Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Rasanya Berlibur ala Jutawan Amerika di Zaman Emas
24 Maret 2021 16:31 WIB
Tulisan dari Ainan Nuran tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernahkah anda mengunjungi suatu kota dan merasa sangat terpesona dengan apa yang ditawarkannya? Kota yang begitu spesial bukan karena kuliner, penduduk, maupun objek wisatanya, tetapi karena kemampuannya membangun imajinasi para pengunjungnya.
ADVERTISEMENT
Begitulah perasaan yang saya alami ketika mengunjungi kota Newport, Rhode Islands. Hanya berjarak empat jam perjalanan darat dari New York, kota mungil dengan penduduk sekitar 24 ribu ini berhasil mempertahankan arsitektur warisan jaman kolonial. Sebagai turis, anda akan merasa seperti lompat kembali ke abad 19.
Pandangan mata begitu terpana melihat rumah-rumah “mansion” yang luasnya mungkin melebihi megahnya istana kepresidenan di negeri ini. Lebih terkejut lagi ketika saya tahu bahwa semuanya hanyalah rumah liburan atau yang sering disebut dengan "cottage" atau pondok.
Kemewahan Zaman Emas di Amerika Serikat
Kota Newport memang erat kaitannya dengan Gilded Age atau Zaman Emas di Amerika Serikat. Istilah ini dipopulerkan oleh novelis Mark Twain untuk menggambarkan era kehidupan materialisme di Amerika. Pada akhir abad ke-19, negeri Paman Sam ini mengalami puncak industrialisasi dengan pertumbuhan ekonomi yang begitu pesat. Industri perkeretaapian dan mesin uap melahirkan jutawan sebagai “orang kaya baru” Amerika.
ADVERTISEMENT
Pada waktu itu, spontan saya berkomentar, “Kalau vila liburannya saja semegah ini, betapa kaya rayanya para pengusaha Amerika ini pada zaman dahulu?” Rumah-rumah ini memang dahulunya dimiliki oleh jutawan yang namanya melegenda seperti Cornelius Vanderbilt, Andrew Carnegie, dan John D. Rockefeller.
Untuk menjawab rasa penasaran, saya mengunjungi beberapa rumah ikonik seperti “The Breakers” milik keluarga Vanderbilt dan “Rosecliff” yang tampilannya mencontoh taman tempat peristirahatan raja-raja Prancis di Versailles.
Saya terinspirasi setelah melihat megahnya istana berdinding marbel, ratusan lampu kristal, ornamen emas di setiap sudut ruangan, 70 kamar tidur, dan ruangan makan yang dilapisi emas.
Mari Berkhayal Sejenak: Liburan ala Jutawan Zaman Emas
Seketika saya berkhayal. Kira-kira mungkin seperti ini rasanya para jutawan di akhir abad ke-19 menikmati musim panas mereka. Yuks, berimajinasi bersama.
1. Menikmati Birunya Samudra Atlantik sambil Sarapan Pagi
ADVERTISEMENT
Titik pandang dari tebing ke arah birunya Samudra Atlantik adalah kemewahan yang tidak dimiliki semua orang. Dapat dibayangkan indahnya ketika bangun pagi dan dapat menikmati sarapan di balkoni lantai dua seperti pemandangan yang saya lihat dari “Rosecliff”. Pasti badan langsung segar melihat kontras hijaunya rumput taman belakang dan birunya lautan luas.
Seluruh "mansion" ikonik yang berjejer di atas tebing Newport ini jumlahnya sekitar 12. Maka rezeki luar biasa jika kamu menjadi bagian dari 12 keluarga yang memiliki hak istimewa ini.
2. Menonton Langsung Pertandingan Tenis Dunia
Mungkin hanya perlu berjalan kaki 10-20 menit dari pondok, liburan musim panas semakin berkesan karena bisa langsung menonton petenis kelas dunia bertanding. Newport memiliki lapangan tenis yang sekarang disebut International Tennis Hall of Fame.
ADVERTISEMENT
Dibangun pada 1879, lapangan tenis ini dibangun untuk mendukung Newport sebagai kota resor musim panas yang eksklusif. Asosiasi Tenis Amerika Serikat bahkan mengadakan kejuaraan pertamanya di Newport Casino pada tahun 1881.
3. Menikmati Angin Sejuk sambil Berlayar
Karena di zaman ini belum ada AC, musim panas di Amerika bisa terasa sangat tidak nyaman dan mengganggu waktu liburan. Orang kaya memilih pergi ke Newport karena udaranya yang tetap sejuk. Suhu tanah di Newport ternyata tidak pernah melonjak tinggi seperti di kota lainnya karena hembusan angin termal yang sejuk dan konstan.
Terbayang enaknya menikmati angin laut segar yang terus bertiup sambil berlayar di atas kapal yacht bersama teman dan keluarga. Daya tarik berlayar di kota ini terus berlanjut, hingga saat ini mendapat sebutan “Sailing Capital of the World” dan menjadi lokasi lomba berlayar America’s Cup.
4. Menggelar Pesta Besar Eksklusif
ADVERTISEMENT
Aula besar dan megah yang sudah dibangun tentu jangan sampai disia-siakan. Hidup di zaman tanpa internet, menggelar sebuah pesta atau acara makan malam adalah bentuk utama untuk bersosialiasi. Kalau pernah menonton film The Great Gatsby yang dibintangi Leonardo DiCaprio, ya, kira-kira seperti itulah pesta dan gaya berpakaian yang wajib untuk setiap tamu undangan. Laki-laki akan memakai tuxedo sedangkan perempuan akan memakai gaun dengan taburan mutiara dan berlian sebagai aksesori.
Begitu terkenalnya pesta-pesta di Newport yang dihadiri para elit, media seperti The New York Times bahkan mengirim reporter khusus untuk meliput pesta di kota ini.
Terus Bermimpi
Bagaimana dengan imajinasi saya ini? Semoga tidak jadi halusinasi belaka, yah. Apa yang kita ketahui dari internet dan budaya pop mengenai Zaman Emas sesungguhnya hanyalah sepotong cerita. Hanya segelintir kelompok jutawan saja yang dapat menikmati gaya hidup bagaikan surga ini.
ADVERTISEMENT
Jika ada waktu untuk mengunjungi Newport, mungkin menarik untuk berkhayal sesuai skenario masing-masing. Tips utama dari saya, lakukan ini sambil menyusuri Cliff Walk, jalan tapak di ujung tebing sepanjang 5,6 km. Kamu akan menikmati pemandangan laut yang indah, deburan ombak dan hembusan angin laut yang sempurna di satu sisi dan rumah-rumah mewah Zaman Emas di sisi lain.