news-card-video
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Nyadran Jenganti: Menjaga Tradisi, Merajut Kebersamaan Bersama KKN UIN Walisongo

KKN MIT-19 Posko 6
Mahasiswa KKN UIN Walisongo
3 Maret 2025 17:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KKN MIT-19 Posko 6 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Acara kenduri warga Dusun Jenganti bersama KKN UIN Walisongo Posko 6 berlangsung khidmat. Foto: KKN MIT-19 Posko 6
zoom-in-whitePerbesar
Acara kenduri warga Dusun Jenganti bersama KKN UIN Walisongo Posko 6 berlangsung khidmat. Foto: KKN MIT-19 Posko 6
ADVERTISEMENT
Kebondalem, 1 Februari 2025 – Dusun Jenganti, Desa Kebondalem, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang menggelar tradisi Nyadran yang khidmat dan penuh kebersamaan pada 1 Februari pagi. Tradisi leluhur ini semakin istimewa dengan kehadiran dan partisipasi aktif mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.
ADVERTISEMENT
Nyadran merupakan tradisi tahunan yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Jawa, khususnya di pedesaan. Tradisi ini menjadi momentum untuk mendoakan leluhur, membersihkan makam, dan mempererat tali silaturahmi antarwarga. Di Dusun Jenganti, Nyadran menjadi simbol rasa syukur atas limpahan rezeki dan harapan akan keberkahan di masa mendatang.
Rangkaian acara Nyadran di Dusun Jenganti diawali dengan ziarah dan membersihkan makam leluhur. Warga bergotong royong membersihkan area makam, menaburkan bunga, dan memanjatkan doa. Suasana khidmat dan haru terasa saat warga mengenang jasa para leluhur.
Kehadiran mahasiswa KKN UIN Walisongo menambah kehangatan suasana. Mereka turut serta membersihkan makam, membantu warga menyiapkan sesaji, dan mengikuti prosesi doa bersama. Kebersamaan ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa KKN tidak hanya hadir untuk melaksanakan program kerja, tetapi juga untuk berbaur dan menghargai tradisi lokal.
ADVERTISEMENT
Setelah ziarah makam, warga berkumpul di rumah kepala Dusun Jenganti untuk melaksanakan kenduri. Kenduri merupakan acara makan bersama yang menjadi simbol rasa syukur dan kebersamaan. Berbagai hidangan tradisional disajikan, seperti nasi tumpeng, ingkung ayam, dan jajanan pasar.
Mahasiswa KKN UIN Walisongo juga turut serta dalam kenduri ini. Mereka berbaur dengan warga, menikmati hidangan tradisional, dan menjalin silaturahmi yang lebih erat. Momen ini menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk mengenal lebih dekat budaya dan tradisi masyarakat Dusun Jenganti.
Tradisi Nyadran di Dusun Jenganti tidak hanya menjadi acara seremonial, tetapi juga menjadi sarana untuk melestarikan tradisi leluhur dan memperkuat nilai-nilai luhur. Tradisi ini mengajarkan pentingnya menghormati leluhur, menjaga kebersihan lingkungan, dan menjalin silaturahmi antarwarga.
ADVERTISEMENT
"Saya merasa terharu melihat mahasiswa KKN ikut membersihkan makam dan berdoa bersama kami. Ini menunjukkan bahwa mereka peduli dengan budaya dan tradisi kami," ungkap Bapak Heru, tokoh masyarakat Dusun Jenganti.
Partisipasi aktif mahasiswa KKN UIN Walisongo dalam tradisi Nyadran ini menjadi bukti nyata bahwa generasi muda peduli terhadap pelestarian budaya lokal. Kehadiran mereka memberikan semangat baru bagi warga Dusun Jenganti untuk terus menjaga dan melestarikan tradisi Nyadran.
Tradisi Nyadran di Dusun Jenganti memberikan dampak positif bagi masyarakat seperti, meningkatkan rasa syukur dan kebersamaan antarwarga, melestarikan tradisi leluhur dan memperkuat nilai-nilai luhur, mempererat tali silaturahmi antara warga dan mahasiswa KKN, dan meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap pentingnya pelestarian budaya lokal.
ADVERTISEMENT
Diharapkan tradisi Nyadran ini dapat terus dilestarikan oleh masyarakat Dusun Jenganti dan menjadi daya tarik wisata budaya bagi wisatawan. Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung upaya pelestarian tradisi leluhur dan penguatan nilai-nilai luhur.