news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tentang Perkembangan Novel Saat Ini dan Hubungannya dengan Sosiologi Sastra

Gusti Manda
Mahasiswa jurusan Sastra Indonesia Universitas Pamulang, sedang mengikuti Kegiatan Program Pertukaran Mahasiswa Angkatan 3 Tahun 2023.
Konten dari Pengguna
23 April 2022 6:52 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gusti Manda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi novel sebagai sebuah karya sastra. (Sumber: pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi novel sebagai sebuah karya sastra. (Sumber: pixabay)
ADVERTISEMENT
Berbicara soal sastra, pasti kita semua sudah tidak asing dengan yang satu ini. Sastra merupakan karya seni yang berfokus pada keindahan baik lisan maupun tulisan dan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Artinya, sastra tak hanya berbentuk tulisan seperti novel dan cerpen, melainkan juga bisa berbentuk lisan seperti mendongeng dan musikalisasi puisi.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, sastra tak hanya berfokus pada penciptaan karya saja, melainkan juga berhubungan dengan bidang ilmu lain. Salah satunya adalah sosiologi. Sosiologi sendiri merupakan ilmu yang berhubungan dengan segala aspek yang ada di masyarakat. Dalam kajian sastra dikenal dengan nama sosiologi sastra.
Sosiologi sastra merupakan gabungan antara ilmu sosiologi dan sastra. Keduanya memiliki objek kajian yang sama, yaitu masyarakat. Terdapat tiga bahasan yang ada dalam sosiologi sastra, yaitu sosiologi pengarang, sosiologi karya sastra, dan sosiologi pembaca.
Sosiologi pengarang merupakan bahasan pertama yang dikaji dalam kajian sosiologi sastra. Menurut Wiyatmi, sosiologi pengarang merupakan kajian sosiologi sastra yang memfokuskan perhatian pada pengarang sebagai pencipta karya sastra. Dimana aspek latar belakang si pengarang menjadi salah satu faktor terciptanya karya sastra yang di gagas. Yang kedua adalah sosiologi karya sastra yang memfokuskan pada aspek isi, tujuan, dan hal yang tersirat di masyarakat dalam suatu karya sastra. Dan yang terakhir adalah sosiologi pembaca yang memfokuskan perhatiannya kepada pembaca selaku penikmat karya sastra.
Ilustrasi pembaca sebagai penikmat karya sastra. (Sumber: Pixabay)
Misal, novel yang pernah populer adalah Dia Adalah Dilanku yang ditulis oleh Pidi Baiq. Dalam bahasan sosiologi pengarang. Pidi Baiq adalah seniman multitalenta yang lahir di Bandung pada 1972 silam. Tak heran jika novel Dia Adalah Dilanku juga berlatar tempat di Bandung yang merupakan kota kelahiran si penulis.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, jika dilihat dari bahasan sosiologi karya sastra, novel Dia Adalah Dilanku menceritakan tentang kisah asmara antara Milea, gadis asal Jakarta yang bersekolah di Bandung, dengan Dilan, sang ketua geng motor. Pertemuan keduanya cukup unik ketika Dilan meramal Milea bahwa mereka akan bertemu di kantin sekolah. Dari segi isi, novel ini bertemakan tentang romantisme zaman SMA yang penuh kenangan.
Dan yang ketiga adalah sosiologi pembaca yang membahas dampak dan fungsi sosial bagi penikmat karya sastra. Saya pribadi ketika membaca novel Dia Adalah Dilanku merasakan perasaan senang dan berbunga-bunga sekaligus juga terhibur akan jalan ceritanya.
Lalu apa hubungan antara perkembangan novel dengan kajian sosiologi sastra? Tentu adanya hubungan timbal balik diantara keduanya. Novel sebagai sebuah karya sastra begitu populer di masyarakat. Singkatnya, sosiologi sastra meneliti sejauh mana karya sastra berpengaruh terhadap masyarakat. Masyarakat sebagai fokus utama menjadi penentu apakah suatu karya sastra bisa membuat dampak bagi mereka meskipun masing-masing memiliki selera dan penilaian yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, karya sastra juga berfungsi sebagai cermin masyarakat. Artinya karya sastra mampu merepresentasikan keadaan yang ada dalam masyarakat. Bisa dilihat dari latar novel-novel saat ini yang banyak mengambil dari kehidupan yang ada. Maka dari itu, jika dilihat dari perkembangan novel pada masa sekarang, terlihat bahwa masyarakat semakin antusias dengan adanya karya sastra.