Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Dampak dari Penggunaan Laptop pada Tulang Leher saat WFH
12 Januari 2021 12:55 WIB
Tulisan dari Aisyah Raini Azzahra Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Covid-19 mengubah budaya kerja bagi beberapa kalangan. Covid-19 menyebabkan sebagian orang di dunia untuk menerapkan bekerja di rumah. Hal ini berlaku dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19 yang semakin meningkat setiap harinya. Bekerja dengan sistem Work From Home menggunakan perangkat komputer seperti laptop dapat memberikan kabar baik bagi sebagian orang, tetapi dibalik itu, terdapat dampak yang dapat dirasakan, yaitu dampak kesehatan. Bekerja dalam posisi duduk statis dan hanya menatap layar laptop dalam waktu yang cukup lama dapat memberikan efek kurang baik pada tubuh khususnya tulang leher sehingga dapat menyebabkan nyeri leher. Nyeri leher memberikan efek kesehatan pada tubuh yang sangat mengganggu bahkan dapat menghambat aktivitas dalam bekerja.
ADVERTISEMENT
Nyeri pada leher merupakan cedera umum yang berhubungan dengan penggunaan laptop. Hal ini tidak boleh dianggap remeh oleh pekerja karena nyeri leher dapat menyebabkan risiko tidak maksimalnya kinerja otot sampai terjadinya kerusakan. Masalah ini dapat disebabkan dan diperburuk karena postur tubuh yang tidak baik, duduk dengan waktu yang lama, pekerjaan yang dilakukan terus menerus, desain tempat kerja dan kondisi lingkungan yang kurang baik, serta ukuran laptop yang tidak sesuai (Walton, dkk., 2013). Berdasarkan laporan yang dinyatakan oleh Indri Hapsari, berbagai macam keluhan muncul pada pekerja ketika menjalani WFH pada saat pandemi. Pekerja mengeluhkan kaku dan nyeri atau ngilu pada daerah sekitar leher. Posisi duduk yang salah dapat menimbulkan nyeri pada leher (Firdausya, 2020).
ADVERTISEMENT
Faktor Risiko terkait Penggunaan Laptop
Posisi pada saat menggunakan laptop cenderung diam pada satu titik dalam waktu yang lama. Hal ini dapat menyebabkan otot yang bekerja memiliki beban lebih banyak serta dapat diperburuk apabila sikap tubuh yang kurang tepat, seperti kepala cenderung condong ke depan dan leher yang menunduk atau biasa disebut dengan forward head posture. Postur tubuh yang tidak baik dapat mempengaruhi kesehatan seseorang. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan ketegangan otot, strain otot, dan lain sebagainya (Sari, 2017). Ketegangan otot akibat penggunaan laptop pada postur yang salah dan lama dapat memicu terjadinya neck pain.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Arshad, dkk. (2020), mayoritas responden menghabiskan lebih dari tiga jam per hari. Menghabiskan banyak waktu di depan laptop dapat menyebabkan postur tubuh yang janggal yang dapat menyebabkan masalah ergonomis lainnya, salah satunya pada bagian leher. Kondisi dimana postur tubuh canggung yang berkepanjangan telah menimbulkan berbagai masalah muskuloskeletal (Chavda, dkk., 2013).
ADVERTISEMENT
Keluhan pada bagian leher yang paling banyak dirasakan oleh responden di penelitian yang dilakukan oleh Kurniasari (2014). Hal ini dapat terjadi karena posisi kepala saat menggunakan laptop dalam posisi menunduk, sehingga menyebabkan otot menjadi cepat tegang. Posisi menunduk disebabkan karena laptop yang digunakan tidak sesuai dengan jarak pandang mata atau karena posisi meja rendah sehingga tidak sesuai dengan antropometri tubuh. Kondisi desain tempat kerja yang tidak ergonomis dapat menyebabkan posisi tubuh menjadi tidak nyaman saat menggunakan laptop dan pengguna tidak melakukan peregangan tubuh selama bekerja menggunakan laptop (Arana, 2005).
Dampak Penggunaan Laptop terhadap Tulang Leher
Ketegangan otot yang diakibatkan oleh penggunaan laptop pada posisi yang salah dan waktu yang lama dapat memicu terjadinya neck pain. Nyeri leher dapat terjadi akibat kelainan pada jaringan lunak, ligamen, saraf, tulang, dan cakram tulang belakang. Gejala yang dapat dirasakan ketika nyeri leher, di antaranya leher menjadi kaku, sakit kepala disertai mual, muntah, pusing atau sensitif terhadap cahaya, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, demam, dan masalah saraf dan tanda-tanda kelumpuhan, seperti kesemutan atau kesulitan menggerakkan lengan atau jari.
ADVERTISEMENT
Hal terbaik yang dapat dilakukan untuk mencegah nyeri leher adalah dengan menghindari duduk di depan komputer selama berjam-jam tanpa sering bangun untuk meregangkan atau memijat leher dan punggung. Pencegahan juga dapat dilakukan dengan memperhatikan tubuh dengan cara berolahraga, makan dengan benar, dan menjaga gaya hidup sehat. Apabila sudah terlalu parah, maka harus mengambil tindakan dengan tes radiografi khusus untuk pengecekan jika terdapat masalah tambahan pada jaringan lunak, cakram hernia, stenosis tulang belakang, tumor, atau cedera saraf (Perkins, 2018).
Penulis:
Aisyah Raini Azzahra Putri dan Shafa Salsabila
Mahasiswa S1 Program Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, FKM UI
Referensi
Firdausya, I., 2020. Kesalahan Postur Tubuh Berdampak Serius. [online] Mediaindonesia.com. Available at: <https://mediaindonesia.com/read/detail/321354-kesalahan-postur-tubuh-berdampak-serius> [Accessed 3 November 2020].
ADVERTISEMENT
Mayasari, D. and Saftarina, F. (2016) ‘Ergonomi Sebagai Upaya Pencegahan Musculoskletal Disorders’, Jurnal Kedokteran Universitas Lampunh, 1(2), pp. 369–379.
Mayo Clinic (2018). Diseases and Conditions. Neck Pain.
Perkins, E. (2018) ‘Neck Pain’, American College of Rheumatology Communications and Marketing Committee.Available at: https://www.rheumatology.org/I-Am-A/Patient-Caregiver/Diseases-Conditions/Living-Well-with-Rheumatic-Disease/Neck-Pain.Gold, J. E. et al. (2012) ‘Characterization of posture and comfort in laptop users in non-desk settings’, Applied Ergonomics, 43(2), pp. 392–399. doi: 10.1016/j.apergo.2011.06.014.
Sari, D. P. (2017) ‘Perbedaan pengaruh cervical spine mobilization dan cervical traction terhadap peningkatan aktivitas fungsional leher pada pasien cervical root syndrome’, pp. 1–14.
Walton, D. M., Carroll, L. J., Kasch, H., Sterling, M., Verhagen, A. P., Macdermid, J. C., Gross, A., Santaguida, P. L., Carlesso, L., & ICON (2013). An Overview of Systematic Reviews on Prognostic Factors in Neck Pain: Results from the International Collaboration on Neck Pain (ICON) Project. The open orthopaedics journal, 7, 494–505. https://doi.org/10.2174/1874325001307010494
ADVERTISEMENT
Paus Fransiskus wafat di usia 88 tahun pada Senin pagi (21/4) akibat stroke dan gagal jantung. Vatikan menetapkan Sabtu (26/4) sebagai hari pemakaman, yang akan berlangsung di alun-alun Basilika Santo Petrus pukul 10.00 pagi waktu setempat.