Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Diari Si Emak: Saat Tepat Bahas Situasi Darurat
22 Maret 2020 8:41 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Alzena Masykouri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kalau saya membuat catatan, tentu dari sudut pandang saya, karena itu yang saya sangat pahami. Kalau saya mempertanyakan pihak lain, pasti bukan mengarah ke personal. Kalau personal, tinggal angkat telepon saja toh? Saya bertanya karena memang tidak mengerti, karena memang butuh penjelasan, dan kalau memang dibutuhkan, apa yang bisa saya berikan untuk mendapatkan penyelesaian atau perubahan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Anyway, sudah bersiap kalau ternyata masa #DiRumahAja diperpanjang? Terutama urusan penanganan anak-anak. Bukan mau nakut-nakutin, tapi kemungkinan itu ada, dan selalu bersiap untuk kondisi yang terburuk 'kan? Saya tahu kita tidak terbiasa menyiapkan dan melatih diri untuk segala kemungkinan. Selalu ada kesempatan untuk memulai. Saya juga memulainya bertahap. Kesiagaan bencana, latihan kegawat-daruratan, mekanisme darurat, dan semacamnya. Semua saya lakukan karena tuntutan peran: anak, istri, ibu, psikolog, pengelola sekolah, dan warga. Kuncinya satu: adaptif. Fleksibel dan sesuai situasi. Tujuannya satu: aman, secara lahir dan batin.
Sejak awal pekan ini, di tengah kebingungan dan kepanikan, banyak materi yang menjelaskan situasi yang terjadi sekarang ini untuk disampaikan pada anak. Apakah anda sudah melakukannya? Penting, karena pemahaman akan membuat seluruh jiwa, raga, dan pikiran kita bersinergi menjadi kekuatan agar bisa bertahan.
ADVERTISEMENT
Sekecil apa pun anak anda, sebesar (atau setua?) apa pun anak anda, bahas kondisi ini dari berbagai perspektif dan kemampuan pemahaman mereka. Bahas juga kecemasan mereka. Apa yang mereka takutkan, apa yang mereka harapkan. Terima semuanya. Jangan dianggap sepele atau disalahkan. Sampaikan juga pendapat dan perasaan anda, orangtuanya.
Setelahnya, kuatkan anak-anak bahwa keluarga akan selalu ada bagi mereka. Bahwa kita akan bersama-sama menghadapi situasi ini. Bahwa kita sanggup mengatasi tantangan yang ada. Tidak akan mudah karena berbagai keterbatasan yang ada, tapi pasti ada jalan keluarnya.
Bahas juga dengan anak-anak apa yang anda harapkan dari mereka. Juga apa yang mereka harapkan dari anda. Mungkin mereka mau anda mengurangi teriakan pengingat atau instruksi ini itu? Atau, anda berharap anak-anak bisa tenang selama jam istirahat siang? Sampaikan. Dengan kalimat jelas, tegas, tidak usah berulang-ulang, atau ditambah sekian banyak pesan sponsor.
ADVERTISEMENT
Mumpung hari ini tidak ada tugas sekolah, yuk ngobrol. Tinjau kembali kegiatan dan hasil dari sepekan #DiRumahAja. Buat rencana untuk sepekan ke depan. Kalau mau menentukan indikator perilaku, silakan. Ingat SMART ya (Spesific, Measureable, Attainable, Relevant, Time-based. Silakan browsing jika perlu). Sesuaikan dengan kondisi keluarga masing-masing.
Stay safe, keep healthy,be happy :heart: