Memaknai Hari Perempuan Internasional 2021: #ChooseToChallenge

Alifia Putri Yudanti
An ordinary girl who willing to learn more. Sedang belajar di Program Studi Indonesia, Universitas Indonesia.
Konten dari Pengguna
8 Maret 2021 20:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alifia Putri Yudanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
International Women's Day Campaign. Foto @internationalwomensday_global on Instagram.
zoom-in-whitePerbesar
International Women's Day Campaign. Foto @internationalwomensday_global on Instagram.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setiap tahunnya pada tanggal 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day (IWD). Tahun ini, IWD bertemakan choose to challenge dengan harapan dapat mendorong perempuan untuk melakukan perubahan.
ADVERTISEMENT
Perubahan pada dasarnya berasal dari tantangan. Ada banyak tantangan yang dihadapi oleh berbagai perempuan di seluruh dunia. Salah satunya adalah ketidakadilan gender. Hal tersebut tentunya tidak hanya dirasakan oleh perempuan, tapi laki-laki juga.
Banyak orang-orang yang masih bertanya, mengapa yang dirayakan hanya perempuan? Mengapa tidak ada hari untuk laki-laki?
Perempuan merupakan salah satu kelompok yang rentan dan kerap mengalami kekerasan bersama dengan kelompok minoritas lainnya. Menurut data Komnas Perempuan, terdapat 299.911 kasus kekerasan seksual pada tahun 2020.
Meskipun menurun, namun ini justru mengkhawatirkan karena banyak perempuan maupun kelompok minoritas yang terkena kekerasan sulit untuk melaporkan. Kendala sistem pembatasan sosial menjadi penyebabnya.
Doodle hari perempuan se-dunia. Foto: Dok. Istimewa
Kekerasan seksual salah satu penyebabnya adalah relasi kuasa dan tidak adanya keadilan gender. Oleh karena itu, setiap tahunnya IWD menyerukan keadilan gender agar tidak terjadi lagi tindak kekerasan. Perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama untuk hidup damai.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya perempuan, laki-laki pun juga dapat turut memberikan dukungan dan suara. Tujuan yang diharapkan dari perayaan IWD tidak hanya keadilan untuk perempuan, namun juga keadilan untuk laki-laki.
IWD tahun ini juga memiliki tujuan untuk menciptakan dunia yang inklusif dan ramah terhadap perempuan. Masih banyak ruang yang belum ramah terhadap perempuan, bahkan di rumah sendiri.
Perempuan kerap kali terkena catcalling saat sedang melintas di hadapan laki-laki. Hal tersebut membuktikan kalau jalanan ramai pun masih belum aman untuk perempuan. Bahkan, rumah yang seharusnya menjadi tempat berlindung juga tidak dapat diharapkan.
Menurut data Komnas Perempuan, terdapat 79% atau 6.480 kasus kekerasan di ranah personal. Bahkan, kekerasan tersebut dilakukan oleh orang terdekat yang seharusnya melindungi, seperti suami, ayah, dan pacar.
ADVERTISEMENT
IWD juga mengajak kita semua bertindak dengan penuh tanggung jawab dan memikirkan risiko atas tindakan yang diperbuat. Khususnya untuk para pelaku kekerasan yang terkadang melakukannya hanya untuk candaan semata. Padahal hal tersebut dapat membawa trauma pada korban.
Pada masa pandemi, perempuan juga turut membantu di garis terdepan melawan COVID-19. Menurut UN Women, perempuan yang bekerja di sektor kesehatan, seperti ilmuwan, dokter, dan perawat dibayar 11% lebih rendah daripada pria.
Selain itu, tim tugas COVID-19 menganalisis dari 87 negara hanya 3,5% yang memiliki kesetaraan gender. Padahal ada juga beberapa perempuan yang masih mengabdi sebagai tenaga medis saat ia sedang hamil.
Menciptakan dunia yang adil dan ramah terhadap siapa pun bukan hanya tugas perempuan. Oleh karena itu, untuk mewujudkannya kita semua harus aktif dan bergerak melalui berbagai media dan kesempatan yang dimiliki.
ADVERTISEMENT
Selamat Hari Perempuan Internasional untuk para puan yang tidak menyerah mendayungi dunia yang penuh bias. Semoga keadilan segera ditegakkan agar tak ada bias yang semakin menggema.
--------------
Penulis adalah seorang mahasiswi Program Studi Indonesia Universitas Indonesia.