Konten dari Pengguna

Silogisme Matematika dalam Realitas Hidup

Amanat Solikah
Mahasiswa Pendidikan Matematika sekaligus Kader IMM Blue Savant (FKIP) UMSurabaya
20 Mei 2024 15:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amanat Solikah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo logika matematika: Sumber pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Photo logika matematika: Sumber pixabay
ADVERTISEMENT
Silogisme, merupakan sebuah bentuk penalaran deduktif yang memungkinkan kita menarik kesimpulan berdasarkan dua premis yang diberikan. Tentu banyak yang menganggap bahwa rumus pada matematika tidak akan berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin tidak banyak orang menganggap bahwa silogisme berkaitan erat dengan yang namanya penalaran.
ADVERTISEMENT
Dalam matematika, silogisme sering digunakan untuk menyusun argumen yang logis dan membuktikan teorema. Pembuktian matematis adalah inti dari matematika, dan silogisme adalah alat utama yang digunakan untuk menyusunnya.
Silogisme memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Dalam hal matematika, silogisme menjadi metode yang sangat berguna untuk memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan menyusun argumen yang logis. Namun, hal yang paling penting sebelum mengetahui penerapan silogisme adalah memahami konsep dasarnya.
Bagian Penting Silogisme
Secara sederhana, silogisme memiliki 3 bagian yakni, dua premis dan satu kesimpulan. Contohnya, premis pertama adalah “Semua manusia adalah makhluk hidup” dan premis kedua adalah “Plato adalah manusia,” maka kesimpulan yang didapat “Plato adalah makhluk hidup.” Dalam matematika, konsep ini diterapkan untuk menarik sebuah kesimpulan dari aturan-aturan yang diketahui sehingga tercipta argumen yang logis.
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan sehari-hari silogisme diterapkan untuk mengambil sebuah keputusan. Misalnya, ketika memutuskan rute tercepat untuk pergi ke kampus secara tidak sadar kita sering menggunakan konsep silogisme.
Pertimbangkan premis berikut, “Jika jalan A macet, maka saya akan terlambat,” dan “Jalan A macet selalu macet pada jam 8 pagi.” Dari kedua premis tersebut kesimpulan logisnya adalah “Jika saya mengambil jalan A pada jam 8 pagi, maka saya akan terlambat.” Dengan begitu kita dapat memutuskan untuk mencari rute alternatif lain.
Penggunaan Silogisme dalam Hidup
Konsep silogisme juga sering kita gunakan dalam pengelolaan uang pribadi. Pertimbangan premis: “Jika saya menabung 30% dari gaji saya setiap bulan, maka saya akan memiliki tabungan yang cukup untuk liburan akhir tahun,” dan “Saya menabung 30% dari gaji saya setiap bulan.”
ADVERTISEMENT
Dari dua premis tersebut, kita dapat memberi kesimpulan bahwa “Saya akan memiliki tabungan yang cukup untuk liburan akhir tahun” konsep silogisme ini membantu kita untuk membuat rencana keuangan yang lebih baik dan menetapkan tujuan yang lebih realistis.
Terakhir sebagai contoh, dalam era digital ini logika komputasi dan pemograman sangat dipengaruhi oleh prinsip-prinsip silogisme matematika. Dalam pemograman, kita mungkin memiliki kondisi “Jika pengguna memasukkan kata sandi yang benar maka akses diberikan,” dan “Pengguna memasukkan kata sandi yang benar.”
Maka kesimpulan logis yang didapat adalah “Akses diberikan.” Penggunaan silogisme pada pemograman ini akan memastikan program berjalan dengan benar dan efisien.
Struktur logisnya yang sederhana dan kuat memberikan peran penting dalam berbagai lini kehidupan sehari-hari, itulah silogosme matematika. Dengan adanya silogisme membantu kita menarik kesimpulan yang logis dan membuat keputusan yang tepat.
ADVERTISEMENT
Seperti halnya dalam pengambilan keputusan sehari-hari, manajemen keuangan, bahkan logika komputasi. Dengan memahami dan menerapkan silogisme dalam hidup, kita mampu mengingkatkan kemampuan berpikir kritis dan berargumen logis, tak hanya itu setiap keputusan yang diambil jauh lebih baik dan informatif.