Bank Digital Dorong Pertumbuhan Keuangan Syariah

aliyya xaviera
Mahasiswa IPB University
Konten dari Pengguna
31 Maret 2022 9:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari aliyya xaviera tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Unsplash
ADVERTISEMENT
Dapat kita lihat bahwa perkembangan teknologi semakin pesat hari ini. Hampir di semua sektor melakukan adaptasi untuk mendigitalisasi proses kerja dan pelayanannya dengan tujuan beradaptasi dengan cara hidup yang serba digital seperti pada hari ini. Tak terkecuali pada sektor ekonomi, yakni keuangan perbankan. Seperti yang dapat kita lihat saat ini, sektor perbankan juga sangat gencar mendigitalisasi seluruh kegiatannya untuk memudahkan para nasabah dalam bertransaksi.
ADVERTISEMENT
Tahun 2020 menjadi pemicu kuat bagi dunia digital untuk dapat berkembang pesat. Adanya pandemi Covid-19 memaksa seluruh manusia untuk melakukan berbagai kegiatan tanpa harus bertemu langsung. Dari sini, hampir seluruh sektor berlomba-lomba mengembangkan teknologinya untuk dapat terus melakukan kegiatan transaksi dan pelayanan mereka.
Pada tahun 2016, muncul bank digital pertama di Indonesia dengan nama Jenius yang dikeluarkan oleh BPTN. Konsep bank digital, yakni dengan melakukan kegiatan perbankan secara online tanpa harus mengunjungi kantor bank terkait, mulai dari pembukaan rekening tabungan hingga penutupan rekeningnya. Dalam hal ini, bank digital dan layanan online bank adalah dua hal yang berbeda.
Bank digital sendiri adalah model bisnis bank yang menjalankan kegiatan utamanya melalui saluran elektronik, terutama dengan aplikasi mobile banking, dengan keberadaan kantor fisik yang terbatas atau bahkan tanpa ada kantor fisik bank. Sedangkan layanan online bank adalah bank umum yang memiliki kemampuan digital banking, seperti internet dan juga mobile banking, yang memfasilitasi nasabahnya untuk dapat bertransaksi tanpa harus mengunjungi kantor fisik bank yang ada.
ADVERTISEMENT
Keberadaan bank digital saat ini berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kemudahan akses berbagai transaksi keuangan membuat laju perekonomian kian meningkat. Semakin banyak pengguna bank digital, semakin banyak juga kegiatan belanja konsumsi yang dilakukan masyarakat. Dengan keadaan pertumbuhan bank digital ini, diproyeksikan bahwa potensi ekonomi digital Indonesia dapat menjadi yang terbesar se-Asia Tenggara pada tahun 2025.
Bagi bank syariah sendiri, tentunya keadaan ini adalah kesempatan emas untuk dapat turut andil dalam pendigitalisasian sistem perbankan syariah. Berbagai bank syariah yang ada di Indonesia kini berlomba-lomba untuk terus mengembangan sistem digitalnya. Akad-akad yang dilakukan oleh bank syariah juga nyatanya dapat dilakukan secara digital, tidak harus bertatap muka secara langsung. Hal ini dapat membuat efisiensi lebih baik dan mendorong penggunaan akad bagi hasil dalam penyaluran pembiayaan. Selama ini pembiayaan bank syariah dapat dikatakan masih lebih mahal daripada bank konvensional. Hal ini diakibatkan karena akad pembiayaan masih banyak menggunakan akad murabahah atau jual beli.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, ada kesulitan dalam mengukur risiko penggunaan akad bagi hasil dan sistem yang diharapkan lebih adil justru tidak berkembang. Dengan digitalisasin ini, diharapkan kualitas data yang didapatkan oleh bank dapat lebih baik dan dapat memperkuat analisis kredit.
Oleh karena itu, dibutuhkan koneksi yang baik antar bank, antar bank dan fintech, maupun antar bank dengan penyedia jasa teknologi sangatlah krusial. Dengan ini diharapkan pembentukan ekosistem keuangan digital dapat berjalan lebih baik dan efektif pada masa mendatang.