yang semakin kuat melalui media sosial. Orang-orang saling mendukung dalam menjalankan ibadah, berbagi motivasi, serta memanfaatkan teknologi untuk memperluas jangkauan kebaikan.
ADVERTISEMENT
Kapital sosial memiliki tiga elemen utama: kepercayaan, jaringan sosial, dan norma timbal balik. Kepercayaan terlihat dalam fenomena donasi digital, di mana masyarakat yakin bahwa dana yang mereka sumbangkan melalui platform seperti Kitabisa atau LAZISMU akan benar-benar disalurkan kepada mereka yang membutuhkan. Jaringan sosial tampak dalam komunitas daring yang saling mendukung, seperti grup kajian virtual dan tantangan ibadah digital seperti One Day One Juz atau 30 Hari Kebaikan Ramadhan.