Gema Selawat Sambut Kedatangan Bulan Rajab

Agus Setiawan
Agus Setiawan, berkarya di humas STKIP PGRI Ponorogo. Menulis esai, opini, dan artikel di media cetak dan elektronik. Tergabung dalam komunitas literasi Sutejo Spectrum Center (SSC) dan tim penggerak di Sekolah Literasi Gratis (SLG).
Konten dari Pengguna
16 Februari 2022 11:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agus Setiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dok, Mahasiswa KKNT des Tegalrejo, Kecamatan Pulung, Ponorogo.
zoom-in-whitePerbesar
Dok, Mahasiswa KKNT des Tegalrejo, Kecamatan Pulung, Ponorogo.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ponorogo – Malam itu (11/2) masjid Jamik Desa Tegalrejo terlihat meriah. Riuh gema selawat bertalu-talu dari dalam masjid, menyebar ke seluruh penjuru desa. Senandung selawat itu menggambarkan bagaimana perasaan orang-orang yang berada di dalamnya. Segerombolan ibu-ibu dan anak-anak muda tampak sedang menikmati suasana malam itu. Mereka adalah ibu-ibu perkumpulan hadroh Desa Tegalrejo, Pulung dan mahasiswa KKNT STKIP PGRI Ponorogo yang menggelar rutinan hadroh.
ADVERTISEMENT
“Kegiatan ini diadakan dalam rangka memperingati sekaligus memeriahkan Bulan Rajab 1443 H,” ungkap Dendi Catur, Ketua KKNT Desa Tegalrejo.
Kegiatan rutinan hadroh yang dimulai pukul 19.30 WIB itu dihadiri oleh ibu-ibu perkumpulan hadroh lansia Desa Tegalrejo, mahasiswa KKNT, dan anak-anak sekitar. Meskipun digelar secara sederhana, tetapi kegiatan rutinan hadroh ini berjalan lancar dan sangat meriah. Ibu-Ibu perkumpulan hadroh sangat antusias mengikuti kegiatan ini hingga usai. Rintik hujan dan gelapnya malam tidak mengendorkan semangat mereka. Mereka datang tidak hanya dengan tangan kosong.
“Ibu-ibu di sini juga menyediakan jajan dan kopi untuk semua orang yang hadir. Antusias mereka sangat luar biasa,” ungkap Ajeng Puri, salah satu mahasiswa KKNT.
Sebelum selawatan dimulai, Rizal Ubaidillah, salah satu mahasiswa KKNT diberi kepercayaan untuk memberikan tausiah kepada seluruh hadirin. Dalam kesempatan itu, tema ‘Indahnya Bulan Rajab’ adalah tema yang dipilih oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia itu. “Kegiatan rutinan hadroh ini bertujuan untuk memperingati sekaligus memeriahkan Bulan Rajab. Sebelum mengarah ke situ, mengetahui keindahannya adalah pintu masuk yang pertama,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Usai tausiah, acara dilanjutkan dengan kegiatan berselawat bersama. Ada yang memukul alat-alat hadroh, ada yang bertugas sebagai vokal utama, lainnya bernyanyi bersama-sama. Ibu-ibu perkumpulan hadroh Desa Tegalrejo dan mahasiswa KKNT saling bergantian tugas. Semakin larut malam, semakin larut pula perasaan mereka dalam berselawat. Mereka tampak begitu menikmati kegiatan ini.
Muji, perwakilan ibu-ibu yang bertugas memukul rebana menyampaikan ucapan terima kasih kepada mahasiswa KKNT karena sudah turut berpartisipasi dalam acara tersebut. Pihaknya menyebut, kehadiran mahasiswa menambah semarak kegiatan rutinan hadroh di Desa Tegalrejo.
Di lain pihak, Siti Khodijah, salah satu anggota perkumpulan hadroh mengaku sangat senang dengan kegiatan ini. Pihaknya, merasa sudah lama sekali tidak main alat musik hadroh. “Kami bisa bermain alat musik hadroh karena belajar dari mahasiswa KKN dari IAIN tahun 2015. Sebelumnya kami belum bisa sama sekali, tetapi karena terus belajar dan berlatih kami pun mulai terbiasa. Kegiatan ini merupakan salah satu medan untuk mengingat dan melatih kembali kemampuan kami,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Hal serupa juga dirasakan oleh mahasiswa KKNT Desa Tegalrejo. Krisna Wahyuningtyas menemukan ilmu dan pengalaman baru, pasalnya itu adalah kali pertama mengikuti kegiatan hadroh semacam itu. "Saya sangat senang karena dengan ikut hadroh ini saya jadi tambah ilmu. Ya, meskipun mengalami sedikit kesulitan karena banyak lagu yang tidak hafal. Untuk dapat menikmati secara penuh, saya cepat-cepat cari liriknya di Google,” ungkap mahasiswi Pendidikan Bahasa Jawa tersebut.
“Sudah lama tidak bermain alat musik hadroh. Saya sedikit lupa kunci dari alat musik ini, tetapi sebisa mungkin saya mencoba untuk menyelaraskan nada dengan yang lainnya, tambah Bayu Dwi Saputra, mahasiswa KKNT.
Tepat pukul 22.00 WIB acara rutinan hadroh tersebut berakhir. Sebelum ditutup mereka menikmati makanan dan minuman yang telah disajikan. Acara ditutup dengan berjabat tangan. Tak lupa mereka membersihkan sisa-sisa kegiatan. Sebelum malam benar-benar semakin larut, para ibu-ibu dan mahasiswa berbondong-bondong meninggalkan masjid yang terletak di belakang Balai Desa Tegalrejo tersebut.
ADVERTISEMENT
Penulis/ Fita Lailiaturrohmah Editor/ Sri Wahyuni