Konten dari Pengguna

Thomas Americo, Petinju Pertama Penantang Juara Dunia

Agus Sarkoro
Auditor KAP, Ketua DeWas Yayasan Al-Ikhlas Tarakan
17 September 2021 19:11 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agus Sarkoro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Thomas Americo di Koran Tahun 1981 (Sumber: Twitter)
zoom-in-whitePerbesar
Thomas Americo di Koran Tahun 1981 (Sumber: Twitter)
ADVERTISEMENT
Mungkin banyak yang tidak tahu kalau dalam dunia tinju professional, ada seorang petinju Indonesia asal Timor Leste yang pernah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Thomas Americo namanya. Petinju berdarah Timor – Angola ini adalah petinju Indonesia pertama yang sempat menantang juara dunia WBC.
ADVERTISEMENT
Lahir pada tahun 1958, di tempat yang saat itu adalah Timor Portugis, Thomas Americo kemudian melakukan debut profesionalnya pada April 1980. Ia mengalahkan veteran Australia Eddie Buttons, lebih dari 10 ronde. Setelah itu dia melanjutkan kemenangan debutnya dengan kemenangan KO atas juara kelas welter ringan OPBF Sang Mo Koo asal Korea Selatan.
Pada 15 Agustus 1980, Thomas Americo yang berusia 22 tahun, mendapat kesempatan menantang juara kelas Welter Ringan OPBF (Oriental and Pacific Boxing Federation). Saat itu, gelar juara dipegang oleh Sang Mo Koo.Thomas Americo berhasil merebut gelar juara tersebut melalui kemenangan KO di ronde ke 8, dalam pertarungan yang diselenggarakan di Jakarta, Indonesia.
Kemenangan melawan Koo melambungkan nama Thomas Americo.Namanya mulai disebut-sebut sebagai calon penantang juara dunia kelas Welter Ringan versi WBC.Saat itu gelar juara dunia dikuasai oleh Saoul Mamby dari Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Di usia 23 tahun, Thomas Americo mendapat kesempatan yang langka itu.Ia pun menjadi orang Indonesia pertama yang mendapat kesempatan menantang juara dunia. Pertarungan Thomas Americo melawan Saoul Mamby ini menjadi pertandingan yang akan selalu dikenang oleh pencinta tinju tanah air waktu itu.
Hampir seluruh rakyat Indonesia yang sudah bisa menikmati siaran televisi tumpah ruah menyaksikan pertandingan ini. Kehebohan rakyat menonton pertarungan itu bisa disejajarkan dengan pertandingan Muhammad Ali.
Ada hal yang sangat saya ingat di pertarungan tinju itu. Selama 15 ronde berjalan, setiap istirahat ronde, Thomas Americo tidak pernah duduk di sudut ring. Ia selalu berdiri dengan lengan tangan ditaruh di atas sabuk ring. Puncaknya terjadi pada ronde ke-15, Americo terlihat kelelahan dan tak satu pukulan pun mampu dilepaskan.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, pertandingan yang digelar tanggal 29 Agustus 1981 di Stadion Bung Karno, Jakarta itu tak berhasil membuat Thomas Americo merebut gelar juara dunia. Thomas Americo harus mengakui keunggulan Saoul Mamby melalui kekalahan angka setelah bertarung ketat selama 15 ronde.
Setelah kekalahan pada pertandingan itu, karier Thomas Americo terus merosot. Ia mencoba mengembangkan karier tinjunya di luar negeri, tetapi gagal untuk bisa kembali berjaya. Di akhir masa hidupnya, pada tanggal 7 September 1999 sang petinju tewas di tangan milisi dalam perang saudara, seminggu pasca Referendum Timor Timur diselenggarakan.

Bagaimanapun, Thomas Americo tercatat dalam sejarah pernah mengharumkan nama Indonesia dalam dunia tinju Internasional.

***
"Kuis kumparan:"ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU”"
"Kuis kumparan:"ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU”"
ADVERTISEMENT
"Kuis kumparan:"ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU”"