Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Metode Geofisika dalam Pencarian Situs Sejarah Kuno yang Masih Terpendam
8 Maret 2020 20:54 WIB
Tulisan dari Al Salang Ressy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jombang - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) berkolaborasi dengan ahli geofisika dalam memetakan sebaran struktur situs sejarah kuno yang masih mejadi misteri di sekitar situs pertirtaan suci Majapahit, Jombang.
ADVERTISEMENT
Pencarian situs sejarah kuno ini melibatkan para ahli geofisika dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dan Universitas Pertamina. Metode yang digunakan yaitu georadar, geomagnet, dan geolistrik. Dari pemindaian georadar ditemukanlah struktur parit yang terpendam di kedalaman 2-3 meter di bawah tanah.
Di proses awal menggunakan metode georadar dengan menyentuh area seluas 100 meter persegi di situs pertirtaan suci Majapahit. Para ahli menemukan struktur batu bata merah yang diperkirakan parit saluran air.
Proses pemetaan ini untuk mengetahui titik sebaran struktur didalam tanah. Sehingga tidak perlu mengupas ke semua sisi situs sejarah kuno. Tetapi cukup titik-titik yang direkomendasikan oleh para ahli geofisika.
Kegiatan pemetaan yang berlangsung selama 4 hari ini dengan titik yang tersebar mulai dari situs di Desa Sugihwaras dan Bulurejo yang berjarak kurang lebih 3,8 km di sebelah utara Desa Sumberbeji.
ADVERTISEMENT
Hasil proses pemetaan yang telah dilakukan oleh para arkeolog BPCB Jatim yang sukses mengungkap hampir seluruh bagian petirtaan suci Majapahit dengan luas kolam mencapai 20 x 17 meter persegi. Dengan rata-rata memiliki ketebalan 80 cm dengan kedalaman 2 meter dengan struktur tatanan bata merah kuno.
Dengan hasil penemuan di dalam kolam Sumberbeji. Struktur atas berjarak 3 meter dari permukaan tanah dan dibangun di atas tanah padas yang lebih kedap air.
Menurut sejarah, petirtaan ini dibangun oleh keluarga raja dengan fungsi untuk menyucikan diri. Hanya saja tahun pembuatan ini belom di pastikan waktu persisnya.
Para ahli arkeolog baru menemukan petunjuk dengan temuan pecahan keramik dari Dinasti Yuan dan Song di Tiongkok sekitar abad 10 sampai 12 masehi. Kolam purbakala ini diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Kediri dan difungsikan pada masa Kerajaan Majapahit.
ADVERTISEMENT