Konten dari Pengguna

Korea dalam Penjajahan Jepang

Amalina Haidah
Mahasiswa Universitas Negeri Semarang Program Studi Pendidikan Sejarah
29 April 2022 11:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amalina Haidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/id/photos/peta-bola-dunia-negara-peta-dunia-3476649/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/id/photos/peta-bola-dunia-negara-peta-dunia-3476649/
ADVERTISEMENT
Korea merupakan negara yang terletak di kawasan Asia Timur. Sebagaimana Indonesia, dahulu Korea juga pernah dijajah oleh Jepang selama bertahun-tahun. Sejarah mencatat, Jepang resmi menduduki Semenanjung Korea sejak tahun 1910 hingga 1945.
ADVERTISEMENT
Letaknya yang berada di Asia Timur, membuat Jepang lebih leluasa untuk melakukan invasi ke negara-negara Asia lainnya. Salah satu dari negara-negara tersebut yang menjadi incaran Jepang adalah Semenanjung Korea yang memiliki letak strategis untuk perdagangan. Semangat Jepang untuk melakukan invasi ke beberapa wilayah di Asia Tenggara, Tiongkok, dan Korea timbul seiring dengan masuknya ilmu pengetahuan baru dari Barat setelah Jepang melakukan Restorasi Meiji.
Jepang melakukan invasi ke negara-negara lain, khususnya di wilayah Asia dengan alasan untuk membangun sektor industri dalam upaya modernisasi perekonomian di negaranya. Selain itu, banyaknya pembangunan yang harus dilakukan, dengan sumber daya alam yang tidak dapat memenuhi kebutuhan, mendorong Jepang untuk menginvasi negara lain. Praktek tersebut serupa dengan kolonialisme yang dilakukan oleh bangsa Barat.
ADVERTISEMENT
Jepang di bawah pimpinan Hideyoshi melakukan upaya invasi yang pertama dengan mengirim pasukan militer secara besar-besaran ke Semenanjung Korea pada tahun 1592-1593. Pasukan pertempuralain yang juga turut serta dalam serangan itu dipimpin oleh Kato Kiyomana, Konishi Yukinaga, dan Kuroda Nagamasu. Dalam serangan awal ini, banyak hal yang terjadi di luar rencana. Kekuatan laut Jepang ternyata tidak mampu melaksanakan tugasnya dan gagal memasuki perairan Korea. Akhirnya, invasi militer tersebut mengalami kegagalan.
Tidak menyerah begitu saja, Jepang kembali melakukan invasi yang kedua terhadap Semenanjung Korea pada tahun 1594-1604 sebagai balas dendam atas kegagalan invasi pertama. Invasi kedua Jepang disebut juga dengan invasi Hideyoshi ke Korea.
Namun, pada saat itu Korea sedang berada di bawah pemerintahan Tiongkok. Sehingga terjadilah konflik antara Jepang dan Tiongkok. Pertempuran bersenjata tersebut berlangsung selama tujuh tahun yang dikenal juga dengan Pertempuran Imjin. Di mana pihak Korea dibantu oleh Dinasti Ming (Tiongkok) yang mampu menaklukan serentetan serangan dari Jepang.
ADVERTISEMENT
Masih dalam serangkaian invasi, pada tahun 1905 Jepang dan Korea melakukan suatu perjanjian yang dikenal dengan nama Perjanjian Eulsa atau Perjanjian Protektorat Jepang dan Korea. Perjanjian tersebut adalah sebuah perjanjian yang ditanda tangani oleh Kekaisaran Jepang dan Kekaisaran Korea. Dalam perjanjian itu Jepang mencabut kedaulatan Korea dan mengubah status Korea menjadi protektorat Jepang.
Maksud dari negara protektorat adalah suatu negara yang berada di bawah perlindungan negara lain. Artinya, Korea berada di bawah perlindungan atau kontrol Jepang. Kemungkinan perjanjian ini terjadi karena kemenangan Jepang atas Rusia pada tahun 1905. Sehingga, Jepang gencar untuk memperluas wilayah kekuasaan dengan tujuan memperkuat kedudukannya di mata dunia.
Kemenangan Jepang atas Rusia menjadi mimpi buruk bagi bangsa Korea. Karena dengan kemenangan itu, peluang Jepang untuk menjajah Korea semakin terbuka lebar. Benar saja, setelah melakukan berbagai macam cara, akhirnya Jepang berhasil menguasai Korea secara resmi pada tahun 1910.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, Jepang mulai menanamkan pengaruhnya di Korea dengan melarang pendidikan bahasa Korea di sekolah-sekolah. Jepang juga melarang masyarakat Korea menggunakan bahasa Korea asli yakni hangeul dalam melakukan komunikasi sehari-hari. Tindakan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mendoktrin masyarakat Korea agar mereka mengikuti kebudayaan Jepang.
Penderitaan masyarakat Korea semakin menjadi-jadi karena selama melakukan invasi, Jepang juga mempekerjakan wanita Korea secara paksa untuk menjadi pemuas hasrat seks tentara Jepang. Hal tersebut dikenal dengan istilah Jugun Ianfu yakni wanita-wanita penghibur yang diperuntukkan bagi para tentara Jepang. Para wanita penghibur yang menjadi korban kebanyakan adalah remaja yang dipaksa untuk melayani tentara Jepang setiap harinya.
Melihat perlakuan Jepang yang tidak manusiawi, membuat masyarakat Korea melakukan pergerakan pada 1 Maret 1919. Gerakan 1 Maret tersebut menjadi titik awal perjuangan Korea untuk memperoleh kemerdekaan dari kolonial Jepang. Walaupun, upaya tersebut belum berhasil membawa kemerdekaan, tetapi di sisi lain telah berhasil menyatukan orang-orang Korea untuk semangat dalam menunggu kemerdekaan.
ADVERTISEMENT
Situasi mulai berubah ketika Amerika Serikat menjatuhkan bom atom ke Hiroshima dan Nagasaki. Kehancuran dua kota tersebut membuat Jepang menyerah kepada sekutu dan meninggalkan Korea. Pada saat itu pula wilayah Korea, khususnya Korea Selatan mendapatkan angin segar karena dapat merdeka dari Jepang pada tanggal 15 Agustus 1945 setelah 35 tahun lamanya berada dalam cengkeraman penjajahan Jepang yang teramat menyakitkan.
Akibat dari penjajahan Jepang, masyarakat Korea menjadi banyak mengalami penderitaan. Serta memiliki trauma yang berkepanjangan dan tidak mudah untuk melupakan berbagai macam kepedihan yang pernah terjadi. Terutama bagi para wanita yang menjadi korban perbudakan seks tentara Jepang. Di mana martabat mereka telah direnggut dan dihancurkan oleh keganasan kolonial Jepang. Bahkan sampai sekarang hubungan antara Jepang dan Korea, khususnya Korea Selatan belum sepenuhnya membaik.
ADVERTISEMENT