4 Alasan Mengapa Film 'Thor: Ragnarok' Enggak Sebagus yang Kamu Kira

kyloRen
I choose the dark side.
Konten dari Pengguna
27 Oktober 2017 16:43 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari kyloRen tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Thor: Ragnarok – Official Trailer Vol 2 (Foto: Dok. Marvel Studios)
zoom-in-whitePerbesar
Thor: Ragnarok – Official Trailer Vol 2 (Foto: Dok. Marvel Studios)
ADVERTISEMENT
Pengembangan cerita mengambil peranan penting untuk franchise superhero dan Marvel gagal menjalankan tugasnya.
ADVERTISEMENT
Film ‘Thor: Ragnarok’ disambut dengan baik oleh para penggila Marvel dan pecinta film superhero, tapi buat kamu penikmat film yang mungkin standarnya ketinggian, film ini cukup untuk jadi pengantar tidur sore di bioskop.
Kalian mungkin gampang mencari ulasan yang memuji film ini. Dari mulai tulisan kritikus top dari Barat sana, sampai ulasan mereka yang mengaku paling paham soal Marvel Cinematic Universe. Di sini gue cuma jadi penyeimbang aja, buat ngasih sudut pandang lain.
Kalau kamu enggak setuju, ya sebodo teuing juga. Ini alasan yang menurut gue film solo ke-3 dari Thor si Dewa Petir ini sebenarnya nggak bagus-bagus banget:
Ragnarok? Cuma Dahsyat di Judul
Sebagian dari kamu mungkin tahu kata Ragnarok dari game online yang populer beberapa tahun lalu, lalu sebenarnya kata itu mengandung makna yang dalam dan berkaitan erat dengan mitologi Nordik.
ADVERTISEMENT
Bisa dibilang, Ragnarok itu serangkaian peristiwa yang bakal terjadi di masa depan, tentang sebuah pertempuran dahsyat. Dalam ramalan itu, para karakter penting seperti Thor, Odin, Loki, Heimdall, dan Freyr bakal menemukan ajalnya. In a nutshell, Ragnarok sama dengan kiamat. Nah, justru di situ masalahnya.
Thor: Ragnarok – Official Trailer Vol 1 (Foto: Dok. Marvel Studios)
zoom-in-whitePerbesar
Thor: Ragnarok – Official Trailer Vol 1 (Foto: Dok. Marvel Studios)
Marvel menjadikan tema ‘Ragnarok’ sebagai kendaraan besarnya, tapi justu kamu nggak akan disuguhkan cerita pertempuran dahsyat yang bikin Asgard (Spoiler Alert!) tinggal butiran debu. Pastinya ada pertempuran Thor dengan Hela, perang Thor dengan makhluk semacam raja iblis dari api bertanduk besar, dan pertarungan-pertarungan lainnya yang merujuk pada kemusnahan Asgard.
Namun, pertempuran itu bisa dibilang ala kadarnya. Jangan harap ada kedalaman cerita, apalagi alasan biar penonton “peduli” dengan keberlangsungan Asgard.
ADVERTISEMENT
Visual Megah sebagai Penawar Racun
Kenapa action di film ini gue bilang ala kadarnya? Karena peperangan itu cuma menampilkan visual yang megah. Padahal Marvel bicara kiamat di Asgard, lho. Harusnya ada kompleksitas cerita yang mendalam, nggak sekadar pembalasan dendam Hela si anak yang enggak dianggap Odin. Wait, Odin sendiri matinya gara-gara apa sih?
Thor: Ragnarok – Official Trailer Vol 1 (Foto: Dok. Marvel Studios)
zoom-in-whitePerbesar
Thor: Ragnarok – Official Trailer Vol 1 (Foto: Dok. Marvel Studios)
Perlu dicatat, Taika Waititi ini sutradara indie yang diberikan duit banyak untuk bersenang-senang. Thor: Ragnarok adalah film Hollywood pertamanya, jadi wajar kalau kelihatan fancy buat unjuk gigi.
Jadi, kemegahan visual ini cuma jadi penawar racun terhadap rasa membosankannya alur cerita yang disuguhkan.
Humoris, Tapi Kurang Nendang
Di awal cerita, kamu bakal sadar kalau Taika Waititi mau mengentalkan unsur humor dalam cerita. Jadi gini, dalam adegan pembuka, Si Dewa Petir diperlihatkan sedang tergantung di sebuah kawah berapi dengan lantai yang melilit badannya.
ADVERTISEMENT
Tapi Thor santai, nggak ada sama sekali rasa panik walaupun di depannya ada makhluk mirip raja setan. Mereka kemudian terlibat obrolan absurd dengan durasi yang cukup signifikan.
Thor (Foto: Facebook @thor)
zoom-in-whitePerbesar
Thor (Foto: Facebook @thor)
Selanjutnya, banyak dialog-dialog yang direncanakan untuk menarik tawa penonton. Beberapa di antaranya berhasil bikin kita tersenyum, tapi nggak sampai masuk ke dalam kategori “tertawa”.
Tapi bisa dimengerti, sih. Marvel memang selalu menyisipkan humor segar di tiap film superhero produksinya. Itulah yang bikin film Marvel lebih laku dari film superhero DC. Tapi kali ini Thor dkk terlihat terlalu berusaha melucu. Dan tetap saja nggak akan bisa menyaingi Deadpool.
Doctor Strange Cuma Jadi Bagian Trik Marketing
Thor 1, Thor 2, dan kini Thor 3. Buat film solo superhero, kolaborasi dengan tokoh pahlawan lain adalah keniscayaan. Pastinya kamu bakal bosan kalau cuma lihat Teuku Wisnu di sinetron Cinta Fitri 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7… Pasti ada kemunculan tokoh penting lain biar ceritanya makin seru. Tapi pertanyaannya, tokoh itu punya bagian penting atau sekadar pemanis jualan aja?
Benedict Cumberbatch sebagai Doctor Strange. (Foto: Marvel)
zoom-in-whitePerbesar
Benedict Cumberbatch sebagai Doctor Strange. (Foto: Marvel)
Sayangnya, kemunculan Docter Strange cuma jadi trik marketing Marvel biar penonton penasaran. Tanpa harus spoiler, gue beritahu bahwa peran Doctor Strange nggak lebih dari sekadar superhero yang kebetulan mau ikut campur aja.
ADVERTISEMENT
Jangan harap melihat Strange ada hubungannya dengan ramalan Ragnarok dan punya peranan penting dalam cerita.