Penyimpangan Seksual Eksibisionis dan Cara Menghadapinya

Aisyah Ninda Brilianti
Mahasiswa Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
24 November 2021 21:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aisyah Ninda Brilianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Eksibisionis

Penyimpangan Seksual Eksibisionis dan Cara Menghadapinya
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Apakah kalian pernah mendengar kasus tentang seseorang yang mengalami peristiwa penyimpangan seksual eksibisionis? Jika kalian pernah mendengar, lantas tahukah kamu arti dari eksibisionis ini?
ADVERTISEMENT
Singkatnya perilaku eksibisionis ini adalah penyimpangan seksual yang di mana si pelaku menyalurkan kepuasan seksualnya dengan cara memamerkan alat vitalnya di depan publik secara terang-terangan.
Memiliki tubuh yang ideal adalah dambaan setiap manusia baik laki-laki maupun perempuan, namun jika sampai timbul hasrat untuk menunjukkan tubuhnya tanpa busana apalagi bagian vitalnya, perilaku ini bisa saja merujuk sebagai tingkah yang bisa disebut abnormal.
Dalam ranah psikologi, perilaku eksibisionis merupakan suatu gangguan parafilia yang dapat diartikan sebagai fantasi serta perilaku seseorang dengan tujuan untuk membangkitkan gairah seksual. Mempunyai fantasi merupakan hal yang wajar dimiliki setiap orang asal dalam batas wajar dan tidak berbahaya serta tidak membahayakan orang lain. Perilaku eksibisionis akhir-akhir ini sangat marak terjadi dan biasanya kebanyakan dilakukan oleh laki-laki. Mereka menargetkan seseorang untuk menjadi “penonton” atas perilaku mereka. Tetapi tidak jarang perempuan pun juga ada yang memiliki penyimpangan seperti ini.
ADVERTISEMENT
Mungkin dari kalian merasa hal ini adalah perbuatan bodoh yang semata-mata hanya dilakukan untuk bersenang-senang, tetapi dampak yang ditimbulkan dari perilaku ini terhadap korban yang menjadi sasarannya sangatlah tidak sepele. Banyak kasus yang menyebabkan si korban jadi tidak tenang dalam bepergian, menjadi pribadi yang tidak mudah percaya kepada orang lain, dan bahayanya jika hal ini dilihat oleh anak yang masih kecil bisa menimbulkan trauma di keesokkan harinya. Bahkan ada sebuah kasus di mana korban jadi takut untuk keluar rumah dan takut untuk menjawab chat maupun panggilan dari nomor tidak dikenal yang mungkin saja itu adalah hal yang penting.
Hal-hal yang ternyata dapat mendukung seseorang untuk melakukan aksi eksibisionis ini tidak jauh-jauh dari faktor lingkungan dan kepribadiannya. Bagaimana pergaulan dan sifat mereka dalam kehidupan sehari-hari. Bisa saja pelaku pernah mendapatkan kekerasan seksual yang memotivasi mereka untuk melancarkan aksinya.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana langkah kita jika kemungkinan terburuk terjadi kepada kita?
Banyak orang memiliki respons yang menunjukkan kebingungan dan berakhir takut bahkan menangis di tempat. Hal seperti itu jangan sampai terjadi atau dilakukan karena tujuan pelaku adalah untuk mendapatkan respons tertentu dan mungkin salah satunya adalah respons ketakutan. Jika kita menangis atau ketakutan, bahayanya pelaku dapat bertingkah lebih lagi yang dapat mengancam kita. Langkah benar yang wajib dilakukan, yaitu :
ADVERTISEMENT
Langkah tersebut dapat diamalkan jika kemungkinan buruk terjadi. Intinya, jangan panik dan selalu bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Jika ada sesuatu terjadi yang dapat membahayakan nyawa kalian segeralah lapor polisi secepatnya.
Sumber :