Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
UFO Singgah di Indonesia: Cilamaya, Porong dan Pekanbaru
31 Juli 2022 14:32 WIB
Tulisan dari Agus Rifani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
UFO atau Benda Terbang Aneh (Beta) sudah sering dilaporkan kemunculannya di Indonesia. Situs Betaufo merekam laporan tersebut dan dikelompokkan berdasarkan tahun penampakan. Diantara laporan yang hingga sekarang jumlahnya mencapai ratusan, ada tiga penampakan UFO yang saya nilai sangat menarik. Itulah tiga peristiwa dimana UFO berhasil dipotret, yaitu di Cilamaya tahun 1975, Porong pada tahun 1977 dan di Pekanbaru tahun 2007.
ADVERTISEMENT
Namun, sebelum melihat foto UFO di ketiga daerah tersebut, sebaiknya kita pahami dulu enam klasifikasi penampakan UFO. Klasifikasi ini disusun oleh seorang astronom, Dr. J. Allen Hynek, dan dituliskan dalam bukunya “The UFO Experience: A Scientific Inquiry” yang terbit tahun 1972. Klasifikasi Hynek membagi penampakan UFO menjadi dua kelompok. Yaitu penampakan jarak dekat jika objek tersebut kurang dari 183 m dan penampakan jarak jauh jika objek berada lebih dari 183 m.
Penampakan jarak jauh dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu UFO berbentuk bola atau titik cahaya di malam hari (NL), UFO berbentuk piringan di siang hari (DD) dan UFO yang selain dapat dilihat oleh mata telanjang juga tampak pada radar (RV).
ADVERTISEMENT
Sementara itu, penampakan jarak dekat atau yang dikenal dengan Close Encounter (CE), terbagi menjadi tiga jenis, yaitu CE jenis pertama saat UFO berada kurang dari 183 meter namun tidak ada interaksi dengan pengamat. CE jenis kedua saat UFO meninggalkan bekas atau mempengaruhi kerja mesin. Serta CE jenis ketiga jika pengamat melihat ada entitas bukan manusia yang berada di dalam atau di luar UFO.
Ya, kalian tidak salah baca. Hynek, seorang ilmuan bidang astronomi, membuat klasifikasi dimana ada Alien yang mengendarai UFO. Tentu dia tidak sekedar mengarang. Klasifikasi tersebut dia susun setelah menginvestigasi ribuan laporan UFO di Amerika Serikat dalam suatu program penelitian bernama Blue Book Project. Mungkin, di lain kesempatan kita bisa membahas tentang hipotesis alien tersebut.
ADVERTISEMENT
Untuk saat ini, mari kita buka satu per satu foto UFO di Cilamaya, Porong dan Pekanbaru. Ketiga laporan UFO tersebut, secara singkat, pernah dimuat dalam laman Betaufo dan dalam buku Marsekal Muda TNI (Purn.) Jacob Salatun: "UFO, Salah Satu Masalah Dunia Masa Kini". Namun, pada tulisan ini, saya akan mengulas peristiwa tersebut dari sisi analisis gerakan dan bentuk objek.
UFO di Lepas Pantai Cilamaya (Jarak Jauh Jenis DD)
Peristiwa penampakan UFO di Cilamaya terjadi pada tanggal 22 September 1975. Sore itu, sekitar pukul 15.00 waktu setempat, Ir. Tony Hartono Rusman telah menyelesaikan pemeriksaan pembangunan menara pengeboran minyak milik perusahaan Arco di lepas pantai Cilamaya. Roll film pada kamera Olympusnya tersisa satu jepretan. Saat beristirahat di Quarters Platform lantai 3, tiba-tiba perhatiannya terarah pada titik hitam di atas cakrawala yang mendekat dengan cepat hingga menjadi sebesar bulan purnama. Dia segera memotret objek itu yang kini jaraknya sekitar 10 km dari tempatnya berdiri. Hasilnya adalah sebuah foto UFO di atas kapal tanker Arco Ardjuna berikut ini.
Ir. Tony hartono R. menyebutkan bentuk UFO tersebut lonjong dan berwarna merah tua sedikit kekuning-kuningan serta mengeluarkan suara mendesing seperti gasing dengan frekuensi rendah. Tidak lama kemudian, objek tadi kembali menjauh kemudian melesat naik ke atas dan hilang dari pandangan mata. Ia memperkirakan selang waktu kemunculan objek tersebut hanya sekitar satu menit. Lintasan UFO dari awal mendekat sampai menjauh membentuk bumerang.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan informasi diatas, posisi UFO tersebut saya modelkan dalam gambar berikut, yaitu datang dari kiri kemudian mendekat ke tengah dan menjauh kembali ke sudut kanan gambar sebelum kemudian naik melesat ke atas.
Menariknya, UFO ini muncul kembali satu minggu kemudian pada pukul 18.00 waktu setempat dan disaksikan oleh Dr.Ted.Telsch. Ia seorang ahli fisika dari Flour Ocean Co, Houston,Texas, yang saat itu berada di lokasi yang sama.
Pengalaman yang disampaikan oleh Ir. Tony Hartono R. tersebut sangat informatif dan memungkinkan saya untuk menghitung kelajuan dan diameter UFO tersebut. Begini analisis yang saya lakukan.
Pertama, dia menyebutkan bahwa ukuran UFO saat di posisi terdekat, yaitu saat dia berhasil memotret, adalah sebesar bulan purnama. Jika kita ubah ukuran ini kedalam diameter sudut, maka besarnya adalah 0,52 derajat.
ADVERTISEMENT
Kedua, dari foto yang berhasil dipotret, kita dapat memperkirakan ukuran UFO tersebut. Kapal tanker Arco Ardjuna yang ada di dalam foto tersebut berukuran 143 m (data dari situs vesselfinder). Sementara, lebar UFO tampak setengah dari kapal tanker. Sehingga perkiraan saya, lebar UFO adalah 71,5 meter atau hampir sebanding dengan panjang pesawat yang biasa digunakan oleh maskapai di Indonesia saat ini (panjang pesawat Boeing 777-300ER adalah 73,9 m, data wikipedia).
Ketiga, Ir. Tony Hartono R. menyebutkan awalnya UFO tersebut di kejauhan seperti titik hitam. Saya mengambil estimasi sederhana, anggaplah titik hitam tersebut tidak terlalu kecil, yaitu hanya sepersepuluh dari diameter sudut bulan purnama, atau 0,052 derajat.
Berdasarkan nilai diameter sudut pada jarak terdekat, 0,52 derajat dan estimasi ukuran UFO, 71,5 meter, dapat ditentukan jarak objek tersebut, yaitu sekitar 7,8 km. Nilai ini, mempertimbangkan tingkat kekeliruan estimasi saya tadi, berada dalam orde yang sama dengan perkiraan Ir.Tony Hartono R. saat ada di lokasi, yaitu sekitar 10 km.
ADVERTISEMENT
Sehingga, saya dapat menghitung perkiraan jarak yang ditempuh oleh UFO, yaitu dari diameter sudut 0,052 derajat ke diameter sudut 0,52 derajat atau sejauh 70 km (dibulatkan). Berdasarkan informasi waktu kemunculan yang hanya satu menit, maka didapat kelajuan UFO tersebut sekitar 8.400 km/jam. Kelajuan ini melampaui kelajuan gelombang suara di udara (1.235 km/jam). Meskipun demikian Ir. Tony Hartono R. tidak melaporkan mendengar dentuman supersonik, yang biasanya terjadi jika ada pesawat supersonik menembus batas kecepatan suara.
Pada masa itu, hanya pesawat North American X-15 yang mampu menandingi kelajuannya, yaitu di angka 7.274 km/jam (data wikipedia). Tentu UFO yang tampak pada foto tersebut bukan pesawat, karena tidak ada sayap, tidak ada semburan jet, dan tidak ada suara jet atau ledakan sonik. Sehingga dapat disimpulkan objek tersebut adalah UFO.
ADVERTISEMENT
UFO di Porong (Jarak Jauh Jenis DD)
Pada 27 Juni 1977, Dr. Ir. Aryono Abdulkadir bersama dua rekannya sedang dalam perjalanan dari Surabaya ke Malang. Saat melewati daerah antara Gempol dan Porong, perhatiannya teralihkan pada objek yang melesat turun di langit sebelah barat. Tampak pijaran cahaya berwarna kuning di bagian belakang objek tersebut. Mereka berhenti dan turun untuk memotret objek yang bergerak vertikal ke bawah (Foto 1). Saat memotret, objek tersebut ternyata membelok ke arah selatan dan meninggalkan jejak yang pada gambar juga terlihat berbelok (Foto 2). Potret yang ketiga menangkap objek tersebut yang bergerak lurus secara horizontal Selatan (Foto 3).
Ketiga foto tadi saya gabungkan dengan patokan objek hitam di sudut kanan bawah. Hasilnya adalah gambar diatas yang memperlihatkan rangkaian utuh dari gerakan objek.
ADVERTISEMENT
Pijaran cahaya kuning yang ditinggalkan oleh objek tersebut tidak bertahan lama. Ini dibuktikan dengan foto terakhir yang tidak lagi menunjukkan jejak cahaya berbelok. Oleh sebab itu, karakteristik ini berbeda dengan contrail atau jejak asap/uap sebuah pesawat. Selain itu tampak ada perbedaan intensitas antara objek dengan jejak cahaya, sehingga objek ini kemudian saya estimasi berbentuk lonjong dan dimodelkan seperti gambar berikut.
Dr.Ir.Aryono Abdulkadir, yang mendapatkan gelar Insinyur Fisika Teknik dari ITB dan Doktor dalam Mechanical Engineering dari Universitas Kentucky, berpendapat bahwa objek yang disaksikannya menyerupai sebuah “reentry vehicle” yang mengalami proses ablasi pada permukaannya saat memasuki lapisan atmosfer dengan cepat.
Meskipun demikian, tidak seperti sampah angkasa atau pesawat Space Shuttle, objek ini tampak berbelok hampir 90 derajat. Selanjutnya, pak Aryono Abdulkadir juga tidak menyebutkan ada suara raungan mesin atau dentuman ledakan. Karakteristik ini menunjukkan bahwa objek tersebut dikendalikan dan bukan pesawat biasa (tidak tampak sayap atau warna hitam putih seperti space shuttle milik AS), oleh karena itu saya simpulkan objek tersebut adalah UFO.
ADVERTISEMENT
UFO di Pekanbaru (Jarak Jauh Jenis NL)
Berbeda dengan kedua foto UFO sebelumnya, kali ini objek yang berhasil dipotret oleh Doris M. Yahya di Pekanbaru pada tahun 2007, tidak bergerak dan dilihat saat malam hari. Oleh karena itu, menurut klasifikasi Hynek, objek ini masuk dalam kategori NL atau Nocturnal Lights.
Ia melihat objek tersebut jam 19.00 malam waktu setempat, tampak diam di langit dan bercahaya. Namun, objek itu menghilang 20 menit kemudian. Saksi mata yang sempat melihat tidak hanya dia, ada juga keluarga dan warga sekitar di Jl. Nila, Kelurahan Limbungan Baru, Pekanbaru.
Uniknya seperti yang dapat dilihat pada foto diatas, cahaya dari objek tersebut bukan merupakan titik cahaya bintang. Sebab jika suatu titik bintang diperbesar di kamera maka berkas dari cahaya bintang akibat lensa akan tampak tidak simetris, sementara foto diatas menunjukan cahaya simetris dan tegas yang menutupi objek bola berkilau putih.
Saya berasumsi bahwa bentuk kerucut atau segitiga yang ada di bagian atas dan bawah adalah plasma. Sementara, objek yang membangkitkan plasma tersebut berada di dalam dan berbentuk separuh bola ditangkupkan. Karena itu, model yang saya buat diperlihatkan di dalam gambar dibawah adalah berupa setengah bola yang tertangkup dan ditutupi kerucut atau segitiga kuning plasma.
Apakah objek tersebut adalah UFO? Objek ini paling tidak mampu mempertahankan posisi di angkasa selama 20 menit. Lampion misalnya tidak mampu mempertahankan posisi dan akan terbawa angin. Perlu diingat, saat itu drone juga belum dijual bebas di Indonesia. Bentuk cahaya yang ditangkap oleh kamera juga bukan karakteristik cahaya sebuah bintang, terlihat garis gelap atau kosong di bagian tengah objek. Garis ini tampak lurus dan tidak berubah. Dengan karakteristik seperti ini saya menyimpulkan bahwa apa yang dilihat oleh Doris M. yahya di Pekanbaru adalah UFO.
ADVERTISEMENT
Demikian tiga foto UFO yang berhasil ditangkap oleh kamera di tiga tempat berbeda. Tentu laporan penampakan UFO di Indonesia tidak terbatas pada tiga peristiwa ini. Semoga pada tulisan selanjutnya dapat saya ungkapkan analisis penampakan UFO lainnya. Kesimpulan yang bisa kita ambil dari tiga peristiwa diatas adalah: UFO telah mampir ke Indonesia!