Ironi Hanung Bramantyo: Membuat 'Kartini', tapi Sepelekan Perempuan

kyloRen
I choose the dark side.
Konten dari Pengguna
8 November 2017 15:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari kyloRen tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hanung dipuji karena mengangkat keagungan perempuan lewat "Kartini". Kini dia dihujat karena 'menyepelekan' perempuan.
ADVERTISEMENT
Tubuh boleh terpasung Tapi jiwa dan pikiran harus terbang Sebebas-bebasnya
Kalimat itu tertera dalam foto adegan film ‘Kartini’ yang diunggah Hanung di akun Instagramnya pada 6 Oktober lalu. Gambar menampilkan aktris Dian Sastrowardoyo di dalam kamar dengan jendela yang dipatri besi.
Kartini memandang ke arah luar jendela—salah satu tangannya memegang teralis—memperlihatkan sorot mata seperti orang terkungkung.
Hanung mungkin mendapatkan tempat di hati banyak perempuan karena penggambaran Kartini yang begitu menginspirasi. Dalam keterbatasan, semangat Kartini begitu besar untuk mencerdaskan perempuan-perempuan desa yang buta huruf dan tak memiliki akses pendidikan.
Lewat film itu, Hanung mungkin bisa ikut berjasa melahirkan Kartini-kartini baru di era modern.
Sutradara kelahiran Yogyakarta berusia 42 tahun itu mengatakan bahwa "Kartini" adalah salah satu karyanya yang paling personal. Tak lupa dia mengucapkan terima kasih kepada seluruh kru, termasuk para aktor dan aktris yang ia mention satu persatu, setelah diganjar 14 nominasi Festival Film Indonesia (FFI) 2017.
ADVERTISEMENT
Tapi, Habis Terang Terbitlah Gelap.
Hanung keseleo lidah, atau lebih tepatnya, kurang peka bahwa ucapannya bisa menimbulkan bola saju yang berdampak besar. Saya yakin Hanung tidak bermaksud melecehkan perempuan, apalagi dia sudah bekerjasama dengan aktris perempuan hebat seperti Christine Hakim di film "Kartini".
Penggambaran tokoh Christine Hakim sendiri adalah keagungan lainnya dari seorang perempuan dan ibu yang rela berkorban.
Agar tak dibilang asal comot pernyataan, saya jelaskan lagi ucapan Hanung saat diwawancara. Ketika itu, sutradara yang sudah membuat lebih dari 27 film ini ditanya alasannya memilih Reza Rahadian sebagai pemeran utama di film "Benyamin Biang Kerok".
“Ya, karena memang ada limitasinya. Susah menjadi aktor itu sebetulnya. Apalagi aktor pria ya. Kalau perempuan ya udahlah ibarat kata asal lo cantik aja. Udahlah itu menjadi syarat. Tapi, aktor, laki-laki, itu syaratnya banyak banget, enggak cuma sebatas dia harus ganteng, tapi dia harus bisa memainkan banyak cara,” ucap Hanung seperti dilansir kumparan.
ADVERTISEMENT
“Buat saya Reza masih satu-satunya. Jadi ketika ditanya Pak Naveen (Eksekutif Produser Falcon Pictures HB. Naveen) ‘Mas Hanung siapa yang memainkan Benyamin?’ Ya Reza, enggak ada yang lain,” lanjut dia.
Setelah diprotes beberapa aktris secara terbuka, Hanung kemudian melakukan kesalahan yang malah lebih menyudutkan posisinya. Dia menyebut wartawan asal comot pernyataan tanpa melihat konteks.
Tapi, hey, mau konteksnya bercanda atau tidak, pernyataan itu pasti membuat aktris tersinggung. Bahkan kalimat singkat itu sudah cukup menjadi alasan para feminis untuk menghajar Hanung. Apalagi rekaman wawancaranya juga bisa terdengar jelas.
Alih-alih melemparkan kesalahan pada wartawan—yang lucunya didukung Laudya Cynthia Bella dan Ayushita—, Hanung seharusnya langsung meminta maaf secara terbuka, mengakui kekhilafannya, meralat pernyataannya dengan kerendahan hati, lalu memberikan penjelasan yang lebih komprehensif.
ADVERTISEMENT
Hanung memang melakukan salah satu dari itu, tapi momentumnya sudah terlewat.
Jika seorang sutradara ternama seperti Hanung berkarier di Hollywood, mungkin dia akan diserang dari berbagai sudut. Tawaran job-nya bisa dibatalkan, aktris-aktris top akan memandang muak, bahkan kariernya sebagai sutradara bisa mati.
Jadi, Hanung, bersyukurlah Anda tinggal di negara yang (lebih) pemaaf. Hadapilah cobaan ini dengan sabar, introspeksi diri dan bersikaplah lebih rendah hati kepada siapapun.