news-card-video
22 Ramadhan 1446 HSabtu, 22 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Mau #KaburAjaDulu, Kamu Yakin?

Anindita Aji Pratama
Indonesian diplomat in Cameroon and proud member of Sesdilu 7he8est. Semoga istiqomah membawa kisah dari Afrika untuk diceritakan kepada para pemirsa di tanah air :)
21 Maret 2025 16:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anindita Aji Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Belakangan, tagar #KaburAjaDulu ramai diperbincangkan. Kondisi ekonomi di Indonesia yang dirasa sulit memunculkan anggapan bahwa bekerja di luar negeri adalah solusi. Tapi, apakah semudah itu?
Bekerja di perusahaan global seperti Microsoft membuka pengalaman berharga dan memperluas jejaring di dunia internasional. (Sumber: Dok. Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Bekerja di perusahaan global seperti Microsoft membuka pengalaman berharga dan memperluas jejaring di dunia internasional. (Sumber: Dok. Pribadi)
Bekerja di luar negeri memang menarik, tapi ada tantangannya juga. Yuk kita bahas!
ADVERTISEMENT
1. Mahir bahasa itu wajib. Bekerja di luar negeri berarti harus siap berkomunikasi dalam bahasa setempat, apalagi saat berhubungan dengan atasan atau klien. Menguasai bahasa Inggris jadi standar minimum, tapi jika bisa bahasa setempat, peluangnya makin besar.
2. Adaptasi adalah kunci. Sebagai pendatang, tidak ada jaminan kita didahulukan dalam mendapat fasilitas atau promosi. Bahkan, ada stereotip yang melekat. Orang Indonesia dikenal rajin dan patuh, tapi kurang asertif. Saya pernah bertemu pelaut Indonesia di kapal asing yang merasa diabaikan karena perusahaan lebih mendengar pelaut asing yang lebih vokal. Jadi, kita harus berani bersuara.
3. Perlu bangun komunitas. Meski ada kemajuan teknologi, kehilangan momen bersama keluarga tetap berat. Saya kenal seorang WNI di Paraguay yang sudah dua dekade tak bisa berlebaran di tanah air. Ia terharu saat KBRI di Argentina mengadakan khutbah Id dan silaturahmi virtual saat pandemi Covid-19. Support system sangat penting, baik dari sesama perantau atau komunitas lokal yang bisa memberi dukungan.
ADVERTISEMENT
Karena itu, merantau ke luar negeri sejatinya bukan sekadar kabur dari masalah di tanah air. Kerja di negeri orang harus dipersiapkan dengan matang agar menjadi jalan untuk hidup yang lebih baik.
Belajar dari bangsa lain
Kita bisa belajar banyak dari diaspora dunia. Merantau ke luar negeri justru bisa memperbaiki nasib mereka. Misalnya, diaspora India telah melahirkan pemimpin seperti Rishi Sunak, mantan PM Inggris, dan Satya Nadella, CEO Microsoft. Diaspora Tionghoa menjadi pilar penting dalam perdagangan global, sementara diaspora Armenia, seperti keluarga Kardashian, berpengaruh besar di industri hiburan.
Bekerja di luar negeri bukanlah soal brain drain, karena dunia kini semakin terhubung. Keberadaan diaspora justru bisa meningkatkan kesejahteraan keluarga di dalam negeri. Contohnya, India yang menerima remitansi lebih dari $100 miliar per tahun, menurut The Economic Times (2023). Diaspora juga memberi keuntungan politik dan ekonomi bagi negara asalnya, berkat akses yang terbuka di luar negeri.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan Indonesia? Jumlah diaspora Indonesia saat ini sekitar 3 juta orang atau 1% dari total penduduknya. Angka ini masih sedikit dibandingkan negara-negara lain, seperti Tiongkok - 60 juta / 4%, India - 35 juta / 2,5%, dan Armenia - 7 juta, dua kali lebih banyak daripada jumlah penduduk di negaranya sendiri.
Padahal, sudah sejak dulu bangsa kita punya mentalitas perantau. Para pelaut Bugis mencari teripang hingga ke Australia. Orang Aceh memiliki koneksi kuat dengan Kesultanan Ottoman. Saudagar Riau pun berlayar ke India dan Tiongkok dengan kapal Lancang Kuning-nya.
Jika leluhur kita bisa membangun jaringan perdagangan dan hubungan lintas negara sejak berabad-abad lalu, generasi kita pun seharusnya mampu bersaing di tingkat global.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari berbagai tantangan yang ada, kita tidak perlu ragu untuk menaklukkan dunia. Tentu, sepanjang kita mempersiapkannya dengan baik. Jadi, jika ingin #KaburAjaDulu, pastikan itu bukan pelarian, melainkan pemikiran matang.
Sudah siap melangkah?