Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Apakah Demam Berdarah Berbahaya? Bagaimana Upaya Pencegahannya?
5 Januari 2025 14:10 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari alya nadhifa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Demam berdarah merupakan salah satu masalah penyakit serius yang disebabkan oleh virus dan disebarkan melalui gigitan nyamuk dengue. Penyakit demam berdarah ini dapat menyerang seluruh kalangan usia. World Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 40% atau sekitar 2,5 milyar penduduk dunia di negara tropis dan subtropis mempunyai kemungkinan lebih besar terinfeksi virus dengue. Negara tersebut termasuk Indonesia, dari tahun ke tahun angka kasus penyakit demam berdarah ini terus mengalami peningkatan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), didapatkan data bahwa pada minggu ke-22 tahun 2024, kasus demam berdarah meningkat drastis mencapai 119.709 kasus. Angka tersebut dinilai lebih tinggi dibandingkan angka kasus demam berdarah tahun 2023. Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memeperkirakan pada bulan Juli dan Agustus merupakan puncak dari musim kemarau. Musim kemarau akan meningkatkan suhu, pada saat itulah frekuensi gigitan nyamuk meningkat juga. Meningkatnya frekuensi gigitan nyamuk kemungkinan besar diiringi dengan meningkatnya kasus demam berdarah.
Untuk mengurangi kasus demam berdarah berbagai upaya harus dilakukan. Berbagai pihak juga harus bekerja sama untuk mengurangi kasus demam berdarah tersebut. Pihak tersebut adalah masyarakat dan pemerintah. Pemerintah mengupayakan berbagai program kerja untuk mengurangi kasus demam berdarah tersebut. Masyarakat berperan menjalankan program kerja dari pemerintah yang membutuhkan peran masyarakat di dalamnya. Pihak-pihak tersebut saling berkaitan mewujudkan dan menjalankan program kerja tersebut.
ADVERTISEMENT
Dari pada mengobati setelah terkena penyakit demam berdarah, lebih baik mencegah terlebih dahulu. Dalam upaya pencegahan ini tidak sulit hal-hal yang perlu diperhatikan. Tentu perlu kolaborasi dan kesepakatan bersama antara masyarakat dan lembaga kesehatan terkait. Edukasi oleh lembaga kesehatan kepada masyarakat untuk pentingnya mencegah penyebaran penyakit demam berdarah berperan besar dalam mengubah pemikiran masyarakat itu sendiri. Dengan adanya edukasi tersebut masyarakat akan merubah pola hidup dan perilaku yang memicu menyebarkan penyakit demam berdatah dan mereka akan memahami kerugian yang akan didapat jika terkena penyakit demam berdarah tersebut.
Pemerintah telah melakukan upaya pencegahan pada program P2DBD (Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah) salah satu kegiatannya yaitu PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). Untuk menyukseskan program kerja tersebut masyarakat mempunyai peran utama didalamnya. Contoh dari pengaplikasian program tersebut adalah pemeriksaan jentik-jentik secara berkala di setiap rumah masyarakat oleh petugas yang berwenang. Namun, sekarang untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitar, pihak desa yang berwenang menganjurkan setiap pemilik rumah untuk melakukan pemeriksaan di lingkungan rumah masing-masing.
ADVERTISEMENT
Selain pemeriksaan jentik-jentik secara berkala, terdapat juga kegiatan melakukan fooging di waktu-waktu tertentu yang dilakuakan oleh lembaga kesehatan. Fooging diharapkan mampu membasmi dan membunuh nyamuk yang telah bersarang dan bertelur di tempat-tempat lembab. Fooging ini dinilai efektif untuk memberantas perkembangbiakan nyamuk demam berdarah. Namun, fooging dapat menggangu pernafasan beberapa orang yang mempunyai penyakit yang berkaitan dengan paru-paru. Jadi, fooging tidak bisa dilakukan terlalu sering. Selain itu, kegiatan fooging ini juga hanya bisa dilakukan oleh orang yang profesional dan masyarakat tidak bisa melakukannya secara mandiri.
Program yang paling mudah yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah menerapkan program PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat). Program PHBS merupakan program yang paling mudah yang dapat dilakukan oleh setiap individu masyarakat. Perilaku hidup bersih dan sehat tersebut tidak hanya dapat mencegah penyakit demam berdarah, tetapi juga dapat mencegah segala penyakit yang berkaitan dengan virus dan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mencegah penyakit demam berdarah. Berbagai program kesehatan dapat di gerakkan untuk mengurangi penyakit demam berdarah. Namun, untuk menyukseskan program-program kesehatan tersebut perlu kontribusi dan kerja sama penuh antara masyarakat dan dinas kesehatan setempat.
ALYA NADHIFA AZZAHRA/FKM UNAIR