Vladimir Putin Hadapi Tuntutan ICC: Implikasinya pada Hubungan Internasional

Muhammad Ali Ashhabul Kahfi
Master Of Politics and International Relations, School of Strategic and Global Studies, University Of Indonesia.
Konten dari Pengguna
21 Maret 2023 12:36 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Ali Ashhabul Kahfi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan ahli burung dan anggota pusat penangkaran elang Kamchatka di wilayah Kamchatka, Rusia. Foto: Sputnik/Gavriil Grigorov/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan ahli burung dan anggota pusat penangkaran elang Kamchatka di wilayah Kamchatka, Rusia. Foto: Sputnik/Gavriil Grigorov/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Rusia, Vladimir Putin, kini tengah berhadapan dengan tuntutan dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC) terkait dugaan kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Rusia. Kasus ini telah menarik perhatian dunia dan berpotensi mempengaruhi hubungan internasional, terutama antara Rusia dan negara-negara Barat.
ADVERTISEMENT
Tuntutan ini bermula dari laporan yang diterima oleh ICC mengenai dugaan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Rusia dalam konflik di beberapa negara.
Para penyelidik dari ICC telah mengumpulkan bukti dan kesaksian yang cukup untuk membuka penyelidikan resmi terhadap Presiden Putin dan pejabat tinggi Rusia lainnya.
Presiden Putin membantah keras semua tuduhan dan menganggap tuntutan ICC ini sebagai upaya politis Barat untuk menjatuhkan reputasinya.
Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping selama pertemuan di Kremlin di Moskow, Rusia, 20 Maret 2023. Foto: Sputnik/Sergei Karpukhin/Pool
Pihak Rusia juga menegaskan bahwa mereka akan melawan segala bentuk tuntutan dari ICC dan tidak akan mengakui keputusan yang dikeluarkan oleh mahkamah tersebut.
Sementara itu, Amerika Serikat dan Uni Eropa telah menyatakan dukungan mereka terhadap penyelidikan ICC. Mereka menilai bahwa tindakan ini penting untuk menegakkan supremasi hukum dan melindungi hak asasi manusia di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Negara-negara Barat juga berharap agar Rusia dapat bekerja sama dalam penyelidikan ini dan menyerahkan individu-individu yang terlibat dalam kejahatan perang.
Implikasi dari tuntutan ICC ini terhadap hubungan internasional sangat signifikan. Beberapa analis memperkirakan bahwa Rusia akan mengalami peningkatan isolasi diplomatik dan ekonomi dari negara-negara Barat.
Kapal penjelajah rudal berpemandu Angkatan Laut Rusia, Moskva, berlayar kembali ke pelabuhan setelah melacak kapal perang NATO di Laut Hitam, di pelabuhan Sevastopol, Krimea, 16 November 2021. Foto: Alexey Pavlisha/REUTERS
Sanksi-sanksi baru kemungkinan akan diberlakukan, yang akan mempengaruhi perekonomian Rusia dan hubungan dagang dengan negara-negara Barat.
Di sisi lain, negara-negara yang sebelumnya menjalin hubungan erat dengan Rusia, seperti Cina dan India, kini tengah mengkaji ulang hubungan mereka dengan Moskow.
Mereka khawatir bahwa dukungan mereka terhadap Rusia dapat mempengaruhi hubungan mereka dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Namun, beberapa ahli juga menilai bahwa tuntutan ICC ini bisa menjadi peluang bagi Rusia untuk melakukan reformasi internal dan memperbaiki citra negaranya di mata dunia.
Ilustrasi pasukan Rusia. Foto: Kementerian Pertahanan Rusia via AP
Jika Rusia bersedia bekerja sama dan menunjukkan komitmen untuk menegakkan supremasi hukum dan hak asasi manusia, hal ini dapat membuka peluang kerja sama baru dengan negara-negara Barat di masa depan.
ADVERTISEMENT
Tuntutan ICC terhadap Presiden Putin dan pejabat tinggi Rusia lainnya memiliki potensi besar untuk mengubah dinamika hubungan internasional. Selain meningkatkan tekanan terhadap Rusia dari negara-negara Barat, tuntutan ini juga dapat mempengaruhi hubungan Rusia dengan sekutu-sekutunya, seperti Cina dan India.
Namun, jika Rusia bersedia bekerja sama dan berkomitmen untuk melakukan reformasi internal serta menegakkan supremasi hukum dan hak asasi manusia, situasi ini bisa menjadi titik balik yang membuka peluang kerja sama baru dengan negara-negara Barat dan memperbaiki reputasi Rusia di mata dunia.
Tetapi, hanya waktu yang akan menentukan bagaimana Rusia akan menanggapi tuntutan ini dan bagaimana implikasinya terhadap hubungan internasional di masa depan.
Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping selama pertemuan di Kremlin di Moskow, Rusia, 20 Maret 2023. Foto: Sputnik/Sergei Karpukhin/Pool
Dalam konteks global yang semakin saling terkait, tuntutan ICC terhadap Presiden Putin dan pejabat tinggi Rusia lainnya memberikan dampak yang cukup signifikan pada dinamika hubungan internasional.
ADVERTISEMENT
Seiring dengan tekanan yang meningkat dari negara-negara Barat, Rusia kini berada dalam posisi yang sulit untuk menjaga hubungan baik dengan sekutu-sekutunya, seperti Cina dan India.
Kesediaan Rusia untuk bekerja sama dengan ICC dan berkomitmen pada reformasi internal, supremasi hukum, serta hak asasi manusia akan menjadi kunci dalam mengubah pandangan dunia internasional terhadap negara tersebut.
Sebagai titik balik, langkah-langkah ini berpotensi membuka pintu bagi kerja sama baru dengan negara-negara Barat dan memperbaiki reputasi Rusia secara global.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidato kenegaraan tahunannya di pusat konferensi Gostiny Dvor di Moskow tengah, Rusia, Selasa (21/2/2023). Foto: Sergei Savostyanov/Spuntik/AFP
Namun, banyak tantangan yang dihadapi Rusia dalam mengambil langkah ini, termasuk tekanan politik internal dan sikap defensif yang mungkin diambil pemerintah terkait tuntutan tersebut.
Hanya waktu yang akan menentukan bagaimana Rusia akan menanggapi situasi ini dan apakah negara tersebut akan memilih untuk bekerja sama dengan ICC, atau melanjutkan konfrontasi dengan negara-negara Barat.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari hasil yang akan terjadi, tuntutan ICC ini menegaskan pentingnya supremasi hukum dan perlindungan hak asasi manusia dalam hubungan internasional.
Negara-negara di seluruh dunia diharapkan mengambil pelajaran dari kasus ini, memastikan bahwa mereka mematuhi prinsip-prinsip internasional yang telah disepakati bersama untuk menjaga stabilitas dan perdamaian global.