Konten dari Pengguna

Keresahan Petani Padi Di Indonesia

Aldi Nugroho
Mahasiswa pendidikan S1 Ilmu Administrasi Negara dari Institusi Universitas Negeri Surabaya.
20 Oktober 2024 10:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aldi Nugroho tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Persawahan di Desa Gelang, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo (18/10/24) Oleh Aldi Nugroho.
zoom-in-whitePerbesar
Persawahan di Desa Gelang, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo (18/10/24) Oleh Aldi Nugroho.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2024, petani Indonesia sering mengalami gagal panen dan harga gabah turun, mahalnya harga pupuk. keresahan ini membuat para petani banyak yang berhenti dari dunia pertanian, karena kurangnya dukungan dari pihak pemerintah, terutama teknologi pertanian modern dan proyeksi lahan khusus pertanian.
ADVERTISEMENT
Menurut data BPS, jumlah rumah tangga usaha pertanian di Indonesia sebanyak 28,419,398 rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga petani di Indonesia sebanyak 27,368,975 rumah tangga. Jika dilihat dari data tersebut mayoritas rumah tangga petani indonesia tertarik pada usaha pertanian. Jumlah petani penggunan lahan pertanian di Indonesia sebanyak 27,799,280 petani, sedangkan jumlah petani gurem di Indonesia sebanyak 17,248,181 petani.
Keberadaan petani di Indonesia sangat penting karena sudah turut berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan Masyarakat dan turut andil dalam Pembangunan ekonomi bangsa. Indonesia yang dikenal negara agraris yang Sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani, Perjuangan petani perlu dihargai karena sebagaimana kita tahu bahwa yang kita makan diperoleh dari hasil tanaman petani.
Namun, dibalik penyebutan Indonesia sebagai negara agraris ternyata masih menyimpan keluh kesah di hati para petani hingga saat ini. lantaran masih ada berbagai permasalahan diantaranya:
ADVERTISEMENT
1. harga yang sangat kurang stabil, karena hasil pertanian di indonesia masih musiman, dalam artian produk akan memiliki nilai lebih pada saat waktu tertentu. Contoh, pada waktu musim panen padi akan melimpah pasokannya, dan pada saat musim kemarau, pasokan akan sangat terbatas. Dan sifat seperti ini sangat memengaruhi harga hasil pertanian.
2. Terjadinya kelangkaan pupuk, karena Sebagian besar petani masih mengeluhkan pupuk yang sulit didapatkan. ini sebagai ancaman para petani di indonesia agar bisa bertahan meskipun kelangkaan pupuk masih terjadi, meskipun dampak negatifnya sangat besar bagi petani dan hasil panennya. Jalan satu satunya ialah membeli pupuk non subsidi dengan harga yang relatif tinggi.
3. Modal yang sangat terbatas, modal sering menjadi salah satu masalah saat memulai usaha tani. Karena petani tidak selalu diuntungkan dalam artian yang selalu untung hanya tengkulak hasil panen, dan hasil pertanian hanya tergantung pada cuaca, alam membuat hasil panen tidak pasti. Seperti cuaca yang sangat ekstrem dan terserangnya hama padi, cabai, sayuran. Jika petani mengalami kerugian panen otomatis petani akan tidak memiliki modal untuk menaman selanjutnya.
ADVERTISEMENT
4. Lahan yang semakin sempit, penguasaan lahan yang sangat sempit akan menyebabkan terjadinya Tingkat rendahnya kesejahteraan petani. Permasalahan ini mungkin masih terus mengakar hingga saat ini, dan dengan kurangnya lahan akan memungkinkan pendapat yang didapatkan akan terbatas.
5. Harga padi murah, permasalahan yang sering terjadi ialah harga padi yang kurang memuaskan karena terjadinya panen raya, harga padi yang sangat murah membuat para petani resah dengan penghasilan yang kurang maksimal ada kemungkinan terjadinya kerugian.
Dari masalah diatas menjadi akar permasalahan yang sering dihadapi para petani padi di Indonesia, sehingga generasi milenial saat ini enggan bekerja sebagai petani. Karena mereka menggangap bahwa pekerjaan sebagai petani kurang memuaskan, oleh sebab itu regenerasi dalam dunia pertanian juga sangat perlu dijalankan agar pertanian Indonesia terus maju diera gempuran teknologi globalisasi saat ini.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia perlu menerapkan Kebijakan pertanian modern dalam rangka membangun kemajuan sektor pertanian. Kebijakan yang bisa dilakukan untuk memproyeksikan sektor pertanian di Indonesia salah satunya Pembangunan keberlanjutan dengan mengandalkan kerja sama antar instansi Swasta dengan Negeri agar bisa memungkinkan terjadinya pemenuhan teknologi pertanian dan pupuk lokal, mensosialisasikan pentingnya generasi milenial dalam dunia pertanian, dan mengatur harga beli padi agar terus stabil, serta membuat kartu petani Sejahtera yang diprioritaskan petani kurang mampu untuk membeli pupuk dan peralatan tani dengan harga yang murah.