Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Review Album: ‘Minor 7’ Tunjukkan Gilanya Kualitas Ska Lokal
31 Januari 2018 13:30 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:19 WIB
Tulisan dari Alexander Vito Edward Kukuh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Skastra merupakan unit ska rocksteady asal Jakarta. Pada Mei 2017 silam band yang terbentuk di pelataran Universitas Indonesia ini resmi merilis album bertajuk ‘Minor 7’ yang sekarang sudah bisa didengarkan di berbagai platform musik digital, seperti iTunes dan Spotify.

Ada satu nuansa menarik yang Skastra berikan di album perdana mereka ini. Jika komposisi musik 9 lagu di album ini didengarkan secara sekilas, sepertinya Skastra adalah band yang amat terinspirasi dari jagoan ska asal Jepang, Tokyo Ska Paradise.
ADVERTISEMENT
Namun jika ditelisik lebih dalam barulah ‘kegilaan’ musik mereka terlihat. Komposisi berbagai instrumen di album ini sangatlah manis, tak ada yang terdengar lebih mendominasi, semua dikemas secara pas dan padat mengiringi suara Alduri Asfirna, sang vokalis, yang lembut dan jazzy.

Meski semua lagu di album ini asik, namun track pertama berjudul ‘Delusi’ adalah lagu yang paling mencuri perhatian. Dari lirik, sepertinya lagu ini menceritakan kisah asmasa seorang gadis yang amat manis, namun setelah masuk ke penghujung lagu seketika ada lirik yang amat mengganggu:
“Sayang kamu cuma khayalan saja.”
Ya, lagu ini menceritakan tentang seseorang yang mengidap penyakit kejiwaan, erotomania.
Erotomania atau sindrom de Clerambault merupakan bagian dari gangguan delusional di mana seseorang percaya bahwa orang lain (biasanya orang ternama) jatuh hati kepadanya. Pengidap penyakit bisa terus mengikuti, mengintai, bahkan mengganggu orang yang ditaksirnya meski sudah berulang kali mendapat penolakan.

Jika menurutmu topik yang diangkat Skastra terlalu berat, sebenarnya justru itu keunggulan mereka. Skastra punya berbagai diksi seru yang mampu membuat seseorang penasaran akan lirik-lirik di lagunya. Ini bisa mematahkan berbagai pandangan skeptis orang-orang yang sering mengatakan bahwa ska adalah musik yang kampungan dan tidak elegan.
ADVERTISEMENT
Selain ‘Delusi’ ada juga lagu ‘Kembang Gula’ yang bernuansa vintage. Dari semua lagu di album ‘Minor 7’ di lagu inilah vokal Alduri Asfirna terdengar sangat tepat dan cocok. Belum lagi tusukan-tusukan tuts keyboard manis yang dilakukan Hanung, dikombinasikan dengan petikan gitar Adi dan Adin, betotan bas Raga juga lengkingan brass section Taufik dan dentuman drum Ibrahim.

Bosan dengan lirik-lirik penuh makna? Ingin ugal-ugalan di jalan raya Jakarta kala malam tiba? Jangan khawatir, Skastra punya lagu instrumental berjudul ‘Slonong Boy’ yang menjadi track terakhir di album ini.
Meski menarik, nyatanya memang masih ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh Skastra. Kehebatan instrumen Skastra memang sudah tidak perlu dipertanyakan, namun suara sang vokalis yang agak tipis dan lembut sepertinya perlu di akali agar juga terdengar penuh di album-album berikutnya. Mungkin semua personel Skastra bisa mencoba berbagai ramuan agar suara vokal tidak tertutupi oleh manisnya ensamble musik mereka.

Akhir kata, melihat perjuangan mereka sejak 2015 dan usaha mereka menggodok selama 2 tahun sebelum akhirnya menelurkan rilisan perdana, album ‘Minor 7’ dan Skastra sepertinya layak mendapat rating 8,5/10.
ADVERTISEMENT