Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Antusias Generasi Milenial di Kotak Suara
24 Juli 2017 16:03 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
Tulisan dari Ahmad Rifai tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Keberhasilan Partai Buruh di pemilu Inggris merupakan bagian dari tren yang sedang berkembang di Eropa Barat dan Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Sejatinya, apa yang memotivasi hal ini?
Perjudian untuk mengkonsolidasi ulang kekuasaan oleh Perdana Menteri Inggris, Theresa May, ternyata menjadi bumerang. Partai Konservatif-nya malah kehilangan mayoritas di parlemen dalam pemilihan umum hari kamis, memaksa dirinya untuk membentuk sebuah pemerintahan minoritas bersama Partai Union Demokratik Irlandia Utara (DUP).
Jeremy Corbyn yang diusung oleh Partai Buruh memperoleh 31 kursi sementara Partai Konservatif kehilangan 12 kursi. Tampaknya ini ada kaitan erat dengan pengaruh para pemilih muda.
Penilaian tersebut, jika akurat, mempertegas adanya kecenderungan dalam politik Eropa Barat dan AS terhadap perubahan radikal di kalangan pemilih muda yang pada dekade berikutnya dapat melemahkan suasana politik yang telah mapan.
Sebenarnya apa yang memotivasi para milenial kritis ini?
ADVERTISEMENT
Bukti menunjukkan bahwa faktor ekonomi adalah dasarnya, dan ditunjukkan bahwa para pemilih jenis ini akan memiliki sebuah pengaruh yang langgeng pada struktur fundamental ekonomi barat.
Pertama, dari jumlahnya: Menurut jajak pendapat dari Sky News, kandidat dari Partai Buruh Inggris meraih 63 persen di antara pemilih berusia 18 hingga 34 tahun. Sedang di sisi lainnya, partai berhaluan sayap kanan, Tories, mendapat 27 persen.
Jumlah pemilih berusia antara 18 hingga 25 tahun diperkirakan berada di antara 66 dan 72 persen.
Di tahun 2015, ketika Partai Buruh menjalankan kampanye sentris di bawah Edward Miliband, ternyata hanya terjaring sebesar 45 persen.
Dalam jumlah suara tahun ini, Partai Buruh melakukan yang terbaik dengan memiliki presentase tertinggi dari pemilih berusia 18 hingga 24 tahun.
Pada konvesi pemilihan calon presiden AS yang diusung Partai Demokrat tahun lalu, Bernie Sanders yang progresif memenangkan lebih banyak para pemilih berusia antara 19 sampai 29 tahun dari pada gabungan Hillary Clinton dan Donald Trump.
Di Prancis tahun ini, di babak pertama pemungutan suara di antara sebelas kandidiat, Jean-Luc Mélenchon jauh memimpin di dedapan dengan mendapat 30 persen suara dari para pemilih di usia 18 sampai 24 tahun.
Di pemilihan Belanda pada bulan Maret, dengan sebelas partai yang bersaing, Partai Kiri Hijau yang dipimpin oleh seorang anggota berusia 31 tahun memenangkan 35 persen suara yang berusia di antara 18 hingga 34 tahun. Ini merupakan perolehan tertinggi di antara partai lainnya.
Di Italia, menurut jajak pendapat yang diambil dua tahun lalu, gerakan anti-kemapanan yang diusung oleh komedian Beppe Grillo dengan partainya Movimento 5 Stelle (M5S), menjadi favorit bagi pemilih muda berusia 18 sampai 29 tahun.
Beranjak ke Spanyol, ada Podemos yang merupakan partai terbesar ketiga yang didirikan oleh ilmuan politik yang baru berusia 30-an. Pakar utama dalam partai tersebut, Inigo Errejon, berusia 33 tahun.
ADVERTISEMENT
Sebuah konferensi di Madrid tahun lalu yang diselenggarakan oleh partai-partai berhaluan kiri di Eropa, usia rata-rata para hadirin berkisar di bawah 30 tahun.
Para ilmuwan politik cenderung mengutip apa yang disebut sebagai keprihatinan post-materialist untuk menjelaskan fenomena pemilih milenial yang lebih condong ke partai berhaluan kiri.
Kekhawatiran tentang perubahan iklim dan intoleransi terhadap kaum LGBT, imigran, kelompok etnis, serta ras, telah memiliki pengaruh besar.
Di Inggris, pemilih muda secara tidak proporsional menjadi pendukung tak tetap, yang mungkin memiliki kontribusi bagi Partai Buruh dalam pemilihan kali ini.
Meski demikian, tetap ada faktor material penting yang akan menggerakkan perlawanan terhadap berbagai haluan politik manapun.
Di Amerika Serikat, meningkatnya hutang mahasiswa merupakan isu utama di kalangan para pemilih Sanders dan sebelumnya di antara Occupy Movement.
ADVERTISEMENT
Di beberapa negara Eropa Barat, tingkat pengangguran kaum muda sangat tinggi. Sementara itu, sebesar 9,4 persen, lebih dari dua kali lipat rata-rata, berada di AS. 11,9 persen di Inggris, 21,70 persen di Prancis, 34 persen di Italia, dan 39,30 persen di Spanyol.
Selain faktor di atas, cara para pemimpin politik dan bisnis mengelola transisi dari industri ke ekonomi pasca-industri juga menyulut kaum muda untuk mengajukan pertanyaan lebih jauh tentang kapitalisme.
Bisnis di AS dan Eropa Barat telah semakin bergeser dari tenaga kerja penuh waktu, menjadi karyawan kontrak, sementara, dan paruh waktu.
Hal ini diperparah dengan pasar tenaga kerja yang terus-menerus mengalami perubahan, karena cyber-capitalism menciptakan relung dan spesialisasi baru dengan mengorbankan ihwal yang lama.
ADVERTISEMENT
Dalam studi tentang pertumbuhan pekerjaan di AS dari tahun 2005 hingga 2015, ekonom Lawrence Katz dan Alan Krueger menemukan bahwa, “Semua pertumbuhan lapangan kerja dalam ekonomi AS dari tahun 2005 hingga 2015 tampaknya telah terjadi dalam pengaturan kerja alternatif.” Ini terdiri dari pekerjaan sementara, paruh waktu, dan kontrak, yang pada dasarnya tidak mencakup keuntungan atau prospek pekerjaan permanen dan lama.
Di AS, banyak lulusan perguruan tinggi yang harus mengambil magang berbayar rendah atau tak dibayar. Para pekerja muda juga sering berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain daripada mengambil satu pekerjaan dengan harapan tinggal di sana secara permanen.
Menurut sebuah studi tahun 2016 diprakarsai oleh Linkedln, orang-orang yang lulus kuliah antara tahun 1986 hingga 1990, rata-rata mendapat lebih dari 1,6 pekerjaan selama lima tahun pertama mereka. Sedang mereka yang lulus antara tahun 2006 dan 2010, mendapat 2,85 pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Bukan hal mengagetkan, negara-negara Eropa Barat juga telah mengalami tren serupa.
Di Belanda, yang memiliki 5,6 persen pengangguran sebanding dengan yang ada di AS, lebih dari 20 persen adalah pekerja sementara dan 17 persen adalah self-employed.
Pekerjaan paruh waktu telah meningkat dalam dekade terakhir di Spanyol, Italia, Yunani, Austria, dan Jerman.
Pekerja sementara melalui agensi berkembang lebih dari dua kali lipat di antara pekerja berusia antara 15 dan 24 tahun.
Di Eropa, menurut studi Eurofund pada tahun 2012, 45 persen dari umur 15 sampai 29 tahun memiliki status sebagai pekerja sementara. Di Prancis, 82 persen karyawan baru dipekerjakan dalam status kontrak sementara.
Tren semacam ini ternyata juga berlaku di Inggris. Hanya Swiss dan Belanda yang memiliki persentase pekerja paruh waktu yang lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
24 persen angkatan kerja Inggris sebagai pekerja paruh waktu, dan 14,9 persen adalah self-employed.
Kini kian banyak pemuda yang butuh mendapat ilham dengan menghadiri ‘seminar ekonomi’ agar dapat bekerja.
Sebuah laporan think tank tentang ekonomi menyimpulkan, “Ketidakpastian mengenai bagaimana pekerja gigih akan makan dari waktu ke waktu, bagaimanapun, membuat orang merasa tidak enak tentang apakah mereka masih memiliki standar hidup yang layak setalah mendapat ‘kekacauan’.”
Mungkinkah perubahan dalam ekonomi telah menyebabkan pemilih muda mendukung partai dan kandidat seperti Corbyn, Sanders, dan Mélenchon, berkebalikan dengan orientasi politik berhaluan kanan dan moderat, sangat kritis terhadap kapitalisme saat ini?
Muncul sebuah kecurigaan dan kecenderungan adanya tren yang tampaknya akan terus berlanjut; ketidakpuasan yang diungkapkan oleh para pemilih jenis ini tidak mungkin akan mereda seiring bertambahnya usia dan mungkin juga akan mempengaruhi generasi masa depan.[]
ADVERTISEMENT
***
Diterjemahkan secara bebas dari sini: The Millennials Are Moving Left
Sumber foto: (1) The Millennials Are Moving Left , (2) People on the social media are destroying Theresa May and the Tories , (3) Low wages, expensive housing, no prospects… why the Tories lost the young vote to Jeremy Corbyn , (4) Pirate Party set to form government in Iceland, poll suggests , (5) Low wages, expensive housing, no prospects… why the Tories lost the young vote to Jeremy Corbyn , (6) Millennials like socialism, until they get jobs , (7) French presidential race looks tight — and a far-left Bernie-Sanders-like candidate has been surging , (8) GroenLinks leader Jesse Klaver speaks to 5,000 in political rally , (9) Movimento 5 Stelle , (10) Spain rally: Podemos holds Madrid mass ‘March for Change’, (11) LGBT Asylum Seekers Are Not Safe In Detention , (12) Drowning in student loan debt? Here’s help , (13) Labour’s plan to ban unpaid internships will do more harm than good , (14) INTERN LABOR RIGHTS , (15) Where the jobs are: Hot prospects for college grads , & (16) G20 host Hamburg braces for 'Welcome to Hell' protest .
ADVERTISEMENT
9 Juni 2017