Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Mengapa Kualitas Tidur Sangat Memengaruhi Stabilitas Emosi dan Kesehatan Mental?
1 Desember 2024 13:43 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari alyshia azra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tidur adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang sering dianggap sepele. Padahal, kualitas tidur memiliki dampak yang signifikan pada aspek kehidupan, termasuk stabilitas emosi dan kesehatan mental. Banyak orang yang sering kali mengabaikan pentingnya tidur, yang akhirnya memicu berbagai masalah psikologis seperti depresi, gangguan kecemasan, dan perubahan suasana hati. Hal ini menunjukkan bahwa menjaga kualitas tidur yang baik adalah salah satu kunci utama untuk mencapai keseimbangan emosional dan kesehatan mental.
ADVERTISEMENT
Apasih hubungan antara kualitas tidur dengan emosi manusia? Bagaimana hal itu bisa berkaitan?
Hubungan Tidur dan Emosi
Tidur berhubungan dengan hormon serotonin atau hormon kesenangan. Jika seseorang tidur, hormon serotonin dalam tubuh akan meningkat. Tapi jika seseorang tidak tidur, baik selama 24, 48, atau bahkan 72 jam, hormon serotonin dalam tubuh akan menurun. Yang menyebabkan seseorang menjadi lebih mudah emosi dan pusing. Otak yang kurang berisitrahat tidak bisa beregenerasi dengan sempurna, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan hormon.
Tubuh dan otak memiliki ibarat seperti ponsel yang baterainya perlu diisi ulang untuk mengembalikan kekuatan. Pada manusia, tidur adalah proses ‘isi ulang’ untuk regenerasi sel dan saraf di otak. Jika kurang tidur, proses tersebut akan kacau, sehingga menyebabkan hormon tidak seimbang dan mudah emosi.
ADVERTISEMENT
Pernyataan yang sama juga dituliskan sebuah penelitian yang dipublikasikan di “Journal of Experimental Psychology”. Peneliti yang terlibat, Zlatan Krisan, PhD, mengatakan bahwa orang-orang yang kurang waktu tidurnya menunjukkan adanya peningkatan amarah dan tingkat stres. Seiring dengan berjalannya waktu, hal tersebut bisa menyebabkan kesulitan beradaptasi terhadap situasi tertentu. Dengan contoh, ada situasi atau kondisi yang bisa ditangani secara baik ketika seseorang mendapatkan waktu tidur yang cukup. Akan tetapi, bagi mereka yang kurang tidur, situasi tersebut bisa saja sulit ditaklukkan. Dengan kata lain, situasi yang seharusnya mudah bisa menjadi sulit apabila seseorang dalam kondisi kurang tidur. Pada akhirnya, itu bisa memunculkan perasaan frustasi dan amarah.
Peran Tidur dalam Memproses Emosi
Tidur memiliki peran yang penting dalam memproses emosi dan pengalaman sehari-hari. Selama tidur, otak menggunakan waktu ini untuk memperkuat memori yang penting, memproses pengalaman yang kompleks, dan mengatur emosi.
ADVERTISEMENT
1. Konsolidasi memori
Selama tidur, otak mengonsolidasikan dan memperkuat memori yang baru dipelajari selama hari tersebut. Hal ini dapat membantu seseorang untuk memproses pengalaman emosional dan mengatasi stres dengan lebih baik.
2. Pengaturan emosi
Tidur yang cukup juga penting untuk pengaturan emosi yang sehat. Kurang tidur dapat meningkatkan reaktivitas emosional dan membuat seseorang lebih rentan terhadap depresi.
3. Pengolahan pengalaman traumatik
Tidur REM (Rapid Eye Movement) tberperan dalam pengolahan pengalaman emosional yang kompleks, termasuk pengalaman traumatis. Kurang tidur atau gangguan tidur dapat mengganggu proses ini dan meningkatkan risiko gangguan mental seperti depresi atau PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder).
Pengaruh Kurang Tidur pada Kesehatan Mental
1. Emosi
Saat kurang tidur, bagian otak khususnya amigdala engalami peningkatan aktivitas hingga 60 persen. Tingginya aktivitas amigdala mempengaruhi kemampuan otak dalam mengendalikan emosi.
ADVERTISEMENT
2. Depresi
Kondisi ini terjadi karena kebiasaan kurang tidur.
3. ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
Kondisi ini biasanya dialami anak-anak maupun orang dewasa. Gejala ADHD mirip dengan kurang tidur, dan sering terjadi bersamaan, seperti hiperaktif, ngantuk pada siang hari, sulit untuk konsentrasi, dan kondisi emosi yang labil.
4. Gangguan bipolar
Kondisi ini rentan memicu kelelahan ekstrim yang membuat durasi tidur menjadi lebih panjang saat fase depresi berlangsung.
Dampak Sosial dari Kurang Tidur
Dampak kurang tidur tidak hanya terbatas pada individu secara pribadi tetapi juga pada interaksi sosial mereka. Ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi dapat menyebabkan konflik interpersonal dan masalah dalam hubungan sosial. Misalnya, seseorang mungkin menjadi lebih mudah marah atau tersinggung oleh komentar kecil dari teman-temannya akibat kelelahan.
ADVERTISEMENT
Strategi untuk Meningkatkan Kualitas Tidur
Untuk menjaga kesehatan mental dan emosional, penting bagi individu untuk memperhatikan kualitas tidurnya. Berikut beberapa strategi yang mungkin dapat membantu seseorang untuk meningkatkan kualitas tidur mereka
1. Membatasi tidur siang
Diketahui bahwasanya tidur siang baik bagi kesehatan tubuh, akan tetapi jangan tidur siang terlalu lama karena bisa menyebabkan susah tidur di malam hari.
2. Mengindari makan berat sebelum tidur
Makanan berat dapat menyebabkan sistem pencernaan bekerja lebih keras sehingga dapat mengganggu tidur. Jika merasa lapar di malam hari, batasi dengan mengonsumsi makanan ringan. Batasi juga waktu makan, minimal satu jam sebelum tidur.
3. Menghindari konsumsi kopi dan merokok sebelum tidur
Kopi mengandung kafein yang bisa membuat mengantuk. Bahkan jika terpaksa tidur, seseorang mungkin akan terbangun beberapa kali di malam hari. Hal ini membuat kualitas tidur menurun dan mengurangi waktu tidur.
ADVERTISEMENT
4. Menghindari bermain alat elektronik atau handphone sebelum tidur
Hindari bekerja di tempat tidur agar pikiran bisa lebih rileks. Selain itu, hindari penggunaan peralatan elektronik, seperti TV dan ponsel saat hendak tidur. Jauhkan ponsel agar bisa tidur lebih nyenyak, sebaiknya matikan juga lampu tidur di kamar saat hendak tidur.
Kualitas tidur yang baik adalah salah satu faktor utama dalam menjaga stabilitas emosi dan kesehatan mental. Tidur tidak hanya memberikan waktu bagi tubuh untuk beristirahat, tetapi juga memungkinkan otak untuk memproses emosi.
Dengan memperhatikan kualitas tidur, seseorang tidak hanya menjaga keseimbangan emosional, tetapi juga meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan, sehingga dapat menjalani kehidupan yang lebih produktif.
Referensi
KlikDokter. (2024). Istirahat Untuk Meminimalisir Depresi. https://www.klikdokter.com/psikologi/kesehatan-mental/istirahat-untuk-meminimalisir-depresi.
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). 5 Cara Meningkatkan Kualitas Tidurmu Agar Esok Pagi Lebih Bugar. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1012/5-cara-meningkatkan-kualitas-tidurmu-agar-esok-pagi-lebih-bugar.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Kurang Tidur Dapat Mempengaruhi Kesehatan Mental. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1674/kurang-tidur-dapat-mempengaruhi-kesehatan-mental.
KlikDokter. (2019). Kurang Tidur Sebabkan Emosi Berlebihan, Fakta atau Mitos?. https://www.klikdokter.com/psikologi/kesehatan-mental/kurang-tidur-sebabkan-emosi-berlebihan-fakta-atau-mitos.