Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Gotong Royong untuk Satu Data dan Portal Informasi Ketersediaan Oksigen Medis
19 Juli 2021 16:13 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Aji Putra Perdana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang menyangka bahwa ternyata saat ini dunia sedang membutuhkan pasokan oksigen. Oksigen yang sehari-hari kita hirup secara gratis, semakin terasa berharga keberadaan dan manfaatnya.
ADVERTISEMENT
25% dari komposisi gas pembentuk atmosfer adalah oksigen, sedikit memori yang masih saya ingat dari pelajaran sekolah. Oksigen di atmosfer tersebutlah yang dimanfaatkan oleh dunia industri, ditangkap dan dimurnikan, kemudian didistribusikan untuk kegiatan industri dan penyediaan oksigen medis.
Akses terhadap oksigen medis sendiri bisa jadi termasuk aspek yang terabaikan dalam perencanaan sistem kesehatan. Selain itu, tampaknya belum semua negara memiliki kesiapan terkait peningkatan kapasitas rumah sakit dalam menghasilkan oksigen sendiri, serta kemampuan distribusi oksigen medis ini juga sepertinya telah lama diabaikan dalam perencanaan sistem kesehatan di sejumlah negara.
ADVERTISEMENT
Sejumlah argumen di atas diungkapkan oleh sejumlah pakar kesehatan maupun koalisi kelompok bantuan terhadap krisis dunia. Kita sadari bersama bahwa pandemi global COVID-19 ini memantik urgensi informasi ketersediaan oksigen medis. Mulai dari informasi kesiapan dukungan industri gas, sebaran pabrik oksigen, ketersediaan pasokan oksigen tiap negara, distribusi hingga lokasi pengisian tabung oksigen.
Belajar dari Krisis Kelangkaan Oksigen di India dan Dukungan Informasi Sebaran Industri Gas
Menghadapi situasi krisis di India yang terjadi pada April-Mei 2021 dimana ratusan orang meninggal dunai akibat kurangnya oksigen medis. Bahkan, kita menyaksikan sejumlah media menayangkan dan memberitakan antrian masyarakat di India dengan membawa tabung oksigen kosong untuk ditukarkan di toko pengisian tabung.
Konon setengah dari kebutuhan oksigen medis global yang belum terpenuhi ada di India. Pernyataan ini didukung oleh kajian yang dilakukan oleh sebuah koalisi kelompok bantuan yang melacak krisi kelangkaan oksigen ini.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan telaah mereka yang dilansir dalam New York Times pada awal Mei 2021 , secara global kebutuhan oksigen medis yang belum dapat terpenuhi ini meningkat lebih dari tiga kali lipat. Nah, kajian tersebut juga menunjukkan bahwa sekitar setengah kekurangan oksigen di dunia tersebut ada di India.
Kejadian kekurangan oksigen dan kelangkaan informasi telah memantik sebuah portal berita industri gas dunia, pada akhir April 2021, gasworld merilis peta interaktif berisi informasi lokasi pabrik oksigen di sejumlah wilayah Afrika, Timur Tengah, Subkontinen India, dan Amerika Selatan. Informasi lebih lengkap disediakan untuk India, memuat informasi lokasi pabrik oksigen, gas maupun cairan.
Lalu bagaimana dengan di Indonesia, adakah peta sebaran industri gas?
Situasi penerapan PPKM Darurat ini yang belum menunjukkan dampak signifikan, perlu kita bersinergi. Saya melihat upaya yang dilakukan oleh gasworld patut adopsi oleh Pemerintah Indonesia sesegera mungkin. Sejumlah langkah atasi kekurangan oksigen pun telah dilakukan, namun seberapa efektif kah? Adakah alat pantau untuk menilai sebaran dan kekuatan industri untuk dukung antisipasi Pemerintah atasi kelangkaan oksigen medis?
ADVERTISEMENT
Tentunya, upaya untuk mengetahui keberadaan sebaran industri gas produsen oksigen secara spasial menjadi salah satu faktor penting. Pembuatan peta tersebut dapat dengan mudah dilakukan jika data sebaran industri gas ini tersedia pada portal Satu Data Indonesia atau Kebijakan Satu.
Namun, saya belum melihat adanya data spasial dari Kementerian Perindustrian terkait hal tersebut. Oleh karena itu, saya kembali berandai-andai bahwa sekiranya Pemerintah akan atau telah melakukan langkah sederhana dan cepat untuk mendata pabrik-pabrik produsen gas, di antaranya dengan mengoptimalkan gawai dan aplikasi akuisisi geodata.
Misalnya, tiap pemilik industri menggunggah foto ber-geolokasi pabrik gas dengan gawai ber-GPS (Global Positioning System), sehingga dihasilkan foto ber-geotag (memiliki informasi koordinat geografis).
Hal lain yang dapat ditempuh, saya yakin Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian mempunyai daftar alamat lengkap pabrik-pabrik produsen gas. Nah, dari alamat tersebut dapat dilakukan geocoding alamat ke nilai koordinat lintang bujur, dapat menggunakan peta digital Google Maps.
ADVERTISEMENT
Kemudian, informasi sebaran pabrik produsen gas tersebut diintegrasikan dengan informasi penunjang lainnya. Misalnya, kapasitas produksi, serta analisis pembagian jalur distribusi oksigen medis. Langkah tersebut tentunya akan membantu dalam penanganan dan pemerataan distribusi oksigen medis ke berbagai rumah sakit maupun masyarakat yang membutuhkan.
Selain itu, keberadaan informasi yang dapat dikemas dalam satu portal informasi tunggal terintegrasi melalui https://covid19.go.id/ (jika dibuka juga untuk publik), dapat membantu Presiden Joko Widodo untuk meninjau dan memantau secara daring melalui situation room-nya.
Gotong Royong dan Peta Ketersediaan Oksigen Medis dalam Portal Nasional
Menyadari situasi yang sedang dihadapi dan perlunya dukungan dari industri gas, maka pada hari Jumat (16/7), Presiden Joko Widodo meninjau pabrik produksi oksigen sebagaimana dilansir dalam www.presidenri.go.id .
ADVERTISEMENT
Beliau menyampaikan urgensinya pengamanan pasokan kebutuhan dan distribusi oksigen secara nasional, perlu ditempuh upaya penguatan kerja sama dengan industri-industri dalam negeri.
Di sisi lain, kemarin (18/7) gotong royong oksigen baru saja diluncurkan, namun ternyata berupa fasilitas kesehatan semi-permanen pertama yang dilengkapi dengan peralatan suplai oksigen dan tempat tidur perawatan untuk gejala sedang.
Kembali ke bahasan, perlukah peta terkait oksigen medis ini? Lalu, apa saja yang mestinya segera tersedia dalam peta dalam portal COVID-19 tersebut?
Selain peta sebaran lokasi industri gas dan jalur distribusinya, informasi yang paling dicari saat ini adalah lokasi pengisian atau penukaran tabung gas oksigen. Sejumlah rekan saya yang bekerja sebagai tenaga medis pun menyampaikan betapa susahnya perolehan tabung gas oksigen, hingga ada yang bertanya adakah peta ketersediaan dan lokasi pengisian tabung yang resmi dari Pemerintah?
ADVERTISEMENT
Keresahan tersebut tentunya dialami oleh kita semua, dapat dilihat dari sejumlah informasi yang beredar di grup-grup WhatsApp (WA). Selain kabar duka cita yang kian hari kian mendekat ke lingkaran terdekat kita, informasi terkait kebutuhan oksigen juga mengisi ruang informasi di grup-grup WA.
Bahkan, kini akun media sosial Pemerintah Daerah mulai gencar berbagi informasi tentang ketersediaan oksigen medis, baik dalam bentuk daftar penyedia tabung oksigen, hingga informasi pencarian dalam situs web atau aplikasi mobile. Saat ini hampir setiap daerah di Indonesia tengah berjibaku dengan informasi ketersediaan dan lokasi pengisian tabung oksigen.
Setiap pemerintah daerah bergerilya dengan cara dan pendekatannya masing-masing. Sebagai contoh, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah nomor kontak WA untuk informasi layanan pengaduan kebutuhan oksigen medis Rumah sakit di Jawa Tengah. Kemudian, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui aplikasi pikobar menyediakan fitur cari oksigen yang juga memuat informasi lokasi dan kontak agen tabung oksigen.
ADVERTISEMENT
Lalu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta beraksi dengan membuka isi ulang tabung oksigen gratis. Uniknya, sebagian besar informasi tentang daftar tempat pengisian oksigen untuk wilayah se-Jabodetabek cenderung mudah ditemukan pada media berita daring dan informasi yang beredar di grup-grup WA.
Semangat gotong royong dan saling bantu yang membuat informasi lokasi dan kontak agen tabung oksigen tersebut cepat menyebar. Menyadari tingginya partisipasi masyarakat, ternyata kejadian krisis oksigen di India, telah menggugah Google pada bulan Mei 2021 untuk meluncurkan fitur tambahan pada Google Maps .
Penambahan fitur pada Google Maps menggunakan fungsi Q&A (Tanya Jawab) tersebut, mengajak masyarakat berpartisipasi aktif. Mulai dari bertanya, hingga dapat berbagi informasi lokasi ketersediaan dan pengisian oksigen, termasuk informasi ketersediaan kamar/tempat tidur di tingkat wilayah mereka.
ADVERTISEMENT
Itulah konsep gotong royong di era (peta) digital yang sebenarnya dapat kita optimalkan. Data yang disediakan oleh Google Maps menggunakan model konten buatan pengguna (user generated-content). Artinya, apabila konsep tersebut akan diadopsi oleh Pemerintah, maka membutuhkan tim verifikator data.
Nah, berangkat dari luapan informasi yang tak terbendung ini semakin menunjukkan urgensinya Pemerintah Pusat untuk benar-benar dapat menyediakan satu data pada portal COVID-19. Informasi berbasis peta yang ada saat ini di https://covid19.go.id/ perlu ditambahkan dengan informasi oksigen tersebut, termasuk membuka peluang kontribusi dari masyarakat.
Kita dapat mengadopsi model gotong royong digital melalui konten buatan pengguna yang digunakan Google. Bahkan sebenarnya, cara seperti ini telah lama diadopsi oleh sejumlah media berita daring. Setiap orang dapat menjadi kontributor atau penulis dengan diverifikasi atau dimoderasi terlebih dahulu oleh editor atau verifikator, sebelum berita atau tulisannya terpublikasi.
ADVERTISEMENT
Urgensi Portal Nasional Sistem Kesehatan Indonesia
Selain itu, berbagai informasi hasil gerilya Pemerintah Daerah dapat diintegrasikan ke dalam portal tersebut. Besar harapan, situs web covid-19 yang telah diusung oleh Pemerintah sebagai wadah tunggal data dan informasi terkait COVID-19 yang dapat adaptif dan senantiasa mutakhir untuk kepentingan bangsa.
Kemampuan bangsa ini dalam mengelola data dan informasi sedang diuji oleh pandemi COVID-19. Daya lenting bangsa Indonesia ini untuk bangkit dan gotong royong melalui berbagi pakai data dan informasi yang terpadu menjadi salah satu ujung tombak hadapi pandemi.
Informasi yang terpadu, terverifikasi, tervalidasi sangatlah dinanti untuk cegah meluasnya hoaks, menjangkitnya penipuan dan misinformasi yang bertebaran di dunia maya.
Berbicara data dan informasi kesehatan ini, ke depan, saya membayangkan portal geo-informasi oksigen medis, maupun peta rekam jejak perjalanan pandemi COVID-19 ini dapat terintegrasi ke dalam sistem kesehatan di Indonesia. Sebagai langkah antisipasi dan membangun kesiapsiagaan kita ke depan, begitu pandemi ini berlalu.
ADVERTISEMENT
Satu Data Satu Peta Satu Portal Satu Nusantara Hadapi Bersama Pandemi COVID-19