Konten dari Pengguna

Mengupas Pesan Moral dalam Novel "Awal dan Mira" Karya Utuy Tatang Sontani

Aisyah Aziszah Amantri
mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
29 Juli 2024 16:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aisyah Aziszah Amantri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gambar seorang laki-laki dan perempuan dari pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gambar seorang laki-laki dan perempuan dari pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cerpen "Awal dan Mira" karya Utuy Tatang Sontani diterbitkan pertama kali pada tahun 1951. Karya sastra ini penuh dengan pesan moral yang dalam dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Kisah ini menyorot nilai kesetiaan dalam sebuah hubungan, yang ditunjukkan oleh karakter Awal dengan sangat kuat menyukai Mira meskipun dihadapkan pada berbagai rintangan dan kesulitan. Awal memiliki sifat yang keras kepala, setia, pintar, tetapi terdapat sifat kurang baik dari Awal yaitu angkuh dengan menganggap orang lain sepele bagai badut-badut. Namun, Awal memiliki sifat pantang menyerah yang tidak dimiliki semua insan, ia selalu memiliki cara untuk mendapatkan hati Mira walaupun berbagai rintangan dihadapinya.
ADVERTISEMENT
Cerpen ini juga menggambarkan konflik moral yang dialami oleh para tokoh, mengilustrasikan betapa rumitnya kehidupan manusia yang sering kali harus membuat pilihan-pilihan sulit. Sikap dan tindakan para tokoh dalam cerita sangat dipengaruhi oleh tekanan sosial, mengingatkan kita akan betapa pentingnya memahami bagaimana lingkungan sosial mempengaruhi individu. Dalam perjalanan cerpen ini, Awal dan Mira harus menghadapi berbagai tantangan untuk mendaptkan cinta mereka. Cerita ini menegaskan nilai-nilai pengorbanan dan keberanian dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan, yang menjadi dasar kuat untuk mengatasi rintangan dalam sebuah hubungan.
Secara keseluruhan, cerpen "Awal dan Mira" bukan hanya sekadar kisah cinta biasa. Ia mengangkat tema-tema seperti kesetiaan, konflik moral, dan pengaruh lingkungan sosial dengan cara yang mendalam dan mengharukan. Melalui karya ini, Utuy Tatang Sontani berhasil mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai yang mendasari tindakan dan pilihan kita dalam kehidupan sehari-hari. Jangan memaksa dan mengharapkan lebih atas sesuatu yang belum tentu dapat dilakukan oleh seseorang yang kita percayai karena jika tidak sesuai harapan hanyalah mendapat amarah, kecewa, dan sesal. Keberhasilan membutuhkan perjuangan dan pengorbanan karena tidak segalanya dapat diperoleh dengan mudah.
ADVERTISEMENT
Selamat membaca!