Konten dari Pengguna

Menyuarakan Pentingnya Kebebasan dan Penerimaan

Aisyah Aziszah Amantri
mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
7 Juni 2024 13:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aisyah Aziszah Amantri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kebun bunga dari Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kebun bunga dari Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
"Cerpen "Dilarang Mencintai Bunga-Bunga" karya Kuntowijoyo telah menjadi sorotan dalam dunia sastra Indonesia. Karya ini bukan sekadar sekumpulan kata-kata, tetapi juga sebuah jendela yang membuka pandangan akan realitas sosial dan filosofi kehidupan yang tersembunyi di dalamnya. Melalui karakter tokoh yang kuat dan simbol-simbol yang menggugah, Kuntowijoyo mempersembahkan kisah yang menyentuh dan mendalam. Pemuda dalam cerita ini tidak hanya sekadar seorang pecinta bunga. Dia adalah gambaran hidup dari keberanian untuk bertahan pada keyakinan meskipun terhadap tekanan sosial yang kuat. Karakter pemuda ini mencerminkan keberanian untuk menentang norma-norma yang mengikat dan memperjuangkan kebebasan individu. Namun, keberaniannya ini juga membawanya pada kesendirian yang mengharukan, menyoroti harga yang harus dibayar seseorang untuk tetap setia pada nilai-nilai yang diyakininya. Tak hanya tokoh utama, tokoh pendukung dalam cerita ini juga memiliki peran penting dalam menyoroti realitas sosial yang ada. Masyarakat digambarkan sebagai entitas yang kaku dan tidak toleran terhadap perbedaan. Mereka merupakan gambaran dari tekanan sosial yang sering kali membatasi kebebasan individu. Keluarga pemuda, walaupun tidak digambarkan secara rinci, memberikan gambaran tentang bagaimana norma-norma tradisional dapat mempengaruhi pandangan dan sikap seseorang. Kaya akan simbolisme, cerita ini menghadirkan bunga-bunga sebagai pusat perhatian. Bunga-bunga bukan hanya sekadar tanaman, melainkan simbol dari keindahan, cinta, dan kebebasan individu. Mereka memperlihatkan bagaimana sesuatu yang dianggap murni dan indah dapat menjadi terlarang dalam norma sosial yang kaku. Kebun bunga tempat pemuda bersembunyi menjadi metafora dari ruang pribadi dan kebebasan, di mana dia dapat menjadi dirinya sendiri tanpa takut akan penilaian dari luar.
ADVERTISEMENT
Melalui narasinya, Kuntowijoyo membangkitkan kesadaran akan pentingnya kebebasan individu dan penghargaan terhadap perbedaan. Cerpen ini menjadi ajakan untuk merenungkan bagaimana norma-norma sosial sering kali membatasi potensi kreatif dan ekspresifitas seseorang. Larangan untuk mencintai bunga-bunga menjadi peringatan tentang bahaya ketidakmampuan masyarakat untuk menerima hal-hal yang berbeda.