Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Sulitnya Akses Transportasi Laut di Pulau Romang MBD
23 Januari 2019 21:00 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB
ADVERTISEMENT
Keindahan Alam Pulau Romang, Kabupaten Maluku Barat Daya (Foto: Jhon Malau)
ADVERTISEMENT
Ambon,-Pulau Romang kaya sumber daya alam baik di darat maupun laut. Namun, pulau di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) ini masih tersolir karena belum ada transportasi memadai. Pulau Romang, adalah salah satu gugusan pulau di Kecamatan Kepulauan Romang, MBD. Secara geografis, pulau ini berbatasan dengan kecamatan Kisar Utara di sebelah selatan laut Banda, sebelah utara kecamatan Damer dan berada di antara Wetar.
Pulau Romang merupakan pulau terluar yang berbatasan dengan Ausralia dan Timur Leste. Terdapat dengan tiga desa di wilayahnya, yakni Desa Hila, Solath dan Jerusu.
Warga yang menghuni pulau seluas 1.129,6 kilometer persegi (km²) itu hanya mengandalkan kapal perintis utuk menempuh perjalanan ke Ambon, ibukota Provinsi Maluku. Namun, jadwal kapal yang beroperasi tidak pasti. Terkadang satu minggu, bahkan satu bulan baru ada kapal melayari desa itu.
ADVERTISEMENT
Perjalanannya juga membutuhkan waktu lama. Untuk kapal tertentu, bisa mencapai satu minggu perjalanan dari Romang menuju Ambon, atau sebaliknya. Misalnya, KM Lintas Timur. dengan rutenya yang panjang, kapal tersebut keluar dari pelabuhan Ambon, melintasi Kota Tual, Pulau Molo,Kecamatan Larat, Kabupaten MTB, Saumlaki, Marsela, Kroing, Dawelor, Dai, Tepa,Sermatang, Lakor, Moa, Letti, Kisar, kemudian ke Romang. Dulu, ada KM Maloli namun kini salah satu transportasi laut andalan warga Romang tersebut kini tak beroperasi. Sama halnya KM Cantika Lestari 88. Sejak beberapa bulan terakhir juga ikutan berhebti beroperasi.
Belum sampai disitu, akibat minimnya akses, warga harus rela menggunakan kapal atau perahu motor untuk pergi Kecamatan Moa guna menumpang kapal ke Ambon. Sebab tidak ada satu pun kapal yang singgah di Romang.
ADVERTISEMENT
“Kalau kapal cepat cuma singga di Damer, Leti, Moa, lalu ke Kisar. Posnya begitu saja. Banyak warga Romang sudah mengeluh, karena mesti transit ke Moa dulu baru ke Ambon. Tiket dari Moa ke Ambon sekitar Rp 400.000,”ujar Lita Lenderthsz, salah satu warga Romang, Rabu (23/1).
Kapal merupakan kebutuhan vital masyarakat Romang. Sebab, hanya itu satu-satunya moda transportasi yang bisa membawa mereka keluar wilayah lain untuk mengakses pendidikan, kesehatan dan ekonomi.
Pulau ini, kata Lita, memiliki banyak hasil alam. Mulai dari cengkeh, pala hutan, pala super, lola, teripang, batu laga, jagung, singkong dan masihh banyak lagi. Selain itu, gugusan pulau-pulau kecil yang mengitari pulau Romang, diantaranya pulau Nusmeteng, Nusa Eden, Pulau Nyamuk, dan Pulau Maupora yang terkenal dengan nama “Pulau Suanggi” pun dikenal dengan keindahan alamnya.
(Foto: Fb Litha)
ADVERTISEMENT
“Tapi sayang, transportasi laut yang merupakan harapan penduduk pulau Romang untuk keluar masuk pulau sudah tidak beroperasi sejak beberapa bulan yang lalu. Sama saja kami terisolasi. Bayangkan, kalau ada penduduk yang sakit dan harus dirujuk ke rumah sakit, bayangkan kalau Ada ibu yang melahirkan dan butuh bantuan tenaga medis. Tapi mau bikin bagaimana?,”keluh Lita.
Dia berharap, pemerintah membuka mata melihat kondisi keterisolasian warga di Pulau Romang.
"Para pejabat yang terhormat, pulau Romang adalah bagian dari NKRI, pulau Romang adalah kepingan surga yang melengkapi Maluku. Katong penduduk Romang adalah orang asli Maluku, Kalo dong samua sayang katong, bantu katong jua par dapa perhatian dari pemerintah par masalah transportasi ini,(kalau kalian sayang kami. Bantu kami agar dapat perhatian pemerintah untuk masalah transportasi”harap Lita. (Amar)
ADVERTISEMENT