Konten dari Pengguna

Pilpres 2024: Pilihan Ideologis Atau Populis?

Ahmad Akbar Habibullah Assagung
An Anthropolgy Student at Airlangga University Who Are Interested in Political Issues Concerning Public Affairs
10 Juni 2023 17:41 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Akbar Habibullah Assagung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mencoblos saat pemilu. Foto: AFP/Chaideer Mahyuddin
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mencoblos saat pemilu. Foto: AFP/Chaideer Mahyuddin
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menjelang pemilihan presiden tahun 2024, hawa politik sudah mulai terasa. Para aktor politik yang digadang-gadang bahkan sudah dideklarasikan sebagai bakal calon presiden mengadakan safari ke berbagai daerah. Tentunya hal ini merupakan pemetaan terhadap pemilih. Baik masyarakat umum ataupun tokoh masyarakat yang memiliki lumbung suara.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini juga bersifat sebagai pendongkrak elektabilitas calon tersebut. Sehingga diharapkan calon yang sudah digadang oleh koalisi partai ini dapat menunjukkan wajahnya ke masyarakat sekaligus mengambil hati mereka. Dengan demikian, instrumen kepopuleran seorang bakal calon juga merupakan hal yang menjadi titik fokus tim pemenangan koalisi.
Oleh karena itu, diharapkan bakal calon yang dipilih adalah seseorang dengan elektabilitas yang cukup tinggi atau yang berpotensi tinggi. Tak peduli bagaimana track record kepemimpinannya selama lima atau bertahun-tahun belakang. Yang penting adalah elektabilitasnya dapat mewujudkan kepentingan koalisi. Dengan demikian, rakyat yang hanya disuguhi bakal calon yang tinggi elektabilitasnya, bukan yang memang mempunyai kapasitas, maka pada pemilu setahun mendatang harus berubah preferensi pilihannya jika ingin membuat perubahan.
ADVERTISEMENT
Pilihan yang dihadapkan kepada rakyat ditentukan oleh keputusan partai dan koalisi. Karena menganut prinsip PT 20% maka partai yang tidak punya suara sebanyak itu di DPR harus bekerja sama untuk membuat koalisi. Dengan demikian, pilihan yang dihadapkan kepada rakyat sejatinya bukan yang mewakili rakyat atas kepengurusan urusan masyarakat. Tapi kepentingan partai yang hingga saat ini masih mementingkan urusan elite.
Dengan modal calon yang seperti itu, yang menjadi pertanyaan adalah apakah calon itu mampu menyelesaikan yang dihadapi oleh masyarakat? Jika kita tilik, permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat adalah masalah yang fundamental. Masalah yang mempengaruhi kehidupan masyarakat pada berbagai dimensi dan saling terikat antar satu dengan yang lain.
Masalah yang sangat erat kaitannya dengan kebutuhan pokok masyarakat. Bukan masalah inkremental atau masalah yang hanya kulitnya saja yang cukup diselesaikan dengan solusi praktis. Sehingga, dengan komplektisitas masalah yang dihadapi perlu penyelesaian secara fundamental. Penyelesaian secara mendasar dan menyeluruh.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, permasalahan yang kompleks dan fundamental yang dihadapi oleh masyarakat, perlu seorang penyelesai masalah yang paham akan masalah ini juga. Pemimpin yang memiliki ideologi yang terpatri di dalam tubuhnya dibanding pemimpin yang hanya elektabilitasnya saja yang tinggi, pemimpin seperti ini condong lebih bisa menyelesaikan masalah.
Ia berjalan dengan keyakinan yang mantap dan tahu bagaimana memandang dunia ini. Sehingga, dengan ideologi yang dianutnya dapat memecahkan masalah yang ada. Tapi dengan syarat, bahwa ideologi yang diemban itu benar. Pada tahap teori ia mampu diaplikasikan di mana saja dan pada tahap praktis ia mampu diaplikasikan oleh siapa saja.
Adapun jika yang dipilih adalah karena popularitasnya saja, maka yang ditakutkan ia tidak menyelesaikan masalah fundamental yang dihadapi oleh masyarakat. Ia menyelesaikan masalah yang cukup diselesaikan dengan solusi praktis saja. Seperti, ketika banyak masyarakat miskin, bukannya diselesaikan dengan dibuat lapangan kerja beserta sistemnya yang membuat orang bisa tetap bekerja hingga umur pensiun, malah yang diambil bantuan langsung tunai yang tidak memberdayakan masyarakat itu sendiri. Sehingga, masalah yang ada di masyarakat semakin lebih kompleks, ruwet dan terakumulasi terhadap generasi selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, baik dari pemilih ataupun bakal calon, harus punya kesadaran akan memilih pemimpin yang seperti apa dan sadar tentang kapasitas diri bagi bakal calon. Karena yang dihadapi oleh masyarakat adalah masalah yang seperti gunung es. Puncaknya saja yang terlihat, namun badannya yang lebih besar tertutupi.
Dengan ideologi yang diembannya, bagaimana ia mampu memecahkan masalah secara fundamental dan membangun sistem yang berkelanjutan. Sehingga, terbangunlah sistem yang baik dan mekanisme dalam mengatur urusan masyarakat.
Sebagai penutup, yang harus dipahami oleh masyarakat adalah pemimpin itu ditunjuk oleh rakyat untuk mengelola sumber daya agar dapat membantu manusia. Dengan pengelolaan yang baik akan tercipta masyarakat yang sejahtera.
Dengan demikian patutlah pemimpin yang ditunjuk itu memiliki seperangkat ide mengenai bagaimana mengatur urusan masyarakat. Dengan visi yang sesuai maka misi-misi yang akan dilakukan pun akan konsekuen dengan apa yang dipikirkannya. Hasilnya, bumi ini dapat bertemu pada titik seimbangnya antara kehidupan manusia dengan alam.
ADVERTISEMENT