Konten dari Pengguna

Plesiran Segoro: Desiran Ombak Pantai Klayar

ahmadasyinta
Asal dari Blora sekarang menjadi Mahasiswa salah satu Universitas di Solo.
9 Agustus 2024 12:56 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ahmadasyinta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Bibir Pantai Klayar, Pacitan. 2024. Kredit foto: Riandhini
zoom-in-whitePerbesar
Foto Bibir Pantai Klayar, Pacitan. 2024. Kredit foto: Riandhini
ADVERTISEMENT
Kehidupan yang panjang tanpa kita isi dengan berbagai memori kehidupan akan terasa seperti makanan yang hambar saat kita sakit. Tidak ada kenikmatan maupun kesegaran yang kita rasakan, begitupun kehidupan perlu selalu kita hibur agar terus bersemangat.
ADVERTISEMENT
Awalnya aku bukanlah orang yang memiliki hobi traveling, melainkan sebaliknya. Liburan adalah ketika dapat menikmati kasur sepanjang waktu tanpa diganggu oleh kegiatan apa pun. Tapi, pada awal 2024 ini aku memiliki wishlist untuk berkelana mengelilingi beberapa destinasi meskipun harus dengan acara yang sangat dadakan.
Malam itu aku dan tiga temanku sedang mengobrol santai di ruang tengah kontrakan kami, tanpa disadari kami sedang membicarakan selama hampir 5 bulan kami tidak pernah berlibur bersama. Akhirnya, malam itu juga kami memutuskan untuk liburan ke Pacitan. Siapa sangka persiapan hanya dengan beberapa jam kami berangkat pagi itu juga dengan menggunakan motor.
Jalan Raya Pacitan, 05.30 WIB. 2024. Kredit foto: Ahmada Norma Syinta
Embun pagi yang mengiringi sepanjang perjalanan kami, beberapa kali jarak pandang kami terhambat oleh kabut yang cukup tebal. Udara dingin ikut menjadi sahabat perjalanan kami selama kurang lebih tiga jam setengah.
ADVERTISEMENT
Kami melewati banyak pemandangan kota maupun perdesaan yang memanjakan mata kami. Warna jingga yang bercampur dengan warna hijaunya sawah serta cahaya yang terbiaskan oleh pantulan air sawah membuat mata kami terpana untuk terus membuat video maupun memotret tanpa henti.
Pohon kelapa mulai terlihat bergoyang lentik oleh angin sepoi-sepoi, menandakan pantai sudah semakin dekat. Pemandangan yang terlihat tidak kalah indah dengan keasrian sawah ditambah beberapa bukit karang yang terlihat. Setelah memasuki pintu masuk wisata Pantai Klayar tiba-tiba hujan mengguyur kami, kara sudah semakin dekat kami memutuskan untuk meneruskan.
Melewati jalanan licin dengan medan yang menurun ditambah suara desiran ombak menambah sensasi pantai mulai terbentuk dalam emosi kami.
Pantai Klayar, Pacitan. 2024. Kredit foto: Ahmada Norma Syinta
Welcome to Pantai Klayar Pacitan guys! Wah luar biasa dinginnya saat sampai, ditambah guyuran hujan kian deras. Kami langsung memarkirkan motor di tempat yang dekat dengan pendopo. Segala bekal yang sudah kami siapkan mulai ditata, kompor mulai dinyalakan untuk memasak sambil menghangatkan tubuh yang menggigil kedinginan.
ADVERTISEMENT
Mi Cup mulai diseduh aroma yang semerbak ke penjuru indra penciuman kami membuat perut kami ikut berkontraksi (kruyuk), tanda bahwa kami lapar (hahahaha). Dua mi cup kami bagi untuk berempat sambil membuat bbq sosis dan kondisi cuaca lebih cerah.
Matahari mulai menyapa dan udara mulai hangat. Setelah menghabiskan segala macam perbekalan kami terjun untuk melepaskan segala molekul negatif kehidupan yang sudah lama tersimpan. Bukan hanya menikmati pasir putihnya tetapi debaran ombak yang menghantam batu karang dipadukan dengan pemandangan hijau dan birunya hamparan langit "seperti dunia hanya tentang pinggiran darat dan air".
Perasaan yang telah tersimpan terluapkan dalam sekejap dengan berbagai moment yang tercipta, banyak foto dan video yang kami abadikan untuk mengenang masa muda ini, rasanya tak lagi ingin kembali pada hiruk pikuk kehidupan yang melelahkan. Tetapi begitulah kehidupan dunia tidak ada yang mudah semua memiliki porsinya masing-masing dalam sesi kehidupan manusia.
ADVERTISEMENT
Jernihnya air bercampur pembiasan langit biru membuat suasana pantai menjadi tenang, ombak yang merayap menyentuh kaki menjadi sensasi yang unik untuk dinikmati. Sekitar pantai sebelah utara banyak baby crabs yang bermunculan, warna hijau dari rumput laut salah satu pemandangan yang indah ditambah kerang-kerang yang terdampar membuat bibir pantai semakin kaya akan warna. Udara pagi yang segar setelah hujan pun ikut memanjakan tubuh menjadi lebih rileks tidur di atas hamparan pasir yang diterpa deburan ombak.
Terdamparnya kerang, rumput laut, dan bebatuan yang ada di bibir pantai Klayar, Pacitan. 2024. Kredit foto: Ahmada Norma Syinta
Pengalaman berlibur terbaru yang merefresh seonggok manusia yang penuh riuh pikuk Dunia. Rasa riuh itu kini telah lepas menjadi rasa hampa yang perlu terisi berbagai hal kehidupan, bukanlah hal sia-sia kita menyisihkan waktu meskipun sekadar beberapa waktu singkat untuk mengasingkan diri dari berbagai riuhnya kehidupan yang kita miliki.
ADVERTISEMENT
Dalam waktu singkat rasa percaya yang rendah dengan orang lain kini menjadi rasa sayang jika tidak lagi memiliki moment baik untuk berlibur dan memiliki kenangan baik di tempat yang istimewa. Hawa pantai yang membawa hal baik meskipun tidak bisa dinikmati pada waktu yang lama menjadi obat dan energi positif.
membenamkan diri dipasir untuk membuang sampah pikiran, Pantai Klayar, Pacitan. 2024. Kredit foto: Ahmada Norma Syinta
Bersama manusia freak berlibur diwaktu yang padat. Pantai Klayar, Pacitan. 2024. Kredit foto: Asyifa Adzkia H
Pantai sudah menjadi salah satu obat untukku di antara permasalahan dan sampah yang selama ini ku simpan. Rasa nyaman dengan pemandangan yang luar biasa. Plesiran pertama menggunakan motor dari Solo ke Pacitan memberikan suatu sensasi yang tersendiri untuk mencoba plesiran ke destination yang lain.
Plesiran kali ini membuatku sadar bahwa hidup bukan hanya baik atau buruk tapi ada titik abu-abu untuk membuatnya menjadi hitam dan putih dengan bagaimana kita bersikap, sampai jumpa di plesiran selanjutnya semoga bisa main di pantai dengan menjelajahi berbagai museum seni ataupun sejarah ^-^. See you!!!
ADVERTISEMENT