news-card-video
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Generasi Milenial Terlalu Manja Atau Hanya Beradaptasi Dengan Perubahan Zaman

Amelia Vangki yuniar
Mahasiswa Politeknik Negeri Banyuwangi
6 Maret 2025 14:42 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amelia Vangki yuniar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/id/illustrations/ai-dihasilkan-pria-menekankan-8993720/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/id/illustrations/ai-dihasilkan-pria-menekankan-8993720/
ADVERTISEMENT
Berbicara tentang generasi milenial, kayaknya nggak ada habisnya ya. Generasi milenial adalah generasi yang lahir antara tahun 1981 hingga 1996, seringkali menjadi subjek perdebatan. Ada yang menganggap mereka sebagai generasi yang manja, tidak tahan banting, dan terlalu fokus pada kepuasan instan. Di sisi lain, ada yang melihat mereka sebagai generasi yang adaptif, inovatif, dan peka terhadap perubahan zaman. Nah, coba kita bahas dulu stigma “manja” yang sering disematkan ke generasi milenial. Kenapa sih mereka disebut manja?Gak Bisa Lepas dari Gadget? Gene rasi milenial tumbuh di era digital, di mana gadget jadi bagian penting dari hidup. Mereka bisa dapetin informasi ntah itu informasi tentang sejarah, konflik luaran apapun itu yang ada di dunia selebritis yang ada di ujung dunia pun bisa mereka dapatkan dengan mudah lewat gadget dan bahkan mereka bisa ngerjain tugas dengan mudah dan cepat lewat gadget. Nah, ini yang bikin beberapa orang bilang mereka manja, karena terbiasa dengan kemudahan dan kecepatan dalam kesehariannya. Generasi milenial ini hidup di era yang relatif damai dan stabil. Mereka mungkin belum ngerasain susah payahnya mencari money kayak generasi sebelumnya dan bahkan mereka pun belum ngerasain bagaimana rasanya perang atau krisis ekonomi di bumi iniGenerasi milenial ini kayaknya punya ambisi yang tinggi, mereka pengen cepet sukses dan dapetin apa yang mereka mau secepat mungkin. Mereka juga nggak sabar ngeliat hasil kerja keras mereka sendiri dan ini yang bikin mereka dianggap nggak tahan banting.Generasi milenial ini lahir di era yang penuh perubahan. Mereka ngalamin perkembangan teknologi yang super cepat, globalisasi, dan perubahan sosial yang signifikan. Nah, ini yang bikin mereka punya karakteristik yang berbeda dari generasi sebelumnya Kreatif dan Inovatif:
ADVERTISEMENT
Generasi milenial ini jago banget mikir kritis dan nyari solusi kreatif buat masalah, bahkan nereka juga bisa ber-kreatif mengelola barang” yang sebelumnya tidak bermanfaat menjadi barang yang bermanfaat bagi masyarakat. Mereka juga terbuka sama ide-ide baru yang ada dipikiran mereka dan teknologi terkini.Kolaborasi generasi milenial ini lebih suka kolab atau kerja bareng dan saling bantu, seperti dalam membangun suatu usaha, kebanyakan dari generasi milenial ini membangun usaha bersama atau satu tim dengan teman temannya. Mereka juga ngehargain nilai-nilai tim, kesetaraan dan kekompakan. Peduli Sosial generasi milenial ini lebih peka terhadap isu-isu sosial yang terjadi dilingkungan masyarakat atau bahkan lingkungan luaran. Mereka juga aktif dalam kegiatan sosial yang bersifat ke masyarakat, kemahasiswaan dan kemanusiaan.
ADVERTISEMENT
Menurut saya, Generasi milenial tumbuh di era digital yang berkembang pesat, di mana informasi dan teknologi tersedia dengan mudah. Kemampuan mereka dalam beradaptasi dengan perubahan zaman sebenarnya merupakan keunggulan, bukan kelemahan. Namun, jika adaptasi ini hanya sebatas mengikuti tren tanpa sikap kritis atau tanggung jawab, barulah muncul masalah. Milenial bukan generasi yang sepenuhnya manja, tetapi mereka hidup di zaman yang berbeda dengan tantangan yang berbeda. Jika mereka bisa mengimbangi kemudahan zaman dengan mental yang kuat dan sikap tanggung jawab, mereka justru bisa menjadi generasi paling inovatif dan berdaya saing tinggi. Jadi, daripada hanya mengkritik, lebih baik membantu mereka menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri.
Cara paling efektif untuk mengatasi permasalahan diatas adalah dengan melakukan pendekatan yang tepat agar mereka bisa berkembang menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Beri mereka tugas rumah tangga sesuai usia, seperti membersihkan kamar, mencuci piring, atau mengatur jadwal sendiri. Jangan selalu membantu dalam hal-hal kecil. Biarkan mereka mencoba dan belajar dari kesalahan. Jika mereka meminta sesuatu, tanyakan: "Apakah ini kebutuhan atau keinginan?" Ajarkan mereka untuk berusaha mendapatkan sesuatu, misalnya dengan menabung atau bekerja paruh waktu. Jangan terlalu cepat membantu saat mereka mengalami masalah. Biarkan mereka berpikir dan mencari solusi sendiri sebelum menawarkan bantuan. Buat aturan yang jelas di rumah dan tegakkan dengan konsisten. Jika mereka melanggar aturan, berikan konsekuensi yang mendidik, bukan hukuman yang berlebihan. Jangan terlalu memanjakan dengan fasilitas atau uang jajan berlebih. Ajarkan mereka untuk menghargai kerja keras dengan memberi tugas sebelum mendapatkan sesuatu. Jangan terlalu sering memuji tanpa alasan yang jelas. Beri motivasi untuk terus berkembang, tetapi juga ajarkan mereka menerima kritik dengan baik. Dorong mereka untuk ikut kegiatan di luar sekolah, seperti organisasi, olahraga, atau pekerjaan sukarela. Jika memungkinkan, biarkan mereka merasakan pengalaman kerja paruh waktu agar memahami arti usaha. Remaja belajar dari orang tua atau orang di sekitarnya. Jika ingin mereka mandiri, tunjukkan sikap mandiri dalam kehidupan sehari-hari. Jangan terlalu protektif, tetapi tetap berikan bimbingan yang seimbang.
ADVERTISEMENT