Konten dari Pengguna

Misi Inggris Memulangkan Sepak Bola ke Rumah Sudah Sangat Dekat

5 Juli 2021 20:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alvin F Nurdin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suporter Inggris di tribune sebelum pertandingan melawan Jerman di Stadion Wembley, London, Inggris. Foto: Catherine Ivill/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Inggris di tribune sebelum pertandingan melawan Jerman di Stadion Wembley, London, Inggris. Foto: Catherine Ivill/Reuters
ADVERTISEMENT
Kalimat "football is coming home" atau "sepak bola pulang ke rumah" selalu mengiringi langkah Timnas Inggris pada beberapa edisi terakhir turnamen besar termasuk Euro 2020.
ADVERTISEMENT
Inggris memulai Euro 2020 dengan sangat baik. Menghadapi Kroasia pada laga perdana Grup D Euro 2020 di Stadion Wembley, Minggu (13/6/2021) malam WIB, The Three Lions berhasil menang tipis 1-0.
Gol semata wayang Inggris dicetak oleh Raheem Sterling pada menit ke-57. Meski bukan kemenangan besar, raihan tiga poin kontra Kroasia tetap disambut meriah oleh para pendukung Inggris.
Para fans Inggris yang menyaksikan perjuangan Harry Kane cs. melalui layar lebar terdengar meneriakkan frasa "Football's coming home!" sambil mengangkat tangan usai Inggris memastikan kemenangan atas Kroasia.
Namun, kalimat "football is coming home" bukan kali ini saja digemakan oleh pendukung Inggris. Teriakan itu terdengar semakin nyaring pada Piala Dunia 2018 di mana The Three Lions bermain apik sejak fase grup dan hanya kalah dari Belgia.
Aksi Jordan Henderson pada laga Inggris vs Ukraina di Euro 2020. Foto: Ettore Ferrari/Reuters
Sayangnya, harapan publik Negeri Ratu Elizabeth II untuk menyaksikan "sepak bola pulang ke rumah" harus pupus lantaran skuad besutan Gareth Southgate itu dikalahkan Kroasia pada semifinal.
ADVERTISEMENT
Mengutip Goal, kalimat "football is coming home" merupakan bagian refrain dari lagu berjudul "The Three Lions" yang dirilis pada Mei 1996 oleh komedian David Baddiel dan Frank Skinner bersama band rock asal kota Liverpool, The Lightning Seeds.
Lagu tersebut dirilis 30 tahun setelah Inggris menjuarai Piala Dunia 1966 dan beberapa bulan menjelang Euro 1996 di mana mereka menjadi tuan rumah.
Frasa "football is coming home" pun memiliki makna sepak bola akan kembali ke tempat kelahirannya jika Inggris berhasil memenangi Piala Dunia.
Kalimat kebanggaan tersebut pun sangat mungkin jadi kenyataan apabila melihat performa Inggris saat ini. Mereka tinggal menyelesaikan dua laga tersisa, dengan Denmark jadi yang terdekat di babak semifinal.
Inggris berhasil mengamankan tiket ke babak semifinal Euro 2020 usai melawan Ukraina, Minggu (4/7) dini hari WIB. Foto: Alberto Pizzoli/Reuters
Setidaknya ada tiga alasan yang bikin skuad sekarang lebih hebat dari pada Piala Dunia 2018.
ADVERTISEMENT

1. Berlimpah Kreativitas

Perjalanan Inggris pada Piala Dunia 2018 di Rusia cukup mengesankan, pasalnya mereka sampai ke babak semifinal tapi hal itu telah menutupi fakta bahwa tim tersebut memiliki kekurangan kreatifitas yang jelas sepanjang turnamen.
Hal itu terbaca dari situasi bola mati. Inggris sangat bergantung kepadanya, entah itu tendangan bebas atau sepak pojok. Itu terjadi dalam kemenangan kunci di penyisihan grup atas Tunisia dan Swedia.
Inggris kemudian menang di babak 16 besar melawan Kolombia setelah adu penalti sebelum akhirnya Maguire dan kolega gagal di semifinal saat melawan Kroasia.
Namun, kali ini adalah cerita yang berbeda. Phil Foden, Mason Mount, dan Jack Grealish adalah tiga pemain paling kreatif di Euro 2020 dan mereka tetap akan berusaha memainkan peran penting itu.
ADVERTISEMENT

2. Kedalaman Skuad

Inggris melawan Kroasia di Moskow tiga tahun lalu dengan pemain seperti Eric Dier, Fabian Delph dan Danny Welbeck di bangku cadangan.
Waktu berlalu, saat ini Inggris tak perlu risau dengan pilihan dari bangku cadangan, dengan nama-nama beken seperti Ben White, Bukayo Saka dan Jadon Sancho, siapa yang meragukan tim lapis kedua The Three Lions?
Kedalaman skuad yang meningkat ini akan memberi Southgate kesempatan untuk mengubah permainan dalam sekejap dan menjaga tim agar tetap segar, dan dengan begitu jalan mereka menuju tahap akhir kompetisi tak perlu dirisaukan.
Biar tetap enerjik seperti para punggawa Inggris, minum Kuku Bima, Roso!
counter attack fans bola X Kuku Bima

3. Pasukan Penuh Pengalaman

Dalam Euro 2020 ini, Inggris memiliki skuad yang tidak kurang pengalaman. Satu diantara Jordan Henderson, gelandang kaya pengalaman yang telah mengangkat trofi Liga Champions dan Liga Premier di beberapa musim sebelumnya,
ADVERTISEMENT
Belum lagi enam anggota skuad lainnya yang tampil di final Liga Champions yang disumbang dari Chelsea dan Manchester City.
Inggris memiliki skuat yang berimbang, antara pemain muda berbakat dan pemain yang telah matang. Hal itu akan sangat penting karena Inggris ingin menjadikannya Euro 2020 ini sebagai musim panas yang tak terlupakan.
Dari hal-hal di atas, Inggris benar-benar bisa memulangkan sepak bola ke rumahnya dalam bentuk trofi juara. Kita tunggu saja!