Mengupas Rahasia Terbesar New York: Central Park

Ainan Nuran
A diplomat who loves to do a million things at once.
Konten dari Pengguna
18 Maret 2021 10:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ainan Nuran tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bethesda Fountain di Musim Gugur. (Foto: Koleksi pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Bethesda Fountain di Musim Gugur. (Foto: Koleksi pribadi)
ADVERTISEMENT
Sebagai manusia kota, saya mendambakan ada sebuah taman di Jakarta ini yang seperti Central Park di New York. Coba bayangkan, jika kompleks Gelora Bung Karno luasnya menjadi dua kali lipat dan berkembang menjadi hutan kota. Inilah kemewahan yang sehari-harinya dapat dinikmati oleh 8 juta penduduk kota New York.
ADVERTISEMENT
Selama tinggal di New York, ada kontras yang saya sukai setiap mengunjungi Central Park. Antara alam dan peradaban modern. Kicauan burung dan sirene. Gedung pencakar langit dan pepohonan tua yang menjulang tinggi.
Esensi dari sebuah hutan kota adalah agar aktivitas maupun wisata di ruang terbuka tidak menjadi barang langka bagi penduduk urban. Nilai manfaat Central Park ini yang saya kagumi. Keinginan sederhana untuk bersepeda santai, mengajak keluarga piknik, bahkan hanya untuk bersantai saat jeda makan siang dapat ditempuh dalam waktu singkat.
Jacqueline Kennedy Onassis Reservoir. (Foto: Koleksi pribadi)
Bagaikan sebuah mahkota kebanggaan kota New York, Central Park menyimpan kisah menarik yang tidak semua orang ketahui. Dibangun pada 1858, taman ini ternyata ukurannya lebih besar dari negara Monako dan setiap tahunnya dikunjungi hampir 40 juta orang.
ADVERTISEMENT
Makin penasaran dengan keistimewaan taman ini? Mari kita kupas lima rahasia besar yang perlu diketahui.
The Mall. American Elm membentuk kanopi musim gugur yang ikonik. (Foto: Koleksi Pribadi)
1. Waktu Terbaik di Central Park: Musim Gugur
Pergantian daun adalah bagian terbaik dari musim gugur, dan pepohonan di Central Park benar-benar memukau. Hampir 18.000 pohon akan berubah warna dengan variasi oranye, kuning, dan merah yang menakjubkan. Biasanya saya selalu ke The Mall untuk menikmati kanopi menjulang dari pohon elm Amerika terbesar yang tersisa di Amerika Utara.
Sesuaikan waktu kunjungan kamu pada bulan November. Jika kebetulan berada di minggu pertama, maka jangan lewatkan acara tahunan New York City Marathon yang garis finish 42 km nya di dalam taman. Kamu bisa menjadi bagian dari ribuan orang yang bersorak mendukung hampir 50.000 pelari dari seluruh dunia, tak terkecuali dari Indonesia.
Jacqueline Kennedy Onassis Reservoir. (Foto: Koleksi pribadi)
2. Air Keran sebagai Sumber Aliran Air Terjun
ADVERTISEMENT
Setidaknya ada lima air terjun di Central Park yang terlihat sangat alami. Padahal, semuanya buatan manusia dan dialiri air dari pipa. Kamu bisa meminum air ini karena kualitasnya sama dengan air keran di New York yang aman untuk dikonsumsi. Siap-siap saja mendapatkan tatapan yang aneh dari orang sekeliling jika ingin mencobanya.
Sebagian besar air terjun indah ini letaknya di bagian utara taman. Jika kamu menyusuri aliran sungai yang dikenal sebagai Loch kamu akan berakhir di Harlem Meer. Anggap saja perjalanan ke arah utara Manhattan ini sebagai bonus. Kamu bisa sekaligus mengunjungi Harlem dan melihat masjid tempat Malcom X dulu berkhotbah.
Peta Central Park di New York. Letaknya tepat di tengah kota Manhattan dengan keliling hampir 10 KM (Foto: googlemaps)
3. Cukup 2 Jam untuk Menyusuri Taman
Central Park yang membentang 4 kilometer dari utara ke selatan Manhattan ini dapat ditempuh dengan jalan santai selama 2 jam. Bahkan jika kamu berminat, bisa juga berlari menyusuri pinggir taman yang kelilingnya hampir genap 10 kilometer. Tidak heran jika sering sekali diadakan lomba atau festival lari 5–10 k di Central Park.
ADVERTISEMENT
Kebanyakan turis akan menargetkan lokasi-lokasi favorit seperti The Mall, Bethesda Terrace & Fountain, Strawberry Fields, dan the Lake yang semuanya terletak dia area 59th Street hingga 79th Street. Luangkan 4–5 jam jika kamu ingin melakukan hal ini juga.
Gedung Apartemen the Dakota menghadap Central Park bagian barat. (Foto: centralpark.com)
4. Saksi Sejarah Penembakan John Lennon
Apartemen the Dakota yang ditinggali John Lennon dan Yoko Ono pada tahun delapan puluhan letaknya di 72nd street dan persis di depan sisi Central Park bagian barat. Pada tanggal 8 Desember 1980, John Lennon ditembak mati di depan pintu masuk gedung.
Beberapa hari setelah peristiwa tragis ini, lebih dari 225.000 orang berkumpul di depan Central Park untuk berdoa bersama mengenang Lennon. Tidak heran jika akhirnya di dalam taman sekarang terdapat Strawberry Fields Memorial sebagai taman yang didedikasikan untuk mengenang gitaris The Beatles.
Pintu Masuk Hallet's Bird Sanctuary yang terselubung di dalam taman. (Foto: Koleksi pribadi)
5. Suaka Burung Tertutup Hampir 1 abad
ADVERTISEMENT
Jika melewati gerbang kayu di Hallet’s Bird Sanctuary kamu mungkin tidak akan mengira bahwa lanskap ini bisa membawa pengunjungnya seolah-olah masuk ke dalam hutan belantara. Jalan setapak berliku naik dan turun bukit, mengarah ke berbagai pemandangan sudut kota dan air terjun yang indah.
Area berusia 83 tahun ini dibuka kembali pada 2016 setelah pada tahun 1930-an dipagari dan ditetapkan sebagai suaka burung. Upaya penutupan gagal mendorong lanskap agar tumbuh subur dan alami. Maka, pada tahun 2016 upaya konservasi dilakukan termasuk pemusnahan tanaman invasif dan pembuatan jalan setapak untuk akses publik.
Wollman Rink di Musim Dingin. Ruang Publik Terbuka dikelilingi Gedung Tinggi. (Foto: Koleksi pribadi)
Jelajahi Rahasia Central Park: Sewa Sepeda atau Jalan Kaki
Jika berada di New York, kamu dapat dengan cepat pergi dari hiruk pikuk perkotaan ke suasana hutan yang tentram hanya dengan melangkah ke pusat taman kota.
ADVERTISEMENT
Jalan kaki atau bersepeda. Bersiaplah untuk menjelajahi bagian tersembunyi di Central Park.