Feature: Hidupku Terperangkap pada Warna Abu-Abu

Nur'Aina Aziza Gustina
Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta, Teknik Grafika dan Penerbitan, Penerbitan (Jurnalistik)
Konten dari Pengguna
8 Juni 2024 20:56 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nur'Aina Aziza Gustina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Di stasiun kereta terdapat orang-orang terburu-buru melewati mesin tapping (Sumber:Pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Di stasiun kereta terdapat orang-orang terburu-buru melewati mesin tapping (Sumber:Pixabay.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Banyak orang mengatakan bahwa hidup itu antara warna hitam dan putih. Menurutku, hidup itu berwarna abu-abu. Mungkin ini terjadi karena aku sama sekali tidak mengetahui apa yang benar-benar aku inginkan, tidak jelas dan tidak ada kepastian.
ADVERTISEMENT
Setiap hari rasanya sama seperti hari-hari sebelumnya, aku yang hanya berjalan di tempat, semetara teman-temanku sudah berjalan begitu cepat. Seperti berdiri di tepi jalan seraya melihat kereta yang membawa teman-temanku, menuju tempat yang tujuannya sudah mereka ketahui, sedangkan aku hanya berdiam diri terperangkap pada hembusan angin yang dipenuhi rasa kebingungan dalam ketidakpastian.
Setiap kali aku bertanya pada diriku sendiri “Apa yang sebenarnya aku inginkan?” Aku bahkan tidak mampu menjawab pertanyaan diriku sendiri. Aku mencoba berbagai macam kegiatan, mencari sesuatu yang bisa menjadi penyulut semangatku. Namun, setiap kali aku mencoba sesuatu baru, hasilnya selalu membawaku kepada perasaan bahwa aku tidak cukup baik dalam hal apapun. Ini seperti hukuman pahit yang harus aku hadapi sepanjang umur hidupku.
ADVERTISEMENT
Hobi dan kegiatan yang seharusnya menjadi pelarian dari tekanan, sama sekali tidak membantuku untuk memberikan kebahagiaan yang aku harapkan. Semetara teman seusiaku dapat melenggangkan tawa dan menikmati hidup mereka. “Mengapa aku tidak bisa seperti mereka?” bisikan kata-kata meremehkan menjadi teman setia dalam pikiranku, membuatku merasa semakin kecil dan tidak berarti. Sepertinya usahaku sia-sia.
Setiap kegagalan kecil yang aku hadapi terasa seperti bukti nyata bahwa aku tidak berharga dan tidak pantas mendapatkan hal-hal baik di dunia ini. Mungkin ini adalah siklus yang tidak bisa aku hindari sepanjang hidupku. Aku tertekan dan kehilangan arah dan mempertanyakan nilai-nilai diriku sendiri dan meragukan kemampuan yang aku miliki. Perasaan-perasaan ini berkecamuk dalam benakku dan selalu menghantui setiap langkahku.
ADVERTISEMENT
Entah kenapa aku sering membandingkan diriku dengan teman sebayaku. Melihat mereka yang tampaknya dengan begitu mudah dalam menjalani hidup. “Mengapa segala sesuatu terasa sulit bagiku?”. Orang-orang mungkin tidak mengerti rasanya tertinggal dalam hidup, mereka bilang “Setiap orang di dunia ini punya waktu nya masing-masing”. Mereka mencoba menghiburku dengan kata-kata terbaiknya yang bahkan sama sekali tidak mampu membuatku terhibur.
Memang seharusnya aku tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain. Tetapi aku hidup berhimpitan bersama orang-orang yang mampu mensejajarkan kecepatannya dengan kehidupan. Sementara aku, selalu lelah, sangat lelah sepanjang hari. Ada momen ketika air mata terus memenuhi mataku, perlahan menetes, tanpa terbendung. Aku mencoba menenangkan diri sendiri “Tidak apa-apa setiap orang punya waktunya masing-masing.” tetapi aku merasa seperti membodohi diriku sendiri, omong kosong macam apa itu?
ADVERTISEMENT
Namun, hari ini aku memutuskan untuk menuliskan semua kegelisahan yang aku rasakan. Aku sadar saat ini aku sudah bosan dengan siklus hidupku yang sama setiap harinya. Aku berusaha mendengarkan hatiku dengan memisahkan bisikan-bisikan ketakutan yang seringkali berasal dari kebisingan dunia luar, oleh ekspektasi dan tekanan yang datang dari segala arah. Mungkin dengan menuliskannya, aku bisa melihat sisi yang bisa aku jadikan pelajaran untuk menemui jalan keluar. Mungkin ada sesuatu yang membantuku menemukan petunjuk tentang apa yang benar-benar aku inginkan.
Aku tahu ini bukan solusi instan. Mungkin aku akan tetap merasa tertinggal untuk sementara waktu, tetap merasa tidak yakin dengan apa yang aku inginkan. Jadi, untuk saat ini, aku akan terus berjalan meski lambat, aku akan menerima ketidakpastian ini sebagai bagian dari pencarian perjalanan hidupku sendiri. Aku ingin belajar untuk tidak terlalu keras pada diriku sendiri dan mengingatkan diriku untuk menerima bahwa tidak apa-apa merasa bingung dan tidak yakin.
ADVERTISEMENT
Aku berusaha mengurai benang kusut yang ada dalam pikiranku. Aku ingin menyadarkan diriku sendiri bahwa aku pantas dan berhak mendapatkan hal-hal baik di dunia ini. Aku ingin belajar mencintai diriku sendiri dengan segala ketidaksempurnaanku, untuk menemukan kebahagiaan dalam prosesnya. Meskipun dalam perjalanan yang berliku dan penuh tantangan ini tidak mudah untuk dilewati.
Mereka bilang di dunia ini hitam dan putih, maka mungkin di dunia ini juga terdapat keberhasilan dan kegagalan. Bisa jadi aku hanya terlalu fokus pada kegagalan dan memilih jalan akhir untuk menyerah. Seharusnya aku menyederhanakan apa yang aku pikirkan, bukan menjadikannya semakin rumit. Ya, hidup juga tidak selalu tentang keberhasilan, tetapi di dunia ini setiap orang seringkali hanya merayakan kemenangan. Aku ingin menyadarkan diriku sendiri bahwa kegagalan adalah bukti bahwa aku masih hidup, bahwa aku sedang mencoba. Aku ingin berani menerima kegagalan sebagai bagian dari perjalananku, aku ingin menerima bahwa gagal bukan berarti akhir melainkan sebuah batu loncatan untuk bertumbuh dalam hidup.
ADVERTISEMENT
Aku berharap suatu hari nanti, aku akan melihat kembali dimana saat-saat keraguan ini terjadi dan tersenyum pada diriku yang masih terperangkap dalam fase ini, menyadari bahwa meskipun jalanku penuh liku, setiap langkah yang kuambil membawaku lebih dekat kepada diriku yang sesungguhnya tanpa memikul rasa bersalah atas perasaan yang tidak pernah cukup.
Aku tidak ingin meninggalkan rasa penyesalan dan luka pada diri sendiri dikemudian hari karena menyia-nyiakan masa muda ku dengan perasaan cemas setiap harinya, bukankah akan lebih baik jika aku perlahan-lahan menyelesaikan hal yang harus dilakukan pada masa sekarang.
Hari ini adalah langkah pertama dari perjalanan panjang. Aku tidak tahu apa yang akan kutemukan di ujungnya, tapi aku berjanji pada diriku sendiri untuk tidak menyerah. Aku mencoba untuk memulai kehidupanku dan berharap menemukan sedikit kejelasan abu-abu ini. Aku ingin percaya bahwa di tengah abu-abu ini, ada warna lain yang menunggu untuk ditemukan, warna-warna yang akan memberikan hidupku penuh dengan makna dan tujuan. Semoga tulisan ini menjadi pengingat bahwa aku masih berjuang, masih mencari, dan itu sudah cukup untuk saat ini.
ADVERTISEMENT