Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Paus Menyedihkan, Mamalia Laut Paling Kesepian di Dunia, Inspirasi BTS
10 Desember 2022 14:31 WIB
Diperbarui 25 Desember 2022 11:31 WIB
Tulisan dari Ikfina Shofwa Nur Fauziah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mengapa dijuluki paus paling kesepian di dunia? kesepian tapi kok jadi inspirasi ya, sebelum nya mari kita bahas. Perlu kita ketahui, paus bukan ikan, melainkan paus adalah hewan yang tergolong dalam ordo cetacea yaitu hewan mamalia laut (Wibawa, 2019). Perbedaan yang terlihat ialah dari ekor nya. Mamalia laut, ekor nya horizontal atau mendatar karena tulang belakang nya, sedangkan pada ekor ikan vertikal. Paus bernapas bukan dengan insang melainkan dengan paru-paru, cara berkembang biak paus bukan dengan bertelur tetapi dengan cara beranak. Kita pasti tahu ya, walaupun kita belum bertemu paus secara langsung dengan yang asli dan hanya di foto saja, tetapi kita bisa banyangkan ciri-ciri paus tersebut seperti rata-rata badan nya memiliki ukuran yang sangat besar, lalu paus memiliki lubang di atas kepala nya, yang biasanya digunakan paus untuk mengambil napas ketika paus sedang berada di permukaan air.
ADVERTISEMENT
Menurut National Marine Life Center, sistem bernapas paus dengan manusia itu berbeda, walaupun sama-sama menggunakan paru-paru. Manusia bernapas biasanya dengan menghirup lalu buang, tetapi paus ini bernapas ketika muncul ke permukaan air dan paus mengambil oksigen melewati lubang yang berada di atas kepala nya, lalu ketika paus masuk lagi ke air, lubang tersebut langsung tertutup, jadi paus ini seperti menahan napas nya. Menurut para ahli, paus dapat bertahan di bawah air selama lebih dari 3 jam (Priyambodo, 2022). Walaupun paus jarang sekali ke permukaan air, tetapi sekali paus menghirup oksigen, paus dapat langsung memenuhi 90% paru-paru nya. Yang kita tahu atau yang biasa kita lihat di media, paus menyemburkan air ke udara ketika muncul di permukaan laut, semburan tersebut tampak seperti air mancur jika dilihat dari jauh. Namun sebenarnya, paus tidak menyemburkan air ke udara melainkan paus sedang mengeluarkan udara hangat dari paru-paru nya, seperti manusia yang menghembuskan napas. Namun, karena udara hangat yang dikeluarkan paus tersebut bertemu dengan udara yang dingin di permukaan laut, akhirnya terjadi lah proses pengembunan atau proses kondensasi, sehingga paus terlihat seperti sedang menyemburkan air (Putri, 2021).
Pada semestinya, paus merupakan hewan yang berkelompok, ketika bermigrasi paus biasanya melakukan pejalanannya bersama-sama. Namun, pada tahun 1989, Dr. William Watkins seorang peneliti yang berasal dari Woods Hole Oceanographic Institution di Massachusetts menemukan paus yang aneh, tidak seperti biasanya. Jadi, pada saat itu Dr. Watkins sedang mempelajari siklus perkawinan kelompok paus bangkok dan paus biru di Samudra Pasifik, dengan meneliti frekuensi nyanyian paus jantan. Paus biasanya berkomunikasi dengan paus lain lewat suara atau bisa disebut nyanyian, karena memang suara nya seperti sedang bersenandung. Paus bernyanyi, biasanya untuk mencari kawanan dan mencari jodoh. Mereka berkomunikasi lewat nyanyian yang berada difrekuensi antara 12-25 Hz. Untuk manusia sendiri, kita dapat mendengar suara difrekuensi antara 20-20.000 Hz. Jika berada di bawah nya atau berada di atas nya, maka manusia tidak akan dapat mendengar suara nya begitupun paus. Nah, keanehan yang ditemukan Dr. Watskin ketika sedang meneliti adalah menemukan suara paus yang berada difrekuensi 52 Hz, sangat jauh di atas frekuensi maksimal paus pada biasanya. Sehingga sebesar dan sekuat apapun paus ini mengeluarkan suara, seperti bersenandung atau bernyanyi untuk memanggil kawan, kawanan paus lain tidak akan ada yang dapat mendengar nya. Mendengar saja tidak, lalu bagaimana merespons. Jika kita mendalami dalam-dalam, hidup paus ini benar-benar sangat menyedihkan, ia terus saja bernyanyi selama musim kawin, walaupun tidak ada yang dapat mendengar nya. Dalam catatan penelitian nya, Dr. Watskin menyatakan bahwa dengan perbedaan frekuensi suara ini membuat paus 52 Hz selalu sendirian, tidak memiliki kelompok, karena mau mengeluarkan suara sekuat apapun pasti tidak akan ada yang mendengar paus ini (William, 2004). Bagaimana? Terbayang tidak? Di lautan yang luas, dalam, gelap, dan ia hanya sendirian.
ADVERTISEMENT
Frekuensi paus 52 Hz ini hanya dapat ditangkap radio senar dari kapal laut dan kapal selam saja. Dari sini paus 52 Hz dijuluki sebagai paus paling kesepian di dunia, “The Loneliest Whale 52” atau ada juga yang menyebutnya Whalien 52. Para peneliti hanya mendengar suara nya, sehingga mereka masih belum mengetahui apa jenis paus 52 Hz ini. Andrew Revkin seorang jurnalis dari New York Times, beliau ini berkata dalam video youtube nya bahwa, paus 52 Hz ini sempat ditemukan kembali pada tahun 1992 oleh angkatan laut Amerika Serikat di Samudra Pasifik. Penelitian Dr. Watskin tentang paus 52 Hz ini pada akhirnya dipublikasikan pada tahun 2004 setelah Dr. Watskin meninggal dalam bentuk jurnal Deep Sea Research, dan dari sini banyak yang tertarik dengan paus 52 Hz ini, lalu semakin banyak pula penelitian yang dilakukan untuk menemukan nya. Menurut Mary Ann Daher, seorang ilmuan biota laut, paus 52 Hz ini memiliki popularitas yang setara dengan artis hollywood. Pada tahun 2015, para peneliti mencoba segala hal dengan maksimal demi menemukan paus 52 Hz di Samudra Pasifik, dengan mereka menaruh mesin di laut, yaitu mesin yang dapat mengeluarkan suara dan menerima suara frekuensi 52 Hz, agar paus 52 Hz ini terpancing lalu ia merespons dan mendatangi mesin tersebut (Nastiti,2018). Namun sayang, sampai saat ini belum ada respons dari paus tersebut.
ADVERTISEMENT
Semakin ke sini, dan semakin tersebar tentang paus 52 ini, orang-orang semakin banyak yang bersimpati dengan paus ini. Mereka meminta agar peneliti segera menemukan paus 52 ini. Mengapa? menurut jurnalis Andrew Revkin sebab nya ialah karena jurnal penelitian paus 52 Hz yang sangat menarik dan membuat emosi terdalam orang-orang tersentuh. Memang menyedihkan dan memang pantas diistimewakan. Rentang hidup paus bisa mencapai 40-50 tahun bahkan jika ternyata ia adalah paus biru, rentang hidup nya mencapai 80-90 tahun lamanya, dan bayangkan saja, selama itu, ia menjalani hidup, berenang kemana-mana dengan sendiri dan sepi, sambil berusaha bernyanyi terus mengeluarkan suara dengan harap mendapatkan kelompok dan teman, tetapi pada kenyataan nya, tidak ada kawanan paus satupun yang mendengar suara nya, dan pada kenyataan nya pula paus adalah makhluk sosial, bayangkan jika posisi itu ada pada kita, pasti sulit. Karena banyak orang yang merasakan sedih nya, dan banyak pula orang yang bersimpati terhadap paus ini, akhirnya pelan-pelan banyak seniman, penulis maupun musisi yang terinspirasi dengan paus 52 Hz ini. Mereka menggunakan nama paus 52 Hz ini sebagai simbol kesepian.
ADVERTISEMENT
Dalmatian Rex And The Eigentones band rock asal Inggris membuat lagu dengan judul The Loneliest Whale In The World, Agnieszka Jurek penulis asal Jerman yang membuat buku cerita bergambar untuk anak-anak yang berjudul 52 Hertz Wal, lalu yang paling terkenal yaitu Bangtan Sonyeondan atau biasa disebut BTS grup musik vokal pria asal Korea Selatan yang lagu nya berjudul Whalien 52. Karena masih belum diketahui dengan jelas jenis paus 52 Hz yg sebenarnya, akhirnya muncul banyak teori-teori liar seperti, ada yang bilang paus ini merupakan paus hybrid yaitu gabungan paus biru dan paus sirip, ada lagi yang berteori kalau paus ini adalah paus biru atau paus sirip namun ia memiliki kelainan, bermacam-macam teori liar yang muncul, tetapi apapun nama jenis nya paus ini tetap menjadi paus yang kesepian.
ADVERTISEMENT
Dari sini kita akan bahas ya, yang banyak dikenal, yaitu grup musik pria asal Korea Selatan Bangtan Sonyeondan atau biasa disebut BTS yang lagu nya menggunakan nama paus 52 Hz yaitu berjudul Whalien 52. Dalam lagu ini tidak menggambarkan sebesar apa bentuk paus nya, warna paus dan lain-lain, tetapi lagu ini menggunakan lambang nya yaitu kesepian. Lagu ini diinterpretasikan secara luas, karena bahasa yang digunakan di dalam lagu ini simbolis atau metafor sehingga, maksud tujuan dari mereka mengeluarkan lagu ini sangat dalam dan penuh makna. Mulai dari judul nya, sebenarnya kata “Whalien” ini gabungan dari “Whale” dan “Alien”. Whale sendiri ialah berarti paus, alien berarti makhluk asing. Ditambah 52 yaitu dari frekuensi paus nya. Lagu ini berada di track list album The Most Beautiful Moment In Life pt. 2 dan lagu ini rilis pada tahun 2015. Lirik lagu nya memiliki makna yang dalam tentang hidup. Untuk BTS sendiri lagu nya, menganalogikan angan-angan kisah mereka sebelum terkenal seperti saat ini sama seperti paus 52 Hz. karena memang mereka memulai semuanya dari bawah. Mereka terus menunjukkan karya mereka walaupun dahulu banyak yang tidak meliriknya, menghiraukan dan tidak memedulikan nya, tetapi saat ini mereka sudah dikenal dimana-mana dan mereka sangat dihargai. Mereka membuktikan bahwa sinyal yang berbeda juga bisa bersinar terang.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya dalam lirik lagu saja, tetapi BTS juga menggunakan animasi paus dalam video musik nya yang berjudul Zero O'clock salah satu lagu dalam album nya Map of the soul: 7 yang dirilis pada tahun 2020. Lagu ini tidak dinyanyikan oleh semua member BTS, hanya Jin, Jimin, V, dan Jungkook saja yang menyanyikan nya. Mengapa di dalam nya terdapat animasi paus, karena lagu nya yang menceritakan tentang seseorang yang sedang sedih dan tak mampu karena ia merasa hidupnya tertinggal dari orang lain, padahal sudah berusaha keras untuk mengejar. Orang lain sudah jauh dan terus bersemangat dengan kesibukan nya, tetapi ia untuk melangkah saja berat dan ia merasa dunia ini sangat rumit. Setelah kerumitan, lagu ini menjelaskan bahwa hidup harus dijalani dengan tenang dan perjalanan orang itu berbeda-beda dan diri ini perlu dihargai oleh diri sendiri, pasti bahagia akan menyambut. Jadi, animasi paus dianlogikan sebagai lambang kesendirian dan perbedaan yang akan dapat menemukan kebahagiaan nya tersendiri.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka:
Nastiti, Tata L.. (2018). Kisah Memilukan Whale 52, Si Mamalia Paus Paling Kesepian di Dunia. Grid.ID: Diakses pada 6 Desember 2022, dari https://www.grid.id/amp/04951533/kisah-memilukan-whale-52-si-mamalia-paus-paling-kesepian-di-dunia
Priyambodo, Utomo.. (2022). Misteri Paus Berparuh yang Mati dengan Luka yang Tidak Biasa. National Geographic Indonesia: Diakses pada 2 Desember 2022, dari https://nationalgeographic.grid.id/read/133299907/misteri-paus-berparuh-yang-mati-dengan-luka-yang-tidak-biasa
Putri, Vanya K.M.. (2021). Mengapa Paus Menyemburkan Air ke Udara?. Kompas.com: Diakses pada 29 November 2022, dari https://www.kompas.com/skola/read/2021/05/29/154238069/mengapa-paus-menyemburkan-air-ke-udara
Watskin, William A. (2004). Deep Sea Research Part 1: Oceanographic Research Paper, 51(12), 1889-1901.
Wibawa, S.W.. (2019). Kalau Paus Bukan Ikan, Bagaimana Dengan Hiu?. Kompas.com: Diakses pada 29 November 2022, dari https://sains.kompas.com/read/2019/06/07/200600423/kalau-paus-bukan-ikan-bagaimana-dengan-hiu-