Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Surat Untuk Perempuan: Kalian adalah Si Lemah
17 Februari 2025 9:40 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Amazia Katherinika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
“Kenapa saya merasakan rasa sakit?” pertanyaan saya untuk diri sendiri. Beranjak dewasa membuat saya menyimpan banyak pertanyaan yang memenuhi dalam benak, tapi jarang mendapat jawaban. Manusia terbagi menjadi dua jenis kelamin yaitu perempuan dan laki-laki, selain itu secara keseluruhan bisa dikatakan memiliki kesamaan. Tetapi kenapa perempuan yang menjadi si lemah, sebaliknya laki-laki melekat dengan panggilan si kuat.
ADVERTISEMENT
Tertulis dalam KBBI perempuan adalah manusia yang mempunyai vagina dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak, atau menyusui. Semua yang tertulis dalam makna kata “perempuan” secara nyata, seperti rasa sakit yang digambarkan dengan kalimat berbeda saja. Banyak hal yang dapat terjadi pada perempuan, salah satunya Laserasi Perineum atau robekan vagina saat melahirkan dan hal ini umum terjadi.
Ingin menjadi si kuat ialah hal yang mustahil karena memiliki takdir terlahir sebagai perempuan. Tidak bisa memilih jenis kelamin sebelum lahir ke dunia, terkesan tidak adil mengingat banyaknya kemungkinan hal buruk terjadi pada perempuan lebih besar dibandingkan laki-laki. Feminisme adalah bukti nyata perempuan mengalami ketidaksetaraan, diskriminasi dan masih banyak lagi. Meskipun melewati perjuangan sulit dan memerlukan waktu yang sangat lama untuk menyadarkan publik hingga memberikan hak-hak seharusnya, tetapi Feminisme sangat memberikan dampak pada kehidupan pada perempuan.
ADVERTISEMENT
Lima bentuk ketidakadilan pada perempuan yang diungkapkan oleh Faikh, membuat saya ingin mengatakan bahwa “Tidakkah cukup rasa sakit pada tubuh perempuan yang menjadi penghalang”.
Apakah laki-laki bisa bertahan saat menjadi si lemah? menurut saya belum tentu, bahkan mungkin tidak sama sekali. Bayangkan saat perempuan melahirkan serasa tulang rusuknya patah, lalu mengalami menstruasi saat darah akan mengalir di setiap bulannya, kemudian perubahan signifikan bentuk tubuh saat hamil serta memberikan kehidupan pada buah hatinya dengan melahirkan dan menyusui lansung setelah persalinan. Bahkan, beberapa diantara yang terjadi setidaknya akan dialami selama setengah kehidupan perempuan. Nyatanya, perempuan masih harus mengalami standar ganda dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Terlahir untuk menjadi lemah, tidak menjadi alasan. Inilah yang membuat perempuan menakjubkan. Hal pertama yang ia hadapi bukanlah karir pekerjaan, melainkan dirinya sendiri. Saya bangga menjadi perempuan yang dianggap oleh orang-orang adalah si lemah. Terlahir menjadi perempuan adalah anugerah yang penuh dengan kelembutan dan ketangguhan dalam menghadapi kehidupan. Ingat, dengan mengakui kita si lemah, bukan berarti kita tidak bisa menjadi si kuat.