INDOMIE, KEDAHSYATAN MAKANAN ABAD KE-21

Almas Rifqi
Domisili di Jogja. Baru menekuni bidang kepenulisan belum lama ini.
Konten dari Pengguna
17 Maret 2018 16:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Almas Rifqi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Indomie, solusi utama kelaparan abad ke-21.”
Begitulah sebuah pernyataan yang layak dicantumkan di billboard seluruh Indonesia, bahkan hingga beberapa penjuru negara di belahan benua lain. Makanan nomor satu versi anak kos seluruh Indonesia ini adalah koentji dari kehidupan yang berkelangsungan. Mengapa berkelangsungan? Memangnya apa yang berlangsung?
ADVERTISEMENT
Asal kisanak tahu, sebagai mahasiswa rantau, Indomie adalah makanan paling nikmat nomor dua setelah masakan ibu di rumah. Nah, ini yang membantu mahasiswa tetap melangsungkan kuliahnya, melangsungkan kegiatan kemanusiaannya, melangsungkan segala pemikirannya, dan melangsungkan pencarian jodoh yang masih belum terlihat ujungnya.
Sebagai koentji, Indomie mampu membuka segala macam pintu: pintu keluar dari kelaparan, pintu keluar dari kemelaratan, dan pintu keluar dari keborosan. Karena indomie mengenyangkan, jelas tidak aka nada lagi kelaparan melanda perut kecil kita mahasiswa rantau ini. Tidak akan melarat juga karena harga Indomie yang sangat manusiawi di Indomaret, Alfamaret, dan berbagai toko kelontong lainnya. Juga tidak akan boros, lah, bagaimana mau boros kalau uang yang dikeluarkan untuk sebungkus Indomie tidak lebih dari Rp 3.000,00 dan ketika sudah dimasak dan disantap, perut pasti puas. Mau jajan apa lagi kisanak? Tabunglah uangmu, biar bisa beli iPhone X.
ADVERTISEMENT
Saya meramalkan, Indomie tidak akan habis di pasaran. Ya jelas, diproduksi setiap hari dengan lebih dari 1 Milyar bungkus sebulan. Bukan, bukan itu indikatornya, tapi terletak di popularitasnya di masyarakat Indonesia dan mancanegara. Dengan rasa yang mulai lebay, maaf, variatif, walau tetap dimakan pada akhirnya, Indomie berhasil memeluk mesra para penikmatnya dengan erat. Popularitasnya terus naik dan itu alasan utama kenapa makanan dengan rasa dahsyat ini tidak akan habis di pasaran.
Di eBay, boleh cek kalau tidak percaya, Indomie goreng dijual dengan bandrol harga tinggi. 100 kali lipat harga di mini market terdekat kisanak pokoknya. Di, negara-negara amerika dan juga beberapa negara di Eropa, Indomie adalah nama makanan familiar, jadi tidak usah bingung mencari makanan enak dunya wal akhirat ini. Sungguh populer sekali makanan kebanggaan anak bangsa ini. Biar menambah bangga, Indomie juga menjadi hidangan murah-populer di Afrika. Di Nigeria, Indomie mengalahkan berbagai macam merk mie instan, juga merambat ke negara-negara Afrika lainnya di sekitaran Nigeria.
ADVERTISEMENT
Bukti kalau indomie populer tidak hanya di Indonesia ini sudah cukup menurut saya. Tapi kekhawatiran akan konsumsi mie instan tidak menurun hingga sekarang. Banyak mahasiswa yang jatuh sakit karena hanya atau terlalu sering mengonsumsi mie instan. Indomie jelas akan terkena dampak buruk akan hal ini. Eits, tetapi itu bukan sebuah hal yang membuat Indofood mundur langkah. Penjualan tetap seperti biasa, bahkan bisa meningkat. Pihak Indomie juga sering ditemui di akun instagramnya bercengkrama dan memberitahu soal pola makan yang sehat. Sempat juga saya melihat sendiri komentar admin Instagram Indomie yang menghimbau pelanggan setia Indomie untuk tetap memperhatikan pola makan dan tidak terlalu banyak mengonsumsi Indomie. Semua yang terlalu banyak memang tidak baik, kisanak.
ADVERTISEMENT
Tidak afdol kalau saya hanya menuliskan soal kepopuleran Indomie saja. Bagaimana dengan rasanya? Ini juga patut diceritakan.
Indomie dengan berbagai rasa itu memiliki tingkat kenikmatan yang berbeda-beda. Dimuali dari Indomie Goreng. Mie instan goreng yang dimasak dengan cara direbus ini memiliki banyak varian rasa. Tercatat ada 7 varian rasa Indomie goreng yang siap di pasaran Indonesia. Semuanya pasti sudah ada uji coba khusus ke khalayak. Yang paling di gandrungi itu rendang, iga bakar, dan matah. Kalau yang klasik, sudah jelas paling banyak, tidak usah dibandingkan.
Indomie rebus tidak kalah untuk varian rasa. Ada 8 varian rasa yang siap disantap disaat hujan menyelimuti rumah atau kamar kos kisanak. Rasa yang paling digandrungi adalah rasa soto ayam dan rasa klasik ayam spesial.
ADVERTISEMENT
Dalam menikmati hidangan ini, banyak anak kos yang bersaing dengan koki tersohor dan berlomba-lomba menciptakan hidangan baru. Yang mungkin bisa ditemui di beberapa tempat adalah Steak Indomie, Omelete Indomie, Indomie geprek (walau paling hanya di Jogja dan sekitarannya), dan yang pasti tidak asing adalah Indomie dok-dok dan tek-tek. Sudah tidak usah diragukan lagi rasanya. Jelas nikmat hehe.
Dalam distribusinya yang massive, Indomie juga digadang-gadang menjadi bahan pengganti sembako. Setiap ada penggalangan dana untuk bencana, uang alokasi bencana itu dibelikan beras dan bersanding sejajar dengan kardus-kardus Indomie. Baru susu dan perlengkapan lain menjadi pelengkap dua pangan pokok itu. Duh, kalau ada teknologi untuk menanam Indomie, padi jelas punah. Hehehe.
Kalau mau tahu lebih lanjut soal Indomie, atau secara jeneral, MIE INSTAN, boleh lah menengok akun-akun media sosialnya. Seperti di twitter ada @AgamaIndomie dan akun Indomie asli @Indomielovers. Lalu di Instagram dan Facebook juga pasti banyak bertebaran akun official dan unofficial Indomie. Tetap dukung produk dalam negeri. Tapi ya jangan Indomie saja, yang lain juga… HEHEHE
ADVERTISEMENT