Tanda Stres karena Pekerjaan

Alfandi Afrianto
Seorang Mahasiswa yang Hobi Menulis Berkuliah Di Politeknik Ketenagakerjaan
Konten dari Pengguna
18 Desember 2022 16:39 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alfandi Afrianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Stres karena Pekerjaan (Unsplash / Elisa Ventur)
zoom-in-whitePerbesar
Stres karena Pekerjaan (Unsplash / Elisa Ventur)

Tanda Stres Akibat Pekerjaan

ADVERTISEMENT
Luangkan waktu sejenak untuk mengecek apakah Anda merasakan tanda-tanda di bawah ini. Bila banyak yang sesuai, itu tandanya Anda mengalami stres karena pekerjaan.
ADVERTISEMENT

1. Adanya Perubahan Fisik, Psikis, dan Perilaku

(Unsplash / Ehimetalor Akhere)
Tanda dan gejala fisik stres karena pekerjaan meliputi kelelahan, ketegangan otot, sakit kepala, berdebar, dan sulit tidur.
Gangguan saluran cerna, seperti nyeri ulu hati, diare, dan sulit buang air besar juga dapat muncul akibat stres pekerjaan.
Sementara itu, gejala psikis stres akibat pekerjaan antara lain depresi, kecemasan, iritabilitas, pesimistis, hilang semangat, dan panik. Pekerja pun bisa sulit berkonsentrasi dan membuat keputusan.

2. Jadi Gampang Sakit

(Unsplash / Olga Kononenko)
Stres kronis dapat memengaruhi daya tahan tubuh orang usia berapa pun. Anak-anak mungkin mengeluh tentang sakit perut dan mimpi buruk, sementara remaja sering mengalami sakit kepala saat sedang stres.

3. Rambut Rontok

(Unsplash / Towfiqu barbhuiya)
Kehilangan beberapa helai rambut memang normal terjadi setiap harinya. Namun, jika jumlah rambut yang rontok abnormal, misalnya lebih dari 100 helai per hari, itu bisa menjadi tanda Anda mengalami stres.
ADVERTISEMENT
Stres dapat mendorong folikel-folikel rambut masuk ke dalam fase istirahat. Beberapa bulan kemudian, rambut-rambut dari folikel yang masuk ke dalam fase istirahat akan rontok.

4. Mengalami Gangguan Pencernaan

(Unsplash / Fernando @cferdophotography)
Stres juga bisa memperlambat pengosongan makanan dari perut, yang menyebabkan perut jadi penuh gas dan juga kembung. Bahkan, tidak jarang terjadi kontraksi usus yang menyebabkan kram perut dan juga diare.

5. Berat Badan Tidak Stabil

(Unsplash / Towfiqu barbhuiya)
Stres memicu pelepasan hormon kortisol yang mengganggu kemampuan tubuh untuk memproses gula darah.
Stres juga dapat mengubah cara memetabolisme lemak, protein, dan karbohidrat. Pada akhirnya, hal itu dapat menyebabkan kenaikan atau penurunan berat badan.